Gambar  3.    Diagram  alur  proses  penentuan  dan  pembentukan  positioning  iklan televisi melalui reproduksi sosial
3.2  Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian  dilakukan  di  Jakarta.  Pengumpulan  data  primer  dan  sekunder  di lapangan serta pengolahan data dibutuhkan waktu selama empatbelas 14  bulan,  yaitu
Juni  2008 –  Juli  2009,  di  mana  pengumpulan  data  lebih  ditekankan  pada  aspek
kontekstual,  yaitu  proses  pembentukan  dan  penentuan  positioning  melalui  reproduksi sosial pada iklan rokok Sampoerna A Mild versi televisi.
3.3 Pengumpulan Data
Penelitian  ini  difokuskan  pada  dua  2  konsep  berdasarkan  pada  permasalahan penelitian berikut :
1. Positioning  produk  pada  iklan  televisi  adalah  proses  menempatkan  dan
menghubungkan  produk  atau  merek  dengan  apa  yang  sudah  ada  dalam  benak
PENGIKLAN PENCIPTA
IKLAN
REPRODUKSI SOSIAL PROSES KONSTRUKSI SOSIAL:
Eksternalisasi Internalisasi
PROSES INTERAKSI SIMBOLIK PROSES SEMIOSIS
POSITIONING IKLAN
TELEVISI
MASYARAKAT UMPAN BALIK
Citra terhadap produkmerek
PROSES MASUKAN
KELUARAN
konsumen  sesuai  dengan  kebutuhan  spesifiknya  dirumuskan  dalam  bentuk pernyataan  positioning  berupa  klaim  dan  bukti-bukti  mendukung  yang  mewakili
citra  produk  atau  merek  dan  memiliki  hubungan  asosiatif  yang  mencerminkan karakter  produk  atau  merek  yang  tampil  secara  menyeluruh  dalam  pesan  iklan.
Proses  positioning  produk  pada  iklan  tersebut  dilakukan  melalui  tahapan mengidentifikasi  para  pesaing,  memahami  persepsi  konsumen,  menentukan  posisi
pesaing,  menganalisis  preferensi  konsumen,  menentukan  posisi  merek  produk sendiri,
mengikuti perkembangan
positioning produk
sendiri dan
mengkomunikasikannya kepada konsumen.
2. Reproduksi  sosial  pada  iklan  televisi  adalah  refleksi  realitas  yang  didefinisikan
melalui  makna  atau  citra  yang  muncul  di  dalam  pesan  iklannya.  Citra  atau  makna tersebut  merupakan  hasil  mengkonstruksi  realitas  sosial  melalui  kegiatan  praktek
suatu  produksi  makna  yang  bersifat  sosial  atau  disebut  praktek  pemaknaan.  Proses mengkonstruksi  positioning  iklan  bersifat  berkelanjutan  dan  direproduksi  melalui
kehidupan  sosial.  Pembentukan  makna  dalam  iklan  berlangsung  melalui  proses semiosis  dengan  melakukan  praktek  penandaan  lewat  kode-kode  khusus  yang
bekerja  di  dalam  iklan  seperti  kode  visual  dan  tulisan,  kode  artikulasi  dan  suara, kode  teknik  pengambilan  suara  atau  shot,  serta  keanekaragaman  efek-efek
audiovisual pada iklan televisi yang bersifat khusus dan ideologis.
Penelitian  ini  menggunakan  penelitian  kualitatif.  Penelitian  kualitatif  menurut Strauss  and  Corbin  2003  adalah  penelitian  tentang  kehidupan,  riwayat  dan  perilaku
seseorang,  di  samping  juga  tentang  peran  organisasi,  pergerakan  sosial  atau  hubungan timbal  balik.  Desain  penelitian  yang  digunakan  adalah  studi  kasus  yang  bersifat
deskriptif. Desain tersebut digunakan dengan maksud untuk mengetahui fenomena sosial tertentu,  namun  tidak  hanya  terbatas  pada  pengumpulan  dan  penyusunan  data,  tetapi
meliputi  analisis  dan  interpretasi  terhadap  data.  Hal  tersebut  dimaksudkan  juga  untuk memperoleh pemahaman menyeluruh dan tuntas Vredenbregt, 1984; Yin, 1989.
