Kegiatan Pembelajaran 2
64
5. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning atau CTL
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan
konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik
bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke peserta didik.
a. Pengertian CTL
CTL merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi peserta didik untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari konteks pribadi, sosial, dan kultural sehingga peserta
didik memiliki pengetahuan dan keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan ditransfer dari satu permasalahan atau konteks ke
permasalahan atau konteks lainnya. CTL juga merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran CTL
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong
peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. CTL pada
hakekatnya melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme Constructivism, bertanya Questioning, menemukan
Inquiri, masyarakat belajar Learning Community, pemodelan Modeling, dan penilaian sebenarnya Authentic Assessment.
IPA SMP KK C
65
1 Konstruktivisme
Pembelajaran dengan mengacu pada CTL merujuk pada konstruktivisme, yakni peserta didik membangun pemahaman sendiri
dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal. Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima
pengetahuan.
2 Inkuiri
Dalam pembelajaran CTL, peserta didik melakukan penyelidikan dan belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis sehingga terjadi
proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman.
3 Questioning bertanya
Dalam proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan dilakukan oleh guru dan peserta didik. Pertanyaan dari guru merupakan kegiatan guru
untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta didik, sedangkan pertanyaan dari peserta didik merupakan
bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiri.
4 Learning community masyarakat belajar
Dalam pembelajaran CTL hendaknya diciptakan masyarakat belajar, yaitu adanya sekelompok peserta didik yang terikat dalam kegiatan
belajar. Hal ini merujuk pada prinsip bahwa bekerja sama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri, sehingga dalam masyarakat
belajar terjadi saling tukar pengalaman atau berbagi ide.
5 Modeling pemodelan
Pemodelan merupakan proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar. Dalam pembelajaran peserta didik
mengerjakan apa yang guru inginkan agar peserta didik mengerjakannya dengan terlebih dahulu diberikan contoh.
6 Reflection refleksi
Pada akhir pembelajaran peserta didik diajak untuk melakukan refleksi, yaitu cara berpikir tentang apa yang telah dipelajari, mencatat apa yang
telah dipelajari, atau membuat jurnal, karya seni, dan diskusi kelompok.
Kegiatan Pembelajaran 2
66
7 Authentic assessment penilaian yang sebenarnya
Penilaian dilakukan dalam berbagai aspek mencakup pengetahuan, keterampilan, produk kinerja, juga menilai tugas-tugas yang relevan
dan kontekstual.
6. Pendekatan Lingkungan Pendekatan lingkungan adalah pendekatan proses dengan lingkungan sebagai
sarana atau media untuk memperkenalkan lingkungan kepada peserta didik dalam mengembangkan aspek kognitif. Saat ini pendekatan lingkungan tidak
hanya sekedar mengembangkan aspek kognitif saja, tetapi lebih diutamakan untuk mengembangkan aspek afektif dengan tujuan supaya orang mau terlibat,
mau menangani dan mau memelihara lingkungan.
Pendekatan lingkungan dalam pembelajaran IPA adalah pemanfaatan lingkungan sebagai sarana pendidikan. Dalam pembelajaran IPA, relevansi
pembelajaran dengan lingkungannya dapat dicapai dengan memanfaatkan lingkungan peserta didik sebagai laboratorium alam.
a. Ciri-ciri Pendekatan Lingkungan Pendekatan lingkungan dalam pembelajaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
Dahar,198β. 1 Lingkungan mencakup semua benda dan keadaan yang memengaruhi
peserta didik. β Isi pelajaran disesuaikan dengan keadaan lingkungan peserta didik dan
penerapan-penerapan IPA. γ Penyusunan bahan ajar berkisar pada suatu tema atau topik.
b. Pendekatan Lingkungan dalam Kegiatan Pembelajaran IPA Pendekatan lingkungan dapat dilakukan dalam bentuk mengajak peserta didik
mengadakan pengamatan langsung ke lapangan atau dengan jalan memindahkan kondisi lapangan ke kondisi yang lebih ideal yaitu, pengamatan
dan penelitian dalam laboratorium Novak, 197γ. Pengamatan di dalam laboratorium alam bagi peserta didik akan memberikan kesan dan pengertian
yang lebih mendalam dibandingkan bila suatu masalah didapat secara verbal. Melalui pengamatan, peserta didik berkesempatan untuk melihat proses dan