2.1 Luas Wilayah Genangan Dari hasil pengolahan data diperoleh luas 2.2 Kemiringan Pantai Kemiringan suatu pantai akan berpengaruh 2.3 Panjang Garis Pantai Pantai merupakan wilayah daratan yang

dalam perhitungan. Hal tersebut dikarenakan penurunan muka tanah di Kota Semarang sangat bervariasi pada setiap wilayah.

4.2 Peta Wilayah Genangan

Peta wilayah genangan diprediksi dengan menggunakan perangkat lunak khusus. Perangkat lunak tersebut dibuat dengan memanfaatkan Macro VBA Excel. Perangkat lunak akan menghitung panjang garis pantai, kemiringan pantai, dan luas wilayah genangan. Perangkat lunak dibuat dengan menggunakan algoritma empat titik. Algoritma tersebut dipilih guna menghindari kesalahan akibat adanya wilayah cekungan yang terdapat di wilayah pantai. Hasil prediksi kenaikan muka air laut dari satelit altimetri dijadikan sebagai input perangkat lunak khusus. Dari hasil olah data menggunakan perangkat lunak diperoleh peta wilayah genangan. Peta keluaran model berupa peta DEM ASCII dengan nilai 0, 1 dan 2. Angka –angka tersebut mewakili lautan, daerah yang tergenang dan daratan. Peta hasil keluaran Arc view membedakan jenis wilayah berdasarkan warna. Wilayah yang berwarna biru merupakan wilayah laut, wilayah yang berwarna biru muda merupakan wilayah yang tergenang, sedangkan wilayah yang berwarna hijau merupakan wilayah dartan. Gambar 15 Peta DEM ASCII pada sebagian wilayah kajian saat kenaikan muka air laut 0,35 m Gambar 16 Peta DEM ASCII pada sebagian wilayah kajian saat kenaikan muka laut 0,69 m Terdapat tiga pola genangan yang mungkin terjadi akibat kenaikan muka air laut. Ketiga pola tersebut mewakili jenis topografi yang berbeda. Pola genangan A adalah genangan yang langsung menggenangi wilayah yang lebih renadah dari kenaikan muka air laut dan tidak terahalang topografi. Pada wilayah pantai umumnya mempunyai pola genangan A, sedangkan pada wilayah yang memliki topografi lebih tinggi di bibir pantai umunya mengalami pola genangan B. Pola genangan B adalah air laut yang masuk melalui celah-celah topografi. Pola genangan C terjadi pada wilayah yang dilalui oleh anak sungai. Berdasarkan hasil pengolahan terlihat ada 2 pola genangan yang terjadi. Kedua pola tersebut ada lah pola A dan pola B. Pola A terjadi hampir di seluruh wilayah pantai utara Kota Semarang. Pola B terjadi hanya terjadi di beberapa titik di Kecamatan Genuk. Tabel 5. Pola Genangan Pola Keterangan A Air laut menggenangi wilayah yang lebih rendah dari kenaikan muka air laut dan tidak terhalang topografi B Air laut masuk melalui celah topografi C Air laut masuk melalui anak sungai

4. 2.1 Luas Wilayah Genangan Dari hasil pengolahan data diperoleh luas

wilayah genangan dengan luas yang terbesar terjadi pada kenaikan 0,35 dan 0,69 meter wilayah yang tergenang hampir sama yaitu 1,828 km 2 dan 1,862 km 2 . Luas wilayah ini akan berpengaruh terhadap kerugian ekonomi dan jumlah pengungsi. Apabila semakin luas wilayah yang tergenang maka akan semakin besar kerugian ekonomi dan akan semakin banyak jumlah pengungsi. Luas wilayah genangan akan semakin luas apabila penurunan muka tanah dihitung. Tabel 6 Luas daratan yang tergenang akibat kenaikan muka laut Tahun Luas Daratan Yang Hilang km 2 2050 1,828 2100 1,862 Wilayah genangan di Kota Semarang didoaminasi oleh pola genangan A. Pola ini mengakibatkan adanya abrasi di sepanjang garis pantai Kota Semarang. Pola ini juga mengakibatkan pergeseran wilayah pantai. Hal tersebut mengakibatkan luas daratan menjadi menyusut.

4. 2.2 Kemiringan Pantai Kemiringan suatu pantai akan berpengaruh

terhadap penggunaan lahan tersebut. Semakin landai lahan maka akan semakin banyak dimanfaatkan sebagai lahan untuk pemukiman dan industri. Karena pembangunan infrastruktur dan transportasi menjadi lebih mudah. Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa kemiringan pantai di kota semarang adalah sebesar 0,52. Berdasarkan klasifikasi kemiringan lahan, nilai 0,52 masuk ke dalam kelas satu dan memiliki kemiringan yang datar.

4. 2.3 Panjang Garis Pantai Pantai merupakan wilayah daratan yang

berbatasan dengan laut. Garis pantai merupakan adalah batas pertemuan laut dan daratan yang posisinya tidak tetap dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut dan erosi atau akreasi pantai yang terjadi. Terjadinya wilayah genangan akibat kenaikan muka air laut menyebabkan perubahan posisi dan panjang garis pantai. Terjadi perubahan panjang garis pantai yang semula 47,61 km menjadi lebih panjang. Pada saat kenaikan muka air laut 0,35 m panjang garis pantai bertambah menjadi 50,46 km dan pada saat kenaikan muka air laut sebesar 0,69 m panjang garis pantai bertambah menjadi 50.7 km. Kenaikan muka air laut seharusnya mengakibatkan panjang garis pantai akan berkurang. Karena panjang garis pantai diukur mengelilingi seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial suatu negara. Sehingga, bila luas daratan menyusut maka keliling pantai akan berkurang. Namun dalam penelitian ini akibat kenaikan muka air laut panjang garis pantai menjadi bertambah panjang. Hal tersebut dikarenakan air laut masuk melalui celah daratan yang ada di pantai, sehingga membuat air akan membentuk wilayah seperti sebuah danau yang mengakibatkan panjang garis pantai bertambah panjang. Asumsi yang digunakan dalam menentukan panjang garis pantai adalah bahwa setiap wilayah daratan bertemu dengan lautan dan genangan air laut merupakan wilayah pantai. Tabel 7 Perubahan panjang garis pantai Tahun Panjang Garis pantai Sesudah KML km 2050 50. 46 2100 50. 7 Perubahan garis pantai tidak hanya ditandai dengan pertambahan panjang garis pantai. Perubahan lain yang terlihat adalah pergeseran garis pantai sepanjang 60 m ke arah daratan. Hampir seluruh garis pantai Kota Semarang bergeser ke arah daratan. Pergeseran ini terjadi karena genangan menggenang dengan pola A.

4. 3 Peta Penggunaan Lahan