V. SIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Simpulan
Berdasarakan citra satelit, peningakatan muka air laut di wilayah Semarang memiliki
laju sebesar 6,87 mm tahun. Artinya muka laut semarang akan bertambah 6,87 mm setiap
tahunnya. Dengan adanya peningkatan muka laut ini maka akan ada wilayah genangan yang
terjadi di Kota Semarang. Wilayah genangan ini mengalami pertambahan luas sejalan dengan
pertambahan tinggi kenaikan muka air laut.
Selain wilayah genangan, kenaikan muka air laut di Semarang juga menyebakan perubahan
panjang garis pantai. Perubahan panjang garis pantai ini dari yang semula 47,61 km menjadi
50,7 km pada tahun 2100. Perubahan panjang garis pantai ini menyebabkan terjadinya abrasi
pada sepanjang garis pantai Semarang. Selain itu, juga membuat terumbu karang semakin
terbenam ke dalam lautan.
Kerugian ekonomi dari setiap penggunaan lahan mempunyai nilai yang berbeda-beda.
Nilainya bergantung pada nilai produktivitas dan investasi yang diberikan kepada lahan
tersebut. Nilai
kerugian ekonomi
total meningkat seiring dengan peningkatan luas
wilayah genangan. Nilai kerugian pada tahun 2050 diperkirakan adalah sebesar 6,7 miliar
rupiah dan pada tahun 2100 sebesar 6,8 miliar rupiah.
Besarnya biaya lingkungan yang harus ditanggung oleh masyarakat adalah sebesar 36
juta rupiah per hektar. Biaya tersebut lebih kecil dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan
untuk membangun seawall
. Biaya yang
dibutuhkan untuk membangun seawall adalah sebesar 300 juta rupiah. Dengan demikian perlu
adanya sebuah
upaya pengganti
untuk menanggulangi kenaikan muka air laut dengan
biaya yang lebih ringan. Cara lain trsebut antara lain
relokasi atau
pembangunan rumah
panggung untuk wilayah pesisir. Untuk mengurangi kerugian akibat dampak
kenaikan muka air laut masayarakat dapat melakukan adaptasi.
Adaptasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Adaptasi dan
mitigasi dapat dilakukan dengan upaya fisik dan non-fisik. Upaya-upaya tersebut bergantung
pada jenis pola genangan. Pada pola genangan A upaya yang dilakukan dapat berupa reklamasi,
relokasi dan rumah panggung. Pada pola genangan B upaya yang dilakukan adalah
pembangunan seawall.
5. 2 Saran
Penggunaan macro
VBA for
Excel menyebabkan keterbatasan luasan wilayah peta
yang digunakan. Unuk itu disarankan agar pada penelitian selanjutnya perangkat lunak dapat
diubah ke dalam bahasa lain seperti Matlab. Prediksi kenaikan muka air laut seharusnya
diintegrasikan ke dalam perangkat lunak. Wilayah genangan yang terjadi lebih baik juga
memperhitungkan pasang surut air laut dan laju subsidensi daerah penelitian. Kejadian iklim
ekstrim juga akan sangat mempengaruhi kenaikan muka air laut, sehingga perlu juga
untuk diperhitungkan. Sarana dan prasana transportasi yang terendam seperti jalan, stasiun,
terminal,
dan bandara
sebaiknya turut
diperhitungkan sebagai kerugian ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Ali M. 2010. Kerugian Bangunan Perumahan Akibat Rob dan Arah Kebijakan
Penanganannya di
Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang [tesis].
Pasca Sarjana. Semarang: Universitas Dipenogoro.
Aviso. 2011. Mean Sea Level Rise and The Greenhouse Effect.
www. aviso. oceanobs. com [2 Februari 2011].
Aviso. 2011. Mean Sea Level Rise. www. aviso. oceanobs. com [2 Februari 2011]
[BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Semarang. 2000. Profil Wilayah
Pantai dan Laut Kota Semarang [Laporan]. Semarang: BAPPEDA.
[BAPPENAS] Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional. 2010. Analisis
dan Proyeksi Kenaikan Muka Air Laut dan Cuaca Ekstrim [Laporan]. Jakarta:
BAPPENAS.
[BPS] Biro Pusat Statistik. 2009. Jawa Tengah Dalam
Angka 2009
[Laporan]. Semarang: BPS.
Church J et. al. 2001. Changes in sea level: The Scientific
Basis, Contribution
of Working
Group I to
the Third
Assessment Report
of the
Intergovernmental Panel on Climate Change.
Cambridge: Cambridge
University Press. Darwin R F. and Richards S J T. 2001.
Estimates of the Economic Effects of Sea
PENILAIAN DAMPAK KENAIKAN MUKA AIR LAUT TERHADAP WILAYAH PESISIR
STUDI KASUS: KOTA SEMARANG
UJI ASTRONO PRIBADI
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
V. SIMPULAN DAN SARAN