I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Kenaikan muka air laut merupakan salah satu isu global yang sedang mengemuka saat ini.
Banyak penelitian yang dilakukan mengenai kenaikan muka air laut. Kenaikan muka air laut
dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu mencairnya es di kutub, kejadian iklim ekstrim dan turunnya
permukaan tanah akibat adanya kompaksi lahan.
Pengukuran terhadap kenaikan muka air laut telah dilakukan sejak lama. Pada awalnya
pengukuran dilakukan dengan memanfaatkan pasang surut air laut. Saat ini pengukuran
dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan satelit
altimetri. Perubahan tinggi muka air laut dicatat secara berkala dan kemudian disajikan dalam
bentuk citra.
Wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat potensial untuk perkembngan ekonomi,
namun sangat rentan terhadap kenaikan muka air laut. Banyak industri besar yang didirikan di
wilayah pesisir karena kemudahan akses transportasi.
Industri-industri inlah
yang kemudian mendorong tumbuhnya perekonomian
di wilayah tersebut. Nilai kerugian ekonomi akan sangat berbeda
untuk setiap penggunaan lahan. Besarnya nilai kerugian ekonomi akan bergantung pada tingkat
produktivitas lahan yang tergenang. Hilangnya lahan akibat kenaikan muka air laut, tidak hanya
menimbulkan kerugian ekonomi tetapi juga hilangnya keanekaragaman hayati di wilayah
tersebut.
Masalah pengungsi,
timbulnya wabah
penyakit dan menurunnya kualitas air tanah merupakan masalah-masalah lain yang akan
timbul selain kerugian ekonomi. Penanganan pasca bencana yang tepat dan cepat sangat
diperlukan guna mengurangi korban jiwa.
Adaptasi dan mitigasi akibat adanya perubahan pada lingkungan akan sangat
membantu mengurangi kerugian. Adaptasi dan mitigasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara,baik secara fisik atau non fisik. Secara fisik adaptasi dapat dilakukan dengan cara
merubah
bentuk bangunan atau
dengan mebangun bendungan. Adaptasi non-fisik dapat
dilakukan dengan relokasi dan regulasi pada wilayah pesisir.
1. 2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Memprediksi kenaikan muka air laut 2.
Memetakan wilayah yang terkena dampak dari kenaikan muka air laut
3. Menghitung kerugian ekonomi dan jumlah
pengungsi akibat adanya kenaikan muka air laut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Kenaikan Muka Laut
Peningkatan aktivitas
manusia mengakibatkan terjadinya kenaikan kualitas dan
kuantitas gas rumah kaca di atmosfer. Peningkatan ini memicu terjadinya peningkatan
suhu global. Rata-rata suhu permukaan global telah meningkat sebesar 0,6 ± 0,2°C sejak akhir
abad ke-19. Akibat terjadinya pemanasan global yang disebabkan oleh manusia, muka air laut
mengalami
peningkatan secara
perlahan. Peningkatan muka laut global akan mencapai
ketinggian 9-88
cm pada
tahun 2100
dibandingkan tahun 1990 Church et al. 2001. Global warming
menyebabkan kenaikan tinggi muka air laut, baik akibat ekspansi
volume air laut karena naiknya suhu air laut, maupun mencairnya es glasier dan es di kutub
utara dan selatan. Meskipun dampak kenaikan tinggi muka air laut hanya menjadi wacana di
kalangan ilmuwan, tetapi setiap penduduk terutama yang tinggal di daerah pantai harus
tanggap akan risiko terhadap penurunan kualitas kehidupan di lingkungan pantai akibat naiknya
tinggi muka air laut. Sementara itu, berbagai hasil studi perubahan iklim menunjukkan bahwa
potensi kenaikan tinggi muka air laut akan bervariasi dari 60cm sampai 100cm, sampai
dengan tahun 2100 BAPPENAS 2010.
Kenaikan tinggi muka laut TML secara gradual akibat pemanasan global merupakan
salah satu aspek yang paling kompleks dari efek pemanasan global, dengan akselerasi tingkat
kenaikannya seiring dengan semakin intensifnya progres pemanasan global. Kenaikan TML
mempertinggi risiko terjadinya erosi, perubahan garis pantai dan mereduksi daerah wetland di
sepanjang pantai. Sebagai tambahan, tingginya gelombang laut pada fase El Nino dan dan La
Nina
akan mempertinggi intensitas erosi dan abrasi, dengan tingkat kerusakan yang tinggi.
Pada akhirnya, dengan intensitas El Nino dan La Nina
yang semakin tinggi, dapat mengakibatkan
tingkat perubahan garis pantai yang semakin tinggi pula, meskipun tingkat kenaikan TML
hanya 1 cmtahun KLH 2007. Wilayah yang paling merasakan dampak dari
kenaikan muka air laut adalah wilayah pesisir. Di wilayah ini setidaknya 60 manusia
melakukan aktivitasnya. Manusia melakukan aktivitas diwilayah pesisir dikarenakan berbagai
hal, diantaranya yaitu kesuburan daerah delta, ketersedian
bahan makanan,
dan akses
transportasi Vellingga dan Leatherman 1989. 2. 2 DEM
Digital Elevation Model
Permukaan bumi merupakan suatu bidang lengkung yang tidak beraturan, sehingga
hubungan geometris antara titik satu dengan titik lainnya di permukaan tersebut sulit untuk
ditentukan. Hubungan geometris tersebut secara praktis dapat dinyatakan dalam bentuk peta
topografi, merupakan informasi penting bagi berbagai keperluan baik untuk pembangunan
fisik maupun penelitian ilmiah Sagala 1994.
DEM SRTM Shuttle Radar Topographic Mission
adalah representasi digital dari topografi permukaan atau terrain. Ustun 2006.
DEM merupakan
suatu sistem
yang menampilkan kondisi geografi dalam bentuk
tiga dimensi. DEM akan diterjemahkan dalam bentuk data spasial beserta data-data tekstual
dan data grafis Qomariyah 2007.
Susunan nilai-nilai
digital mewakili
distribusi spasial dari karakteristik medan. Distribusi spasial itu sendiri dinyatakan dalam
sistem koordinat horisontal X dan Y, sedangkan ketinggian
medan dinyatakan
dalam Z.
Gambaran model relief rupabumi tiga dimensi yang menyerupai keadaan sebenarnya di dunia
nyata dapat divisualisaikan dengan bantuan teknologi komputer grafis atau teknologi virtual
reality
. Sumber data DEM dapat diperoleh dari Foto udara stereo, Citra satelit stereo, data
pengukuran lapangan GPS dan Total Station, Echosounder
, Peta topografi, maupun dari citra RADAR.
2. 3 Data Citra AVISO