58 Dalam praktek, suatu barang jaminan kredit dapat saja telah terlebih
dahulu diasuransikan oleh pemilik barang sebelum barang itu dijadikan jaminan kredit. Apabila terjadi hal yang demikian maka bank dengan persetujuan pemilik
atau debitur harus mengadakan Banker’s Clause atas asuransi tersebut dengan pemberitahuan kepada perusahaan asuransi yang telah menutup cover
pertanggungan atas barang yang diserahkan sebagai jaminan kredit. Dan apabila ada waktu diadakan pengikat kredit belum diadakan asuransi atas barang jaminan
oleh pemilik barang atau debitur, maka bank akan menutup cover pertanggungan asuransi atas barang jaminan tersebut. Bank harus langsung
memberitahukan syarat Banker’s Clausenya. Sedangkan apabila barang tersebut tidak menjadi jaminan kredit tetapi masa waktu asuransinya belum habis, maka
syarat Banker’s Clause ini dapat dihapus dengan pemberitahuan bank kepada perusahaan asuransi tersebut tadi.
88
D. Perjanjian Asuransi dalam Pemberian Kredit
Secara umum dapatlah dikatakan bahwa suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seseorang lain atau dimana dua orang
itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dari peristiwa itu timbul lah suatu hubungan antara dua orang yang dinamakan perikatan antara dua orang
yang membuatnya. Dalam bentuknya perjanjian itu berupa suatu rangkaian kata- kata yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis.
89
Perjanjian asuransi atau perjanjian pertanggungan yang dilaksanakan tergantung dengan pelaksanaan pihak penjamin. Jika pelaksanaan atas perjanjian
ini terjadi maka penjamin akan mendapat kerugian, sedangkan jika pelaksanaan
88
Ibid, hlm 107.
89
R.Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Penerbit PT. Intermasa, 1985, hal.25.
Universitas Sumatera Utara
59 perjanjian ini tidak terjadi maka penjamin akan untung. Menurut Subekti,
perjanjian pertanggungan mengandung unsur “untung-rugi” yang digantungkan pada keadaan yang tidak tentu, pihak-pihak yang terdapat dalam perjanjian
pertanggungan yaitu penanggung dan tertanggung dapat memperoleh keuntungan atau kerugian dari peristiwa yang belum tentu.
90
Purwosutjipto juga mendefenisikan asuransi sebagai suatu perjanjian timbal-balik dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada
seorang tertanggung dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkannya, yang mungkin akan dideritanya, karena suatu peristiwa tak tentu onzeker voorval
91
. Diadakannya perjanjian asuransi bukan berarti bahwa penanggung harus melaksanakan prestasi yang diperjanjikan,
dengan membayar ganti rugi kepada pihak tertanggung. Pelaksanaan prestasi tertanggung hanya akan direalisasikan apabila peristiwa tertentu yang
diperjanjikan itu terjadi dan menimbulkan kerugian kepada tertanggung.
92
Perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan maupun fidusia barang bergerak pada bank harus melalui beberapa tahapan, yaitu tahap permohonan
kredit, analisa kredit, keputusan kredit, perjanjian kredit serta pengikatan agunan dengan menggunaan hak tanggungan maupun fidusia. Pada perkembangannya
bank mewajibkan debitur untuk mengasuransikan barang agunan, agar dapat mengalihkan resiko apabila terjadi penyusutan atau penurunan nilai barang
agunan akibat terjadinya kerusakan, atau musnah yang disebabkan musibah atau
90
Ibid
91
H.M.N. Purwosutjipto, Op.Cit, hlm 37.
92
http:wellemyanes.blogspot.com201211pelaksanaan-perjanjian-asuransi.html diakses tgl 7 Juli 2014 pkl 11.00 Wib.
