3 | H a l
BAB I PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Kejuruan SMK adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan penyiapan siswa untuk
memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah kejuruan, SMK memiliki tujuan khusus, antara lain:
1 Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi
lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya,
2 Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi,
beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya,
3 Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu
mengembangkan diri di kemudian hari secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
4 Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian
yang dipilih. Dalam melaksanakan proses pendidikan kejuruan, SMK diharapkan selalu selaras secara simbiosis
dengan dunia usaha dan dunia industri, karena pendidikan kejuruan harus mampu menyiapkan peserta didik agar mampu menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri dan menjadi tenaga kerja yang
memiliki kemampuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri. Keselarasan antara pendidikan kejuruan dengan DUDI merupakan salah satu bentuk dalam proses penjaminan mutu bagi pendidikan
kejuruan. Penjaminan mutu pendidikan didefinisikan sebagai kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau
program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Pada
prinsipnya, peningkatan mutu pendidikan bagi SMK bermanfaat untuk: 1.
Alat kontrol bagi satuan pendidikan untuk mengetahui apakah sudah ada upaya peningkatan mutu sesuai acuan nasional. Bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah, mutu kinerja
penyelenggaraan pendidikan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan SNP. 2.
Evaluasi dari semua program yang sudah berjalan. 3.
Kajian mutu yang menjadi pijakan untuk perencanaan pengembangan program peningkatan mutu secara berkelanjutan
4. Bahan dasar pertimbangan penyusunan program pada renstra SMK
5. Memastikan perencanaan pengembangan sekolah tepat sasaran
4 | H a l
Sistem mutu ini bekerja secara siklus terus menerus, mengulang dalam bentuk perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas lembaga agar sesuai dengan standar menuju pada
keunggulan. Dengan terbentuknya penjaminan mutu SMK, terjadilah internalisasi mutu pada seluruh aktivitas, sehingga penting bagi sebuah sistem lembaga pendidikan untuk merencanakan dan bergerak
maju menuju keunggulan. Hal ini menegaskan bahwa mutu bukanlah fenomena statis, tetapi hal yang dinamis, demikian pula target keunggulan.
Mutu dalam konteks pendidikan mengacu pada masukan, proses dan hasil pendidikan. Antara masukan, proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling berhubungan, sebagaimana tampak pada gambar
berikut:
Proses Perbaikan Berkesinambungan pada Sistem Pendidikan di SMK
Secara operasional, definisi penjaminan mutu adalah serangkaian proses dan sistem yang terkait untuk mengumpulkan, menganalisa dan melaporkan data mutu tentang kinerja, staf, program, lembaga dan
produk “MK dala hal i i lulusa . A alisa e ge ai pe ilaian kinerja tersebut akan menjadi dasar untuk peningkatan kualitas proses pendidikan, oleh karena itu penilaian harus berdasarkan fakta dan
data. Untuk itu SMK perlu mendapatkan informasi mengenai penilaian dari para pihak yang selama ini terlibat
pada proses pendidikan atau pihak yang mempekerjakan lulusan SMK sebagai hasil pendidikan. Informasi mengenai kinerja SMK dari pihak eksternal dapat diperoleh melalui setidaknya tiga kegiatan,
antara lain survei kepuasan perusahaan pengguna lulusan SMK, survei penelusuran tamatan dan penilaian perusahaan terhadap siswa prakerin. Sementara penilaian internal dapat diperoleh melalui
5 | H a l
survei kepuasan guru dan pegawai, siswa dan orang tua siswa. Secara singkat berbagai penilaian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi diri tampak sebagai berikut:
Informasi dari Dunia Usaha dan Dunia Industri untuk Penyelarasan Pendidikan dengan Pasar Kerja
Aspek Variabel yang perlu diketahui
Nara Sumber Informasi
Survei Pelaksana
Survei
E kste
rn al
Keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan
Industri Pengguna
Lulusan SMK
Survei Kepuasan Perusahaan Pengguna
Lulusan SMK BKK,
Pokja Humas
KinerjaKompetensi lulusan aktual VS ideal
Peluang Penempatan di Perusahaan
Keterserapan lulusan
Lulusan
Survei Penelusuran
Tamatan BKK
Masukan lulusan thd SMK Kinerja siswa saat Praktek
Kerja Industri Industri tempat
prakerin
Penilaian Perusahaan bagi
Siswa Prakerin
Pokja Prakerin
KI
In te
rn al
Isi Guru, Siswaorang
tua Siswa dan
Komite Sekolah
Survei Kepuasan Guru dan Pegawai
Survei Kepuasan Siswa Orang Tua Siswa
Wakil Manajemen
Mutu Proses
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Sarana dan Prasarana Pengelolaan
Pembiayaan Pendidikan Penilaian
Melalui peningkatan mutu pendidikan, setiap satuan pendidikan mengevaluasi kinerja, pencapaian sekolah, dan merumuskan rekomendasi secara tepat sesuai dengan data bukti fisik dan berdasarkan
tahapan pengembangan pencapaian indikator setiap komponen dalam SNP. Berdasarkan penilaian dan rekomendasi ini, SMK dapat menyusun rencana peningkatan dan pengembangan mutu sekolah dan
sumber keuangan. Rencana peningkatan dan pengembangan mutu tersebut terdokumentasi pada Rencana Program Pengembangan Sekolah School Development Plan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa SDP memiliki hubungan yang sangat erat dengan budaya mutu. Penyusunan SDP dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah yang terdiri dari antara lain kepala sekolah,
manajemen, perwakilan guru dan perwakilan pegawai atau pihak lain yang dianggap perlu terlibat. Tim Pengembang Sekolah perlu diangkat dan ditetapkan secara resmi oleh Kepala Sekolah melalui Surat
Keputusan SK. Pengesahan sebagai anggota TPS diharapkan akan menunjang kinerja TPS secara sistematis dan berkelanjutan. Tidak ada ketentuan mengenai jumlah anggota TPS dan jangka waktu
berlakunya SK, mengingat hal ini sangat berkaitan erat dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah. Hal penting yang harus dipertimbangkan dalam memiliki anggota TPS adalah komitmen dan kerjasama yang
baik dalam pengembangan sekolah.
6 | H a l
Sekalipun penyusunan SDP dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah, namun demikian pelaksanaan kegiatan program pengembangan sekolah yang tercantum di dalam SDP bukanlah tanggung jawab tim
pengembang sekolah semata, malinkan tanggung jawab SELURUH warga sekolah civitas akademika. Untuk memastikan tumbuhnya rasa tanggung jawab seluruh warga sekolah, pada proses penyusunan
SDP, tim pengembang sekolah perlu melibatkan pihak-pihak yang akan bertanggung jawab dan terlibat pada pelaksanaan kegiatan. Lebih lanjut, SDP perlu disosialisasikan kepada SELURUH warga sekolah.
Panduan Teknis Penyusunan Rencana Strategis Pengembangan Sekolah ini disusun untuk membimbing Tim Pengembang Sekolah dalam melakukan setiap tahapan pada proses penyusunan Rencana Strategis
Pengembangan Sekolah SDP. Panduan Teknis ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan dokumen
Te plate Re a a Progra Pe ge a ga “ekolah School Development Plan. Panduan teknis ini
menitikberatkan penjelasan pada proses perencanaan PLANNING , seda gka Te plate “DP le ih
memfokuskan penjelasan pada format yang dianjurkan untuk digunakan pada penulisan SDP PLAN.
7 | H a l
BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN SEKOLAH