Dominansi spesies tumbuhan Komposisi Tumbuhan .1 Komposisi spesies dan famili

bawah di lokasi tersebut, sehingga ada kemungkinan beberapa spesies tidak terhitung karena tidak terlihat atau telah mati Gambar 4. Komposisi spesies dan famili terendah dijumpai pada Tegakan Karet di depan Asrama C4 Silva. Rendahnya komposisi spesies dan famili ini selain karena komunitas tegakan pohon yang homogen, juga disebabkan oleh perlakuan yang diberikan secara berkala di bawah tegakan karet terhadap tumbuhan bawah, yakni berupa pemotongan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi di bawah tegakan karet yang relatif bersih dari semak, perdu atau habitus lain yang termasuk tumbuhan bawah, kecuali rumput Gambar 4. Spesies tumbuhan yang ada di bawah tegakan ini kebanyakan yang berhabitus herba berupa rerumputan. Gambar 4 Pemotongan tumbuhan bawah di lokasi penelitian. A Hutan Al-Hurriyyah, B Tegakan Karet Asrama C4 Silva.

5.1.2 Dominansi spesies tumbuhan

Dominansi suatu spesies dalam komunitas tumbuhan dapat menggunakan Indeks Nilai Penting INP sebagai paramaternya. Spesies tumbuhan yang paling mendominasi atau memiliki INP terbesar di setiap lokasi hanya terdiri dari lima spesies, yaitu Calophyllum soulattri , Ficus repens, Lepidagathis javanica, Piper sarmentosum dan Wedelia calendulacea . C. soulattri dan F. repens, hanya mendominasi di satu lokasi, yakni masing-masing di Arboretum Fahutan dan Hutan Cikabayan. L. javanica, paling mendominasi di Arboretum Lanskap, Tegakan Karet di depan Rusunawa, dan Asrama C4 Silva. P. sarmentosum, paling mendominasi di Hutan samping Masjid Al-Hurriyyah dan Tegakan Pinus Cangkurawok. Sementara W. calendulacea, paling mendominasi di Arboretum Hutan Tropika, Tegakan Jati Sengked, dan Tegakan Sengon Rektorat. Sementara A B itu, b erdasarkan hasil analisis vegetasi, spesies yang memiliki INP ≥10 berjumlah 27 spesies Tabel 2. Tabel 2 Spesies tumbuhan dengan INP ≥10 di lokasi penelitian Nama Spesies LokasiINP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Axonopus compressus 11,37 28,92 11,4 Borreria laevicaulis 15.46 Borreria latifolia 10,9 Brachiaria mutica 13,87 22,4 25,3 14,34 17,03 10,11 14,23 Caladium bicolor 10,1 Calophyllum soulattri 57,65 Centrosema pubescens 10,87 Clidemia hirta 17,26 Commelina benghalensis 17,47 Costus speciosus 11,32 Cyathula prostata 10.86 Dieffenbachia seguine 11,04 Elaeis guineensis 18,74 35,95 Ficus aurata 13,09 Ficus montana 42,37 13,58 17,15 Ficus repens 25,93 Gleichenia linearis 17,03 Hedyotis verticillata 13,46 Lantana camara 12,34 Lephatherum gracile 11,07 13,43 Lepidagathis javanica 74,15 37,86 44,85 22,5 Piper caninum 14,67 Piper sarmentosum 29,23 25,23 Stelechocarpus burahol 13,31 Syzygium polyanthum 14,69 10,75 Tetracera scandens 16,36 Wedelia calendulaceae 54,03 33,74 28,68 Keterangan : 1. Arboretum Fahutan, 2. Arboretum Hutan Tropika, 3. Arboretum Lanskap, 4. Hutan Al- Hurriyyah, 5. Hutan Cikabayan, 6. Tegakan Karet Rusunawa, 7. Tegakan Karet Asrama C4 Silva, 8. Tegakan Jati Sengked, 9. Tegakan Pinus Cangkurawok, 10. Tegakan Sengon Rektorat. Spesies tumbuhan yang mendominasi di lokasi penelitian lima spesies termasuk ke dalam lima famili, yakni Cluciaceae C. soulattri, Moraceae F. repens, Piperaceae P. sarmentosum, Acanthaceae L. javanica, dan Asteraceae W. calendulacea. Menurut Sastroutomo 1990 dari kelima famili tersebut, famili Asteraceae merupakan salah satu famili dalam 12 famili spesies tumbuhan penting yang termasuk gulma berbahaya di dunia. Dominannya W. calendulacea Asteraceae di Kampus IPB Darmaga di tiga lokasi erat kaitanya dengan ekologi dan penyebaran tumbuhan tersebut. Pujowati 2006 juga mengungkapkan bahwa W. calendulacea merupakan spesies yang paling banyak ditemukan di daerah Pulau Jawa. INP yang tinggi menunjukkan bahwa kelima spesies yang dominan memiliki jumlah individu paling banyak, kerapatan dan frekuensi perjumpaannya dalam komunitas juga tinggi. Spesies yang dominan merupakan spesies yang berhasil mengefisiensikan energi yang ada di dalam lingkungannya. Dominansi dikarenakan kelima spesies tersebut mampu bertahan dan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan lebih baik dibanding spesies lain dalam komunitasnya. Sutisna 1981 diacu dalam Rosalia 2008 mengemukakan bahwa suatu spesies tumbuhan dapat dikatakan berperan atau berpengaruh dalam suatu komunitas apabila memiliki INP untuk tingkat semai ≥ 10, begitu juga dengan tumbuhan bawah. Hal ini berarti 27 spesies Tabel 2 yang memiliki INP ≥10, merupakan spesies-spesies yang berpengaruh di masing-masing komunitasnya. Sementara itu, spesies yang dominan dalam suatu komunitas tumbuhan biasanya memiliki INP paling tinggi diantara spesies lainnya. Selain itu, besarnya nilai INP juga menandakan besar atau tidaknya pengaruh spesies tersebut dalam suatu komunitas tumbuhan Indriyanto 2006 .

5.1.3 Keanekaragaman dan kemerataan spesies tumbuhan