48 Prinsip-prinsip pemberian kredit, didasarkan pada Pasal 8 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tetang Perbankan, bunyinya: Dalam memberikan kredit, Bank Umum wajib memiliki keyakinan atas
kemampuan atau kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya, sesuai dengan yang diperjanjikan. Dalam penjelasannya, dijelaskan bahwa kredit yang
diberikan oleh bank umum mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank wajib memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat, dengan memberikan
jaminan dalam arti bank wajib memiliki keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya atau kewajibannya sesuai dengan
yang diperjanjikan. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum kredit diberikan bank harus melakukan penilaian terhadap watak, modal, jaminan atau
agunan dan prospek usaha dari nasabah debitur.
B. Keberadaan Asuransi dalam Pemberian Kredit Perbankan
Lembaga keuangan peranan bank dalam perekonomian sangatlah penting. Hampir semua kegiatan perekonomian masyarakat membutuhkan bank dengan
fasilitas kreditnya. Proses pemberian kredit oleh satu bank dengan bak lain tak jauh berbeda. Kalaupun ada perbedaan hanya terletak pada persyaratan dan
ukuran penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan pertimbangan masing-masing dengan tetap memperhitungkan unsur persaingan atau kompetisi. Proses
pemberian kredit oleh bank secara bank umum adalah pengajuan permohonan atau aplikasi kredit, penelitian berkas kredit, dan penilaian kelayakan kredit studi
kelayakan kredit.
75
75
Hermansyah, Op.Cit, hlm 68-70.
Universitas Sumatera Utara
49 Pemberian kredit merupakan pemberian kredit kepercayaan kepada
nasabah. Oleh karena pemberian kredit oleh bank dimaksudkan sebagai salah satu usaha bank untuk mendapatkan keuntungan, maka bank hanya boleh meneruskan
simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk kredit jika ia betul-betul yakin bahwa debitur akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai
dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
76
1. Wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas iktikad dan kemampuan serta kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya
sesuai dengan yang diperjanjikan Pasal 8 ayat 1. Menurut Pasal 8 Undang-Undang Perbankan Indonesia 19921998, dalam
melaksanakan kegiatan usahanya yang berupa pemberian kredit, bank antara lain:
2. Memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia Pasal 8 ayat 2.
Kredit perbankan dengan melihat kelembagaannya maka dikenal beberapa jenis kredit. Pengelompokkan demikian dengan dasar kriteria dari segi
kelembagaan, yaitu dalam arti pihak terkait sebagai pihak pemberi dan pihak penerima kredit terutama menyangkut struktur kelembagaan pelaksanaan kredit
itu sendiri. Secara umum, asuransi dapat dikelompokkan berdasarkan jenis asuransi dan sifat pelaksanaannya adalah:
77
1. Asuransi sukarela adalah pertanggungan yang dilakukan dengan cara sukarela. Artinya, asuransi dilakukan karena adanya suatu keadaan
ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya risiko kerugian.
76
Muhammad Djumhana, Op.Cit, hlm 333.
77
Ade Arthesa dan Edia Hanudiman, Op.Cit, hlm 240-241.
Universitas Sumatera Utara
50 2. Asuransi wajib adalah asuransi yang mempunyai sifat wajib atau harus diikuti
oleh semua pihak yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan atau ketentuan pemerintah.
3. Asuransi pemberian kredit perbankan adalah asuransi yang mempunyai sifat memberikan jaminan atas pemberikan kredit yang dilakukan oleh perbankan.
Perkembangan dunia perbankan dan asuransi memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian di Indonesia. Bank merupakan badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya. Asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian dua pihak dengan nama pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yg diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan. Setiap bank dan perusahaan asuransi harus memiliki image yang baik di dalam masyarakat agar suatu bank dan perusahaan asuransi dapat
dipercaya oleh masyarakat untuk melakukan kegiatan perbankan dan perasuransian. Bank dan perusahaan asuransi harus dapat menjaga dan menjamin
pengelolaan dana para nasabahnya sehingga memberikan rasa aman bagi nasabah untuk memberikan kepercayaan yang penuh bagi perbankan dan asuransi dalam
menyimpan dan mengelola dananya. Image suatu bank dan asuransi dalam masyarakat menentukan kualitas dari suatu bank dan perusahaan asuransi itu
sendiri. Apabila kepercayaan masyarakat baik terhadap suatu bank maupun
Universitas Sumatera Utara
51 perusahaan asuransi menurun, maka akan mempengaruhi sistem perbankan dan
asuransi itu sendiri. Di industri perbankan, para nasabah akan melakukan penarikan dananya secara besar-besaran rush.
78
Kredit yang diberikan oleh bank didasarkan atas kepercayaan sehingga pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan kepada nasabah. Oleh
karena pemberian kredit oleh bank dimaksudkan sebagai salah satu usaha bank untuk mendapatkan keuntungan, maka bank hanya boleh meneruskan simpanan
masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk asuransi maupun kredit perbankan. Jika ia betul-betul yakin bahwa nasabah akan mengembalikan pinjaman yang
diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Hal tersebut menunjukkan perlu diperhatikannya faktor
Kalangan perbankan mendesak pemerintah untuk membentuk lembaga
penjamin kredit perbankan bagi para pengusaha berskala mikro. Alasannya selama ini perbankan kesulitan untuk mengucurkan kredit karena proposal usaha
kecil seringkali dinilai tidak cukup layak sehingga sulit disetujui. Bankir mengaku
sangat kesulitan dalam melakukan analisa kemampuan para pengusaha berskala mikro karena sebagian besar dari mereka tidak menerapkan manajemen usaha
yang tertib. Kondisi para pengusaha mikro semacam itu sangat menyulitkan perbankan dalam melakukan analisa keuangan terutama ketika hendak
memberikan persetujuan atas pengajuan kredit usaha. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah mendirikan infrastruktur pendukung berupa lembaga penjamin kredit
guna memayungi keberadaan para pengusaha berskala mikro yang jumlahnya sangat besar.
78
http:putrijulaiha.wordpress.com20120324aspek-hukum-dalam-perlindungan-dana- nasabah-perbankan-dan-asuransi diakseskan tanggal 16 Juni 2014 pkl 14 Wib.
Universitas Sumatera Utara
52 kemampuan dan kemauan sehingga tersimpul kehati-hatian dengan menjaga unsur
keamanan dan sekaligus unsur keuntungan profitability dari suatu kredit.
79
Kegiatan pemberian kredit oleh bank mengacu pada kebijakan yang telah ada pada bank itu sendiri serta peraturan perundang-undangan yang telah berlaku.
Hal demikian guna memperkecil risiko yang akan dialami oleh bank itu sendiri. Bank dalam usaha memperkecil risiko yang dihadapi melalui mekanisme tertentu,
yaitu dengan melakukan pemberian kredit tersebut secara hati-hati prudential banking practicers, maksud pemberian kredit dilakukan apabila telah ada
keyakinan bahwa si peminjam mempunyai kemampuan dan kesanggupan untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Adanya keyakinan itu hanya
dapat terjadi apabila bank melakukan penilaian yang menyeluruh dan seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha debitur.
80
Bank di dalam mengasuransikan debiturnya adalah atas dasar bahwa bank mempunyai kepentingan yang dapat diasuransikan terhadap nasabahnya. Dalam
arti bahwa bank sebagai kreditur mempunyai harapan keuntungan keuangan dari kelangsungan hidup si debitur tersebut.
81
C. Fungsi dan Peran Asuransi dalam Pemberian Kredit Bank