Universitas Sumatera Utara
60 malapetaka seperti kebakaran, banjir bandang, gempa, tsunami dan peristiwa alam
lainnya yang berada di luar kekuasaan manusia force majeureovermacht. Kewajiban mengasuransikan barang agunan tertulis dalam perjanjian
kredit yang disepakati bersama oleh debitur penerima kredit atau peminjam dan Bank sebagai kreditur pemberi kredit atau pemberi pinjaman. Perjanjian asuransi
barang agunan debitur dalam suatu perjanjian kredit pada bank dilakukan bersamaan dengan pengikatan atau penandatanganan perjanjian kredit yang telah
disetujui oleh Bank dan disepakati nilai kreditnya oleh kedua belah pihak. Pihak Bank sebagai kreditur, menyerahkan sepenuhnya kepada debitur untuk memilih
perusahaan asuransi yang akan digunakan jasanya dalam mengasuransikan barang agunan tersebut. Namun sering pula pihak bank sebagai kreditur yang
menentukan perusahaan asuransi mana yang dapat digunakan jasanya dalam mengasuransikan barang agunan milik debitur tersebut.
Pada umumnya bila pihak bank yang menentukan perusahaan asuransi yang digunakan jasanya dalam mengasuransikan barang agunan milik debitur,
maka perusahaan asuransi yang dipilih oleh bank yang bersangkutan adalah perusahaan asuransi yang telah memiliki perjanjian kerjasama dengan bank
tersebut atau merupakan group atau anak perusahaan dari bank tersebut. Dalam penandatanganan perjanjian asuransi antara debitur dengan perusahaan asuransi
yang dipilih baik oleh debitur sendiri maupun oleh pihak bank, debitur disarankan untuk membaca secara keseluruhan klausul-klausul yang terdapat dalam
perjanjian asuransi tersebut sebelum ditandatangani. Hal ini dimaksudkan agar debitur mengetahui hak dan kewajibannya secara menyeluruh dan jelas agar
pelaksanaan asuransi tersebut dapat berjalan dengan baik dan tidak merugikan
Universitas Sumatera Utara
61 hak-hak debitur. Disamping itu debitur perlu pula mempertanyakan hak-hak
lainnya disamping hak-hak yang terdapat dan sudah diatur dalam perjanjian asuransi tersebut. Misalnya hak untuk memperoleh potongan discount
pembayaran premi asuransi sesuai jangka waktu pembayaran yang telah disepakati. Pada umumnya potongan premi asuransi tersebut tidak dimuat
tercantum dalam perjanjian asuransi, sehingga bila debitur tidak bertanya secara terperinci mengenai hal tersebut, pihak perusahaan asuransi tersebut juga tidak
akan memberitahukannya kepada debitur. Bila hal ini terjadi maka debitur menjadi pihak yang dirugikan haknya, karena tidak memperoleh potongan
pembayaran premi asuransi yang seharusnya menjadi haknya tersebut.
93
Secara bisnis-teknis, hubungan antara bank yang memberikan kredit dan perusahaan asuransi dituangkan dalam perjanjian yang dibuat antara keduanya,
yaitu perusahaan asuransi sebagai penanggung, bank sebagai tertanggung dan kredit bank sebagai objek yang dipertanggungkan diasuransikan. Dalam hal ini
ada tata cara penanggungan secara penutupan cover pertanggungan secara otomatis yakni pengusaha mengajukan permintaan kredit kepada bank, bank
mempelajari dan mempertimbangkan permintaan kredit tersebut, untuk memberikan fasilitas kredit kepada pengusaha tersebut apabila bank melakukan
jasa pertanggungan asuransi, bank dapat langsung memberikan fasilitas kredit kepada pengusaha tanpa terlebih dahulu mengajukan permintaan penutupan
cover pertanggungan kepada perusahaan asuransi, pada waktu-waktu tertentu,
93
http:edwinnotaris.blogspot.com201308kewajiban-debitur-mengasuransikan.html diakses tgl 7 Juli 2014 pkl 11.15 Wib.
Universitas Sumatera Utara
62 bank menyampaikan deklarasi jumlah pertanggungan kