PENDAHULUAN 2015 Panduan Penyusunan Rencana Strategis Pengembangan Sekolah

3 | H a l

BAB I PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Kejuruan SMK adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah kejuruan, SMK memiliki tujuan khusus, antara lain: 1 Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, 2 Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya, 3 Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 4 Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Dalam melaksanakan proses pendidikan kejuruan, SMK diharapkan selalu selaras secara simbiosis dengan dunia usaha dan dunia industri, karena pendidikan kejuruan harus mampu menyiapkan peserta didik agar mampu menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri dan menjadi tenaga kerja yang memiliki kemampuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri. Keselarasan antara pendidikan kejuruan dengan DUDI merupakan salah satu bentuk dalam proses penjaminan mutu bagi pendidikan kejuruan. Penjaminan mutu pendidikan didefinisikan sebagai kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Pada prinsipnya, peningkatan mutu pendidikan bagi SMK bermanfaat untuk: 1. Alat kontrol bagi satuan pendidikan untuk mengetahui apakah sudah ada upaya peningkatan mutu sesuai acuan nasional. Bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah, mutu kinerja penyelenggaraan pendidikan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan SNP. 2. Evaluasi dari semua program yang sudah berjalan. 3. Kajian mutu yang menjadi pijakan untuk perencanaan pengembangan program peningkatan mutu secara berkelanjutan 4. Bahan dasar pertimbangan penyusunan program pada renstra SMK 5. Memastikan perencanaan pengembangan sekolah tepat sasaran 4 | H a l Sistem mutu ini bekerja secara siklus terus menerus, mengulang dalam bentuk perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas lembaga agar sesuai dengan standar menuju pada keunggulan. Dengan terbentuknya penjaminan mutu SMK, terjadilah internalisasi mutu pada seluruh aktivitas, sehingga penting bagi sebuah sistem lembaga pendidikan untuk merencanakan dan bergerak maju menuju keunggulan. Hal ini menegaskan bahwa mutu bukanlah fenomena statis, tetapi hal yang dinamis, demikian pula target keunggulan. Mutu dalam konteks pendidikan mengacu pada masukan, proses dan hasil pendidikan. Antara masukan, proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling berhubungan, sebagaimana tampak pada gambar berikut: Proses Perbaikan Berkesinambungan pada Sistem Pendidikan di SMK Secara operasional, definisi penjaminan mutu adalah serangkaian proses dan sistem yang terkait untuk mengumpulkan, menganalisa dan melaporkan data mutu tentang kinerja, staf, program, lembaga dan produk “MK dala hal i i lulusa . A alisa e ge ai pe ilaian kinerja tersebut akan menjadi dasar untuk peningkatan kualitas proses pendidikan, oleh karena itu penilaian harus berdasarkan fakta dan data. Untuk itu SMK perlu mendapatkan informasi mengenai penilaian dari para pihak yang selama ini terlibat pada proses pendidikan atau pihak yang mempekerjakan lulusan SMK sebagai hasil pendidikan. Informasi mengenai kinerja SMK dari pihak eksternal dapat diperoleh melalui setidaknya tiga kegiatan, antara lain survei kepuasan perusahaan pengguna lulusan SMK, survei penelusuran tamatan dan penilaian perusahaan terhadap siswa prakerin. Sementara penilaian internal dapat diperoleh melalui 5 | H a l survei kepuasan guru dan pegawai, siswa dan orang tua siswa. Secara singkat berbagai penilaian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi diri tampak sebagai berikut: Informasi dari Dunia Usaha dan Dunia Industri untuk Penyelarasan Pendidikan dengan Pasar Kerja Aspek Variabel yang perlu diketahui Nara Sumber Informasi Survei Pelaksana Survei E kste rn al Keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan Industri Pengguna Lulusan SMK Survei Kepuasan Perusahaan Pengguna Lulusan SMK BKK, Pokja Humas KinerjaKompetensi lulusan aktual VS ideal Peluang Penempatan di Perusahaan Keterserapan lulusan Lulusan Survei Penelusuran Tamatan BKK Masukan lulusan thd SMK Kinerja siswa saat Praktek Kerja Industri Industri tempat prakerin Penilaian Perusahaan bagi Siswa Prakerin Pokja Prakerin KI In te rn al Isi Guru, Siswaorang tua Siswa dan Komite Sekolah Survei Kepuasan Guru dan Pegawai Survei Kepuasan Siswa Orang Tua Siswa Wakil Manajemen Mutu Proses Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Penilaian Melalui peningkatan mutu pendidikan, setiap satuan pendidikan mengevaluasi kinerja, pencapaian sekolah, dan merumuskan rekomendasi secara tepat sesuai dengan data bukti fisik dan berdasarkan tahapan pengembangan pencapaian indikator setiap komponen dalam SNP. Berdasarkan penilaian dan rekomendasi ini, SMK dapat menyusun rencana peningkatan dan pengembangan mutu sekolah dan sumber keuangan. Rencana peningkatan dan pengembangan mutu tersebut terdokumentasi pada Rencana Program Pengembangan Sekolah School Development Plan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa SDP memiliki hubungan yang sangat erat dengan budaya mutu. Penyusunan SDP dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah yang terdiri dari antara lain kepala sekolah, manajemen, perwakilan guru dan perwakilan pegawai atau pihak lain yang dianggap perlu terlibat. Tim Pengembang Sekolah perlu diangkat dan ditetapkan secara resmi oleh Kepala Sekolah melalui Surat Keputusan SK. Pengesahan sebagai anggota TPS diharapkan akan menunjang kinerja TPS secara sistematis dan berkelanjutan. Tidak ada ketentuan mengenai jumlah anggota TPS dan jangka waktu berlakunya SK, mengingat hal ini sangat berkaitan erat dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah. Hal penting yang harus dipertimbangkan dalam memiliki anggota TPS adalah komitmen dan kerjasama yang baik dalam pengembangan sekolah. 6 | H a l Sekalipun penyusunan SDP dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah, namun demikian pelaksanaan kegiatan program pengembangan sekolah yang tercantum di dalam SDP bukanlah tanggung jawab tim pengembang sekolah semata, malinkan tanggung jawab SELURUH warga sekolah civitas akademika. Untuk memastikan tumbuhnya rasa tanggung jawab seluruh warga sekolah, pada proses penyusunan SDP, tim pengembang sekolah perlu melibatkan pihak-pihak yang akan bertanggung jawab dan terlibat pada pelaksanaan kegiatan. Lebih lanjut, SDP perlu disosialisasikan kepada SELURUH warga sekolah. Panduan Teknis Penyusunan Rencana Strategis Pengembangan Sekolah ini disusun untuk membimbing Tim Pengembang Sekolah dalam melakukan setiap tahapan pada proses penyusunan Rencana Strategis Pengembangan Sekolah SDP. Panduan Teknis ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan dokumen Te plate Re a a Progra Pe ge a ga “ekolah School Development Plan. Panduan teknis ini menitikberatkan penjelasan pada proses perencanaan PLANNING , seda gka Te plate “DP le ih memfokuskan penjelasan pada format yang dianjurkan untuk digunakan pada penulisan SDP PLAN. 7 | H a l

BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN SEKOLAH