Media Massa Positioning Iklan Televisi Melalui Reproduksi Sosial : Kasus Iklan Sampoerna A Mild

1. Bagaimana proses reproduksi sosial yang dilakukan pencipta iklan pada iklan Sampoerna A Mild ? 2. Bagaimana proses pembentukan dan penentuan positioning iklan televisi melalui reproduksi sosial pada iklan Sampoerna A Mild ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam : 1. Proses reproduksi sosial yang dilakukan pencipta iklan pada iklan Sampoerna A Mild. 2. Proses pembentukan positioning iklan televisi melalui reproduksi sosial pada iklan Sampoerna A Mild.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Massa

Media massa merupakan kependekan dari istilah media komunikasi massa, yang secara sederhana dapat memberikan pengertian sebagai alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan serentak kepada khalayak banyak yang berbeda-beda dan tersebar di berbagai tempat Effendy, 1993; Wright, 1988. Media massa sering dibedakan menjadi media massa tampak visual, dan media massa berbentuk dengar audio, dan media massa berbentuk gabungan tampak dengan dengar audio-visual. Media massa berbentuk tampak umumnya dikerjakan dengan mesin cetak, maka disebut sebagai media massa cetak atau media cetak. Media cetak meliputi surat kabar, brosur, selebaran, majalah, buletin, tabloid, dan buku. Media massa berbentuk dengar audio meliputi semua alat mekanis yang menghasilkan lambang suara termasuk musik, seperti radio dan kaset. Media massa berbentuk gabungan tampak dan dengar audio-visual meliputi televisi, kaset musik video dan film. Radio, televisi, dan film pada dasarnya bekerja dengan elektronik sehingga disebut media elektronik Wright, 1988; Effendy, 1993; Straubhaar and LaRose, 2006. Media massa memiliki karakter berbeda satu sama lain, dengan kelebihan dan kekurangannya. Misalnya karakter televisi berbeda dengan radio, surat kabar, sebagai media konvensional. Sementara saat ini dalam era globalisasi lompatan dan kemajuan teknologi tidak diduga demikian cepatnya. Misalnya komputer menghasilkan medium internet yang dianggap sebagai medium interaktif dengan sebutan blog weblog dan vlog videolog Straubhaar and LaRose, 2006. Selain itu, teknologi seluler sudah berkembang tak kalah cepatnya misalnya dengan adanya fasilitas sms dan video streaming. Media atau dalam istilah bahasa Inggris disebut Channel adalah alat atau cara di mana pesan disampaikan dari komunikator ke komunikan Infante et al. 1993. Masih menurut Infante et al. 1993 bahwa Berlo dalam model Source, Message, Channel dan Receiver SMCR menempatkan lima panca indera manusia sebagai media channel. Bahkan Mcluhan dalam Littlejohn 1989 mengatakan bahwa media adalah pesan itu sendiri. Media massa, menurut McQuail 1989 memiliki peran mediasi penengahpenghubung antara realitas sosial yang obyektif dengan pengalaman pribadi. Sedangkan menurut Littlejohn 1989, media are organizations that distribute culture products or messages that affect and reflect the culture of society. Media massa juga memiliki peran mediasi antara realitas sosial yang obyektif dengan pengalaman pribadi khalayaknya, di mana media massa menyalurkan produk atau pesan budaya sebagai refleksi budaya masyarakatnya. Dalam dunia periklanan terkini, Kasali 1992 dan Stout dalam Straubhhar and LaRose 2006 membedakan media ke dalam tiga 3 kelompok, yaitu : a. Media lini atas terdiri dari iklan-iklan yang dimuat dalam media cetak, media elektronik radio, televisi dan bioskop, serta media luar ruang papan reklame dan angkutan. b. Media lini bawah terdiri dari seluruh media selain media di atas, seperti direct mail, pameran, point of sale display material, kalender, agenda, gantungan kunci atau tanda mata. c. Media interaktif, yaitu internet. Menurut Stout dalam Straubhaar and LaRose 2006, pengiklan melalui pencipta iklan dalam memilih media untuk beriklan berdasarkan pada apa yang ingin dicapai, jenis pesan atau informasi yang ingin dikomunikasikan dan biaya yang dikeluarkan. Pengiklan berusaha mencapai sejumlah besar khalayak dengan biaya sedikit mungkin. Biaya untuk penggunaan media bergantung pada beberapa faktor, seperti ukuran khalayak, komposisi khalayak umur, penghasilan, pendidikan, dan sebagainya, dan prestise dari media itu sendiri.

2.2 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa