tumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional. Apendiks I sedikitnya berisi 800 spesies seperti macan tutul, gajah
sumatera, harimau sumatera, dan semua spesies badak termasuk badak jawa dan badak sumatera,Apendiks II; daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tapi
mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan. Apendiks II berisi sekitar 32.500 spesies.Apendiks III; daftar spesies
tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi di negara tertentu dalam batas-batas kawasan habitatnya, dan suatu saat peringkatnya bisa dinaikkan ke dalam
Apendiks II atau Apendiks I. Dalam apendiks III berisi sekitar 300 spesies. CITES merupakan satu-satunya perjanjian global dengan fokus
perlindungan spesies tumbuhan dan satwa liar. Keikutsertaan bersifat sukarela dan negara-negara yang terikat dengan konvensi disebut para pihak parties.
Walaupun CITES mengikat para pihak secara hukum, CITES bukan pengganti hukum di masing-masing negara. Pada tahun 2002 hanya terdapat 50 para pihak
yang bisa memenuhi satu atau lebih persyaratan dari 4 persyaratan utama yang harus dipenuhi: 1 keberadaan otoritas pengelola nasional dan otoritas keilmuan,
2 hukum yang melarang perdagangan tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi CITES, 3 sanksi hukum bagi pelaku perdagangan, dan 4 hukum untuk
penyitaan barang bukti Anonim 2010a. Indonesia tergabung dalam CITES pada tanggal 28 Desember 1978 dan
konvensi ini secara resmi mulai diberlakukan sejak tanggal 28 maret 1979 melalui Keputusan Presiden No. 431978 tanggal 15 Desember 1978. Indonesia
merupakan Negara ke-48 yang tergabung dalam CITES. Selama menjadi anggota Konvensi, Indonesia secara aktif telah memberikan masukan terhadap perubahan-
perubahan peraturan di dalam Konvensi tersebut Soehartono dan Mardiastuti 2003.
2.3 Deoksiribonukleat Acid DNA
DNA merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada makhluk hidup, yang membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk
hidup dalam keseluruhannya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Semua makhluk hidup kecuali beberapa virus mempunyai DNA. Di dalam sel, bagian
terbesar dari DNA terdapat dalam nukleus, terutama dalam kromosom. Molekul
DNA juga ditemukan di dalam mitokondria, plastid, dan sentriol. Menurut studi dari foto sinar-X oleh Rosalind Franklin dikemukakan bahwa molekul DNA
mempunyai struktur seperti spiral. Berdasarkan foto yang diambil oleh Franklin tersebut, Watson dan Crick dalam bulan April 1953 mengambil kesimpulan
bahwa Suryo 2008 : a
Deretan polinukleotida DNA mempunyai bentuk sebagai spiral teratur b
Spiral itu mempunyai diameter kira-kira 20 Amstrong, dan lebar spiral tersebut tetap
c Mengingat bahwa molekul DNA sangat padat, maka spiral DNA terdiri dari
dua buah spiral yang mengandung dua deretan polinukleotida Suryo 2008 menjelaskan baha dua buah pita polinukleotida yang
berbentuk double helix dalam molekul DNAdihubungkan oleh atom H yang sangat lunak. Jika suatu larutan yang mengandung DNA dipanaskan atau dibubuhi
alkali yang kuat, maka ikatanhydrogen itu menjadi lebih labil dan putus. Dua pita spiral dari molekul DNA akan membuka, proses ini dinamakan denaturasi DNA.
Jika larutan tersebut kemudian didinginkan kembali atau dinetralisir secara perlahan-lahan, maka terbentuklah pasangan-pasangan basa itu kembali. Peristiwa
ini dinamakan renaturasi.
2.4 Keragaman Genetik
Finkeldey 2005menyatakan bahwa keragaman genetik merupakan perbedaan gen yang terkandung dalam individu suatu populasi dan berhubungan
dengan kemampuan beradaptasi suatu individu dalam mengalami perubahan selama proses perkembangan. Keragaman genetik dapat diwariskan kepada
keturunannya dan terjadi karena adanya rekombinasi genetik sebagai akibat adanya persilangan-persilangan dan adanya mutasi.
Jenis-jenis pohon memperlihatkan keragaman dalam sifat-sifatnya.Dalam suatu jenis pohon dapat dijumpai beberapa keragaman yaitu keragaman geografis
antar provenansi, keragaman lokal antar tempat tumbuh, keragaman antar pohon, dan keragaman dalam pohon.Ada dua sebab utama yang menimbulkan
keragaman, yaitu perbedaan lingkungan dan perbedaan struktur genetik. Keragaman genetik dari suatu keturunan merupakan hasil dari perkembangbiakan
secara seksual Aritonanget al. 2007.
Penanda genetik merupakan alat yang sangat penting untuk mempelajari sistem genetika pohon hutan. Beberapa manfaat penting dari penanda genetik
adalah sebagai alat pembantu dalam identifikasi klon, identifikasi hibrid, pengukuran variasi genetik di dalam dan antar populasi, penelitian sistem
reproduksi yang mencakup sistem perkawinan dan aliran gen, pembuktian pengaruh seleksi dan identifikasi QTL Quantitative Trait Loci. Terdapat banyak
jenis penanda genetik yang telah diidentifikasi. Beberapa penanda genetik yang banyak digunakan dalam genetika hutan, yaitu polimorfisme morfologi, sifat-
sifatwarna, produksi metabolisme sekunder, isoenzim, dan penanda DNA Finkeldey 2005.
Penanda marka dapat digolongkan atas tiga, yaitu marka morfologis, marka sitologi, dan marka molekuler. Penanda morfologi adalah penanda yang
berdasarkan bentukorgan-organ tanaman yang mudah diamati.Penanda morfologi digunakan dalamdeskripsi taksonomi karena lebih mudah, lebih cepat, sederhana,
dan lebih murah.Akan tetapi, penanda ini dapat dimodifikasi oleh lingkungan sehingga dianggaptidak stabil Wulandari 2008.Penanda ini mudah dilihat oleh
mata dan telah banyak digunakan sejak awal genetika.Contohnya adalah warna, rambut daun, serta ukuran atau bentuk organ tertentu. Walaupun mudah dan
masih dipakai biasanya digunakan untuk mengontrol berhasilnya suatu persilangan, penanda morfologi dapat dimodifikasi oleh pengaruh lingkungan
sehingga dianggap tidak stabil Aritonang et al. 2007. Menurut Asiedu 1989 dalam Aritonanget al. 2007, penanda sitologi
adalah penanda yang digunakan untuk membantu pemuliaan tanaman melalui ukuran kromosom, rasio tangan kromosom dan pola pita teknik-teknik pewarnaan
kromosom.Penggunaan penanda sitologi khususnya pola pita kromosom dimungkinkan pada spesies-spesies tanaman yang mempunyai kromosom dengan
ukuran yang lebihbesar, misalnya pada tanaman gandum. Aritonang et al. 2007 menjelaskan bahwa penanda molekuler adalah
penanda yang dihasilkan dari DNA atau RNA jadi penanda biokimia, yang sebenarnya juga molekul, tidak termasuk didalamnya. Penanda molekuler bersifat
stabil karena DNA bersifat kekal dan tidak terpengaruh lingkungan.
2
m y
T y
d p
d R
m j
k j
t a
n
2.5 PCR Po