Penetapan Tujuan Umum Penetapan tujuan target pengembangan sekolah:

12 | H a l karena itu, visi dan misi harus menjadi satu kesatuan dan digunakan sebagai kerangka acuan utama dalam menyusun dan melaksanakan program-program pengembangan sekolah. Perhatikan contoh Misi Sekolah berikut ini: 1. Membentuk peserta didik yang terdidik dan terlatih kompetensi terstandar keterampilan jabatan kerja 2. Meraih kompetensi dan etos kerja melalui peningkatan produktivitas di Dunia Usaha berasaskan saling menguntungkan 3. Menyiapkan diklat berbasis kompetensi kecakapan hidup dan kewirausahaan didasari pengembangan diri yang berkelanjutan 4. Membentuk sikap dan perilaku peserta didik yang berakar pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia 5. Memberdayakan sekolah berbasis kerjasama dan pelayanan prima yang sinergi menuju kemandirian sekolah

3.1.2. Penetapan Tujuan Umum

Setelah menetapkan visi dan misi, sekolah perlu menetapkan tujuan umum kondisi ideal yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 lima tahun ke depan. Tujuan umum haruslah penting, ketika terealisasi akan memberikan banyak manfaat, sehingga sekolah tidak menyia-nyiakan waktu dan tenaga untuk mencapainya. Tujuan umum sebaiknya memenuhi kriteria SMART, yaitu: 1. Khusus spesifik Tujuan yang khusus cenderung jelas, sehingga akan lebih mudah dicapai karena warga sekolah benar- benar mengenali apa yang diinginkan. Tujuan yang jelas harus memenuhi syarat 5W 1H, yaitu WHAT apa tujuannya, WHERE di mana, WHEN kapan dicapai, WHY urgensi tujuan tersebut dan WHO pihak-pihak terkait pencapaian tujuan tersebut dan HOW proses dan cara. Kegagalan pencapaian tujuan sering kali terjadi karena tujuan masih terlalu umum, sehingga mengambang dan multi tafsir. Motivasi pencapaian tujuan sering kali cepat lenyap seiring dengan berjalannya waktu. 2. Dapat diukur measurable Agar sekolah dapat menganalisa proses pencapaian tujuan serta mengetahui apakah tujuan tersebut telah tercapai atau belum, sekolah perlu menetapkan kriteria yang dapat diukur dan dievaluasi. 13 | H a l Pengukuran dan evaluasi harus dapat dilakukan dalam proses perencanaan tujuan, di tengah perjalanan pencapaian tujuan dan ketika mencapai tujuan tersebut. Mengevaluasi tujuan sebelum memulai perjalanan memungkinkan manajemen sekolah menganalisa kembali apakah ada kekurangan atau kesalahan pada tujuan tersebut. Mengevaluasi tujuan di tengah perjalanan membantu manajemen sekolah untuk mengetahui beberapa pencapaian atau penyimpangan yang terjadi selama proses pencapaian tujuan. Sementara itu, mengevaluasi tujuan ketika tujuan telah dicapai memungkinkan manajemen sekolah menganalisa kembali mengenai makna dari tujuan tersebut. Tujuan harus mudah diukur agar mengetahui di mana posisi sekolah terkini dan seberapa jauh jarak yang tersisa antara diri sekolah dengan tujuan yang diharapkan. 3. Dapat dicapai achievableattainable Tujuan yang baik adalah tujuan yang dapat dicapai. Tujuan yang tidak dapat dicapai adalah mimpi khayalan. Mimpi sebenarnya dapat berubah menjadi tujuan yang dapat dicapai, apabila sekolah memiliki cara yang tepat untuk merealisasikannya. Jadi, yang terpenting bukan terletak pada seberapa besartingginya tujuan tersebut, namun seberapa besar kemungkinan sekolah untuk mencapainya dengan strategi yang sekolah miliki. 4. Realistis Realistic Hampir sama dengan achievable, tujuan yang realistis adalah tujuan yang besar kemungkinan untuk dicapai. Tujuan yang tidak realistis adalah tujuan yang tidak ditemukan solusi atau langkah-langkah yang tepat dalam mencapainya. 5. Terbatas waktu Time bound Tujuan yang baik adalah tujuan memiliki batas waktu pencapaian. Apabila sekolah tidak menetapkan tenggat waktu, terkadang tujuan tidak terselesaikan dengan cepat. Dalam kasus SMK, disarankan waktu yang digunakan sebagai batas pencapaian adalah lima tahun. 14 | H a l Bagi sekolah yang merupakan satuan pendidikan, tujuan yang ditetapkan sebaiknya terkait dengan kondisi ideal output utama sekolah, yaitu lulusan SMK. Kondisi ideal apa yang diharapkan sekolah terjadi pada lulusan SMK mereka. Banyak hal yang dapat ditetapkan oleh sekolah sebagai tujuan yang ingin dicapai, misalnya: 1. Keterserapan lulusan SMK di industri: a. Seberapa tinggi tingkat keterserapan: 50? 70? Atau 100? b. Bagaimana kondisi pekerjaan tersebut: relevan dengan kompetensi keahlian yang dipelajari di SMK? Bagaimana status kontrak kerjanya? 2. Kompetensi lulusan SMK di pasar kerja: a. Apakah kompetensi lulusan SMK sesuai dengan kebutuhan industri? b. Apakah industri puas dengan kompetensi lulusan? c. Seberapa puas industri dengan kompetensi lulusan?

3.2. Analisa Internal Kondisi Sekolah Saat ini