Keragaman Genetik dalam Populasi Gaharu

Tabel 8memperlihatkan bahwa hasil amplifikasi silang berada pada kisaran panjang fragmen bp yang diharapkan.Berdasarkan Tabel 8 tersebut penulisan alel didasarkan pada panjang panjang fragmen, misalnya untuk A. malacensis alelnya dapat ditulis A 143 , A 145 , A 153 , A 164, dan A 186 , begitu juga dengan jenis yang lainnya. Pada Tabel 8 juga dapat dilihat adanya shared alelle, yaitu alel yang ditemukan pada beberapa jenis gaharu yang diteliti. Fragmen ini dapat ditemui pada base pair 143, 145, 153,158, 164, 180, 186, dan 216.Selanjutnya hasil scoring genotype dari populasi yang diteliti berdasarkan jenis secara lengkap disajikan pada Lampiran 3 sampai 10.

4.2 Keragaman Genetik dalam Populasi Gaharu

Secara umum variasi genetik dapat diukur dengan dua parameter, yaitu dalam populasi dan antar populasi. Peubah yang digunakan untuk mencirikan variasi genetik dalam populasi yaitu Presentase Lokus Polimorfik PLP, dan rata- rata jumlah alel per lokus AL, dan variasi genetik H e Finkeldey 2005. Hasil analisis mikrosatelit pada daun dan kayu gaharu disajikan pada Tabel 10.Adapun hasil analisis dari PopGene disajikan pada Lampiran 11. Tabel 10 Variasi genetik dalam populasi gaharu alam dan tanaman No Populasi N PLP N a N e H e Rata- rata H e 1 A. malaccensis 32 100.00 2.7500 2.1981 0.5424 HT 2 A. microcarpa 8 100.00 2.5000 2.1138 0.5234 0.5443 3 A. crasna 15 100.00 2.7500 2.3492 0.5672 4 Gyrinops sp. 10 100.00 2.0000 1.9950 0.4987 5 A. malaccensisRiau 20 100.00 2.2500 2.2326 0.5397 HA 6 A. malaccensisNTB 20 100.00 2.0000 1.7762 0.3988 0.4642 7 A. microcarpa 20 100.00 2.0000 1.8036 0.4197 8 Kayu A. malaccensis 2 100.00 2.0000 2.0000 0.5000 kayu 9 Kayu A. filarial 7 100.00 2.0000 2.0000 0.5000 0.5000 Rata-rata 15 100.00 2,2500 2.0520 0.4988 Keterangan : 1-4 hutan tanaman , 5-7 hutan alam, 8-9 kayu N = Jumlah total individu; PLP = Persentase Lokus Polimorfik; N a = Jumah alel yang diamati; N a = Jumah alel efektif Kimura and Crow 1964; H e = Diferensiasi genetik Nei 1973Heterozigositas harapan Secara umum nilai keragaman genetik H e gaharu alam dan tanaman tidak berbeda jauh, yaitu sebesar 0.5443 hutan tanaman dan 0.4642 hutan alam. Hal ini mungkin disebabkan oleh sebagian besar gaharu tanaman masih berasal dari biji atau cabutan yang diambil dari alam.Akan tetapi, akhir-akhir ini beberapa gaharu hasil budidaya sudah dikembangkan dengan menggunakan teknik kultur jaringan sebagai akibat semakin langkanya gaharu di hutan alam.Penambahan zat pengatur tumbuh ke dalam media kultur, sumber eksplan yang digunakan serta sub kultur dapat mempengaruhi terjadinya variasi somaklonal pada tanaman hasil kultur jaringan Azwin2007. Hal ini bisa menyebabkan keragaman genetik berubah pada suatu populasi,sehingga dapat memberikan peluang dalam membedakan struktur genetik gaharu hasil budidaya dengan hasil gaharu dari alam. Tabel 10menampilkankeragaman genetik H e gaharu di dalam populasi berkisar antara 0,3988 - 0,5672 dan persentase lokus polimorfik yaitu sebesar 100.Nilai H e tersebut tergolong masih tinggi.Hal ini sesuai dengan penelitian Rambey 2011 yang menyatakan bahwa keragaman genetikmindi besar sebesar 0,439 dan mindi kecil sebesar 0,373 masih tergolong tinggi. Keragaman genetik beberapatanaman kehutanan disajikan dalam Tabel 11.Selain itu, Harada et al. 2003 menyatakan H e sebesar 0.322 pada Avicennia marina Forsk. di Vietnam termasuk tinggi yang digunakan sebagai pusat keragaman genetik.Harada et al. 2006 juga menyatakan bahwa H e sebesar 0.244 tergolong pada keragaman genetik yang rendah.Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa rata-rata keragaman geneti tanaman kehutanan adalah sebesar 0.4123.Nilai tersebut jika dibandingkan dengan kergaman genetik gaharu sampel penelitian memiliki nilai yang lebih rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa keragaman genetik gaharu masih tergolong tinggi. Tabel 11 Keragaman genetik H e beberapa jenis tanaman kehutanan No Jenis Sumber H e 1 Melia azedarach Rambey 2011 0.3730 2 Melia excelsa Rambey 2011 0.4390 3 Avicennia marina Harada et al. 2003 0.3220 4 Kandelia sp. Harada et al. 2006 0.3220 5 Shorea leavis Yunanto 2010 0.4443 6 Shorea leprosula Lee et al. 2004 0.6860 7 Shorea cursitii Ujino et al. 1998 0.6220 rata-rata 0.4123 8 Gaharu sampel penelitian 0.4988 : nilai H e dengan metode mikrosatelit Populasi yang mempunyai keragaman terendah Tabel 10 adalah A. malaccensis dari hutan alam, sedangkan yang mempunyai keragaman tertinggi adalah A.crassna dari hutan tanaman. Rendahnya keragaman genetik dari jenisA. malaccensisini mungkin disebabkan oleh kelangkaannya di alam jarang ditemukankerapatan rendah jika dibandingkan dengan jenis gaharu yang lainnya.Hal ini sesuai dengan Mahfudz 2010 yang menyatakan bahwa keragaman Mebau yang mengalami eksploitasi lebih awal memiliki keragaman genetik yang rendah.Finkeldey 2005 juga menyatakan bahwa jenis dalam populasi yang mempunyai kerapatan rendah mempunyai variasi genetik rata-rata yang lebih rendah bila dibandingkan dengan jenis dalam populasi dengan kerapatan tinggi.Salah satu hal yang menyebabkan kelangkaan ini misalnya pemanenan berlebihan, karena jenis A. malaccensis merupakan penghasil gaharu berkualitas terbaik dengan nilai jual yang tinggi Sukandar 2009. Nilai variasi genetik gaharu dari hutan tanaman dan hutan alam dapat digunakan untuk kepentingan aktivitas pemuliaan pohon dan konservasi sumberdaya genetik serta penelusuran asal-usul tanaman.Hal ini disebabkan karena kemampuan suatu jenis pohon hutan untuk beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan sangat tergantung pada keragaman genetik dan multiplisitas individual pohon dalam populasi.

4.3 Keragaman Genetik antar Populasi semua Jenis Gaharu