Pengaturan Asuransi dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992

38 polis menutup risiko yang serupa common peril, polis menutup asuransi yang serupa, dan masing-masing polis memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab atas kerugian. 69

D. Pengaturan Asuransi dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992

Pengaturan usaha perasuransian dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 selanjutnya disebut UU Usaha Perasuransian terdiri dari 13 Bab dan 28 Pasal dengan rincian substansi sebagai berikut : 1. Bidang usaha perasuransian 2. Jenis Usaha perasuransian 3. Perusahaan perasuransian 4. Bentuk hukum usaha perasuransian 5. Kepemilikan perusahaan perasuransian 6. Perizinan usaha perasuransian 7. Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha perasuransian oleh Menteri Keuangan 8. Kepailitan dan likuidasi perusahaan perasuransian melalui keputusan Pengadilan Negeri 9. Ketentuan sanksi pidana dan sanksi administratif Ketentuan asuransi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 selanjutnya disebut UU Usaha Perasuransian ditekankan pada segi bisnis dan administrasi publik. Kehadiran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 selanjutnya disebut UU Usaha Perasuransian ini sekaligus untuk menata usaha asuransi yang telah ada 69 Zian Farodis, Op.Cit, hlm 36. Universitas Sumatera Utara 39 agar dapat tumbuh dan berkembang perusahaan atau industri asuransi handal yang perlu terus dibina dan diberdayakan untuk mendukung perkembangan pembangunan. 70 70 K. Martono dan Budi Eka Tjahjono, Op.Cit, hlm 14. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 selanjutnya disebut UU Usaha Perasuransian “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau taggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dan suatu peristiwa tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas rneninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 selanjutnya disebut UU Usaha Perasuransian mencakup 2 dua jenis asuransi, yaitu: a. Asuransi kerugian loss insurance, dapat diketahui bahwa “untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita oleh tertanggung”. b. Asuransi jumlah sum insurance, yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi sosial, dapat diketahui bahwa “untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.” Universitas Sumatera Utara 40 Menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 selanjutnya disebut UU Usaha Perasuransian tersebut, diatur bahwa bidang usaha perasuransian terdiri dari usaha asuransi dan usaha penunjang. Dalam undang- undang tersebut disebutkan bahwa usaha asuransi masuk dalam lingkup usaha jasa keuangan, karena usaha tersebut menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi. Jasa penunjang usaha asuransi di sini meliputi jasa perantara pialang broker, jasa penilaian kerugian asuransi dan jasa aktuaria. Menurut Pasal 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 selanjutnya disebut UU Usaha Perasuransian, pada dasarnya usaha asuransi telah dibagi dalam 2 dua kelompok besar yaitu asuransi kerugian dan asuransi jiwa. Usaha asuransi kerugian adalah asuransi jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, kelambatan dan tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, sedangkan usaha asuransi jiwa adalah asuransi jasa untuk menanggulangi risiko yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang, sehat atau sakitnya seseorang atau cacatnya seseorang, yang dipertanggungkan. Selain 2 dua kelompok usaha asuransi dalam undang- undang tersebut juga diatur usaha reasuransi yaitu memberi jasa atau pertanggung ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi. 71 1. Perusahaan asuransi kerugian hanya dapat menyelenggarakan usaha bidang asuransi kerugian, termasuk reasuransi Menurur Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 selanjutnya disebut UU Usaha Perasuransian diatur ruang lingkup usaha asuransi yang sudah membatasi lingkup usaha dari perusahaan asuransi yaitu: 71 Ibid, hlm 14. Universitas Sumatera Utara 41 2. Perusahaan asuransi jiwa hanya dapat menyelenggarakan usaha dalam bidang asuransi jiwa, kesehatan, dan kecelakaan diri 3. Perusahaan reasuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha pertanggungan ulang. Perusahaan asuransi tersebut hanya dapat menjalankan jenis usaha yang ditetapkan perusahaan asuransi tidak dimungkinkan menjalankan sekaligus asuransi kerugian atau jiwa ataua reasuransi. 72 1. Perusahaan perseroan persero Pasal 5 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 selanjutnya disebut UU Usaha Perasuransian, perusahaan penunjang usaha asuransi dibedakan menjadi lima yaitu perusahaan pialang asuransi, perusahaan pialang reasuransi, perusahaan penilai kerugian asuransi, perusahaan konsultan aktuaria, perusahaan agen asuransi. Sedangkan Pasal 6 undang-undang tersebut, diatur mengenai penutupan objek asuransi yang harus didasarkan pada kebebasan memilih pertanggungan, kecuali program asuransi sosial. Dalam Pasal 6 meskipun tertanggung bebas memilih penanggung tetapi tersirat bahwa tertanggung harus memilih perusahaan asuransi yang memiliki izin usaha dari Kementerian Keuangan. Hal tersebut terlihat dalam norma Pasal 6 ayat 2 bahwa penutupan asuransi tersebut harus memperhatikan daya tampung perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dalam negeri. Menurut Pasal 7 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 selanjutnya disebut UU Usaha Perasuransian telah diatur bentuk hukum usaha asuransi yaitu: 72 Ibid, hlm 15. Universitas Sumatera Utara 42 2. Koperasi 3. Perseroan terbatas, dan 4. Usaha bersama mutual. Kecuali untuk usaha penunjang asuransi berupa usaha konsultan aktuari dan agen asuransi dapat berbentuk perorangan. Menurut Pasal 8 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 selanjutnya disebut UU Usaha Perasuransian, diatur kepemilikan perusahaan asuransi adalah warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia yang dapat juga berbentuk usaha patungan dengan asing. Pasal 8 ayat 1 UU No. 2 Tahun 1992, perusahaan perasuransian hanya didirikan oleh WNI dan atau badan hukum yang sepenuhnya milik WNI dan atau badan hukum Indonesia; perusahaan perasuransian yang pemiliknya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dengan perusahaan perasuransian yang tunduk pada hukum asing. Menurut Pasal 9 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 selanjutnya disebut UU Usaha Perasuransian, diatur bahwa setiap perusahaan asuransi harus mendapat izin usahaa dari Menteri Keuangan kecuali bagi perusahaan yang menjalankan program asuransi sosial. Untuk mendapatkan izin harus memenuhi persyaratan adanya anggaran dasar, susunan organisasi, permodalan, kepemilikan, keahlian bidang asuransi dan kelayakan rencana kerja. Universitas Sumatera Utara 43

BAB III KEBERADAAN ASURANSI DALAM PEMBERIAN KREDIT