2.2 Dampak Ekologis Spesies Tumbuhan Asing Invasif
Spesies asing invasif berkembang demikian pesat, sehingga merugikan spesies asli. Melalui kompetisi perebutan sumberdaya yang terbatas, spesies asing
invasif dapat menggantikan spesies asli, mengalahkan spesies asli hingga punah, atau mengubah kondisi habitat sehingga spesies asli tidak dapat bertahan lagi.
Wilcove et al. 1998 melaporkan bahwa spesies eksotik yang invasif merupakan ancaman terhadap spesies terancam punah di Amerika Serikat, dan berdampak
buruk, terutama bagi burung dan tumbuhan. Spesies asing invasif juga dapat mendominasi suatu habitat baru dimana spesies tersebut tumbuh salah satu
faktornya adalah ketiadaan predator dan parasit alami di habitat tersebut Primack 1998. Saat ini, spesies tumbuhan asing invasif juga telah menjadi permasalahan
ekologi di Indonesia, terutama kawasan konservasi. Beberapa Taman Nasional di Indonesia yang telah terinvasi oleh spesies tumbuhan asing invasif disajikan pada
Tabel 1. Tabel 1 Spesies tumbuhan asing invasif di beberapa Taman Nasional di
Indonesia
No. Lokasi
Spesies
1. TN Baluran
Acacia nilotica, Thespesia lampas, Brachiaria reptans, Abelmoschus moschatus, Flemingea lineata
2. TN Gunung Gede Pangrango
Passiflora suberosa, Eupatorium sordidum, Eupatorium riperum, Eupatorium inulifolium, Cestrum aurantiacum,
Brugmansia suaveolens, Clidemia hirta, Cobaea scandens, Musa acuminata
3. TN Ujung Kulon
Chromolaena odorata 4.
TN Meru Betiri Lantana camara, Chromolaena odorata, Hyptis capitata,
Synedrella nodiflora, Paspalum conjugatum, Ottochloa nodosa, Sida acuta, Cyperus sp., Kyllingia monocephala,
Ageratum conyzoides, Vernonia cinerea, Sclerea purpurea, Urena lobata
5. TN Bukit Barisan Selatan
Merremia peltata, Imperata cylindrica 6.
TN Wasur Eichhornia crassipes, Chromolaena odorata, Mimosa
pigra, Stachytarpheta urticaefolia, Lantana camara, Acacia nilotica
Sumber: BLK 2010, Purwono et al. 2002.
Spesies tumbuhan asing invasif juga dapat mempengaruhi kondisi populasi, kekayaan, keanekaragaman, komposisi, kelimpahan, dan interaksi
termasuk mutualisme, berdampak langsung pada tingkat spesies yang terjadi pada proses predasi, kompetisi, dan penyebaran parasit pada individu organisme
Reaser et al. 2007. Salah satu contoh adanya gangguan ekologis akibat invasi spesies tumbuhan asing adalah invasi Acacia nilotica yang telah menginvasi 5000
hektar kawasan Taman Nasional Baluran atau seperlima dari luas kawasan seluruhnya. Hal ini berdampak negatif pada habitat banteng yang menjadi fokus
konservasi di kawasan ini dan satwa lainnya Mutaqin 2002. Contoh kasus lain adalah enceng gondok Eichhornia crassipes yang saat
ini telah menimbulkan permasalahan dengan perkembangbiakannya yang cepat sehingga sulit dikendalikan. Enceng gondok telah menginvasi daerah irigasi di
Indonesia Pane Hasannudin 2002. Menurut TAES 2008 diacu dalam Ujiyani 2009 bentangan enceng gondok dapat menyebabkan terjadinya
kekurangan oksigen perairan dan membunuh ikan-ikan yang ada di dalamnya. Sementara Cock 2001 diacu dalam Ujiyani 2009 mengemukakan bahwa
enceng gondok dapat menyebabkan tergantikannya populasi tumbuhan air yang sudah ada.
2.3 Peraturan Mengenai Spesies Asing Invasif