Penelitian ini tidak dikonstruksi melalui instrumentasi ketat dan peubah-peubah, tetapi  dikonstruksi  melalui  makna  yang  tercermin  dalam  realitas.  Penelitian  dilakukan
melalui klasifikasi mengenai gejala sosial yang dipermasalahkan untuk menyusun hasil penelitian  deskriptif  tentang  realitas  sosial  yang  kompleks  dalam  bentuk  tampilan
kalimat bermakna dan mudah dimengerti. Dalam hal ini, menurut Vredenbregt 1984 di dalam pengumpulan data, seorang peneliti dibimbing oleh suatu conceptual outline yang
berhubungan dengan  masalah penelitian. Data  yang   dikumpulkan dalam  penelitian  ini
dibangun  dalam  bentuk  instrumentasi  berupa  pedoman-pedoman  pertanyaan  yang bersifat  luwes  dan  dikembangkan  pada  saat  di  lapangan  melalui  wawancara  bebas
indepth  interview  disertai  pengamatan  langsung  terhadap  informan,  dan  dokumentasi yang relevan tentang  positioning dan reproduksi  sosial dalam  iklan televisi Sampoerna
A Mild. Sebelum dilakukan wawancara  mendalam, peneliti terlebih dahulu  mengadakan
pendekatan  dengan  para  informan  dan  menyampaikan  maksud  peneliti.  Peneliti mengawali percakapan dengan membicarakan permasalahan umum seperti situasi sosial
politik terkini. Langkah selanjutnya, wawancara disesuaikan dengan kebutuhan data dan informasi  yang  diperlukan  untuk  menjawab  permasalahan  penelitian.  Ketika  proses
wawancara  berlangsung,  peneliti  lebih  banyak  mendengarkan  dan  memberikan tanggapan  secukupnya.  Peneliti  melakukannya  dengan  maksud  informan  merasa
dihargai dan bersemangat memberikan informasi yang dibutuhkan. Selama  penggalian  informasi  di  lapangan,  peneliti  menggunakan  alat  bantu
perekam  suara  MP3  untuk  merekam  apa  yang  disampaikan  informan  kunci  dan  para informan, lalu memasukkan informasi yang diperoleh ke dalam catatan lapangan dalam
bentuk transkrip hasil wawancara. Peneliti menggunakan MP3 untuk melengkapi catatan yang  peneliti  lakukan  selama  wawancara  dengan  informan.  Penggunaan  MP3
sebagaimana  dikatakan  Moleong  1998  diperlukan  agar  pencatatan  data  hasil wawancara dapat dilakukan dengan cara yang sebaik dan setepat mungkin. Penggunaan
MP3 dalam penelitian ini telah memperoleh persetujuan informan. Sumber  data  primer  penelitian  adalah  informasi  yang  diperoleh  dari  informan.
Penentuan informan dilakukan dengan prinsip convenience kemudahan. Ruslan 2003 menyatakan bahwa penentuan  informan dengan cara ini berdasarkan kemudahan dalam
memilih  unsur  populasi  orang  atau  peristiwa  yang  datanya  berlimpah  dan  mudah diperoleh  oleh  peneliti.  Artinya,  peneliti  memiliki  kebebasan  untuk  memilih  sumber
informasi  yang  paling  cepat,  mudah  dan  murah.  Prinsip  kemudahan  ini  pun  penulis lakukan dalam menentukan teks iklan televisi rokok Sampoerna A Mild yang dijadikan
bahan analisis. Dari  penelusuran  di  lapangan,  peneliti  memilih  dan  menggunakan  sumber  data
informasi yang dikelompokkan sebagai berikut : 1.
Informan kunci, yaitu Teguh Handoko. Beliau adalah orang kompeten dalam bidang periklanan,  terlibat  dan  mengetahui  banyak  informasi  dalam  membentuk  dan
menentukan  positioning  rokok  Sampoerna  A  Mild  melalui  iklan  televisi.  Sebelum
mulai memimpin biro  iklan Ideasphere Advertising pada tahun 2000, beliau terlibat langsung  selama  tiga  3  tahun  dalam  tim  perencanaan  periklanan  iklan  televisi
rokok  Sampoerna  A  Mild  di  biro  iklan  Ogilvy    Matter.  Menurut  pengakuannya sampai  sekarang  masih  mengikuti  perkembangan  kampanye  iklan  Sampoerna  A
Mild.  Informasi  beliau  tentang  iklan  rokok  Sampoerna  A  Mild  sangat  penting  bagi penelitian ini, karena keterlibatannya sebagai pencipta iklan yang sudah barang tentu
mengetahui  segala  informasi  proses  periklanan  rokok  Sampoerna  A  Mild.  Untuk otentifikasi dan keabsahan data dalam penelitian ini, beliau mengizinkan penyebutan
identitas aslinya. 2.
Informan  dari  kalangan  khalayak  digunakan  untuk  mengetahui  proses  decoding terhadap teks iklan. Informan  berprofesi sebagai  dosen 2 dua orang  yaitu Arf dan
Isk,  pengacara  1  satu  orang  yaitu  Arm  dan  wartawan  1  satu  orang  yaitu  Ags. Secara  umum,  informan  dipilih  berdasarkan  pendidikan,  pengalaman  dalam
merokok, profesi dan keterdedahan iklan televisi. Data informan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.  Karakteristik informan
No  Nama, Umur
Jenis Kelamin
Domisili Pendidikan,
Profesi Media
Interpretasi
1 Ags,
42 tahun Laki-laki,
Jakarta Utara S1,
Wartawan TV,
Radio, Cetak,
Internet Bukan perokok
loyal terhadap satu merek
2 Arf,
42 tahun Laki-laki,
Cimanggis –
Depok S2,
Dosen TV,
Radio, Cetak,
Internet Pernah merokok,
suka menyaksikan
iklan rokok
3 Arm,
38 tahun Laki-laki,
Jakarta Utara S1,
Pengacara TV,
Radio, Cetak,
Internet Perokok dan
menyukai merokok sejenis
cerutu
4 Isk,
42 tahun Laki-laki,
Jakarta Pusat S2,
Dosen TV,
Radio, Cetak,
Internet Perokok A Mild
Sumber data sekunder yaitu data didapat dari kumpulan dokumen-dokumen dan artikel yang berkaitan dan mendukung penelitian. Data sekunder tersebut, yaitu :
a. Profil  iklan  televisi  rokok  Sampoerna  A  Mild  sejak  Agustus  2000  hingga  Maret
2009.  Peneliti  memperoleh  data  tersebut  melalui  penelusuran  situs  perusahaan  jasa
penyediakan  data  rekam  iklan-iklan  yang  telah  beredar  di  media  massa,  yaitu MediaBanc
www.mediabanc.ws ,  2009.  Informasi  tentang  situs  perusahaan
tersebut, penulis dapatkan dari informan kunci. Data profil tersebut, penulis pelajari untuk  memperoleh  gambaran  tentang  tema  dan  timing  iklan  televisi  Sampoerna  A
Mild. Data profil tersebut penulis tempatkan pada Lampiran 4. b.
Artikel  di  Majalah  Cakram  tahun  1996  berisi  tentang  strategi    positioning  rokok Sampoerna  A  Mild. Artikel tersebut penulis analisis dan pelajari untuk  mengetahui
pemikiran  pihak  pengiklan  rokok  Sampoerna  A  Mild  dalam  menentukan  dan membentuk positioning rokok Sampoerna A Mild melalui reproduksi sosial. Artikel
dalam bentuk kopi selengkapnya penulis tempatkan pada Lampiran 3. Teks  iklan  digunakan  sebagai  bahan  analisis  untuk  melengkapi  penelitian  ini
adalah iklan televisi Sampoerna A Mild versi ”Man Waiting Stamp Seal” dan ”Flea on the  Sofa
”.  Analisis  semiotik  Williamson  2007  digunakan  untuk  memperoleh  makna mendalam  tentang  realitas  sosial  yang  direproduksi  pengiklan  dan  pencipta  iklan.
Williamson  2007  mengkategorikan  konsepnya,  yaitu    signifier  penanda,  signified petanda  dan  sistem  referen.  Pengertian  signifier  adalah  aspek  tanda  bersifat  material
dalam wujud yang dapat diindrai sensible. Signified adalah makna aspek mental tanda bersifat abstrak di benak penutur. Sedangkan sistem referen merupakan sistem ideologis
dan menarik signifikansinya dari area-area di luar periklanan. Kedua  teks  iklan  tersebut  berdurasi  30  detik.  Untuk  memudahkan  analisis,
penulis  memecahnya  ke  dalam  bentuk  potongan  gambar  scene  per  scene  tanpa menghilangkan makna teks iklan secara keseluruhan.
3.5  Pengolahan dan Analisis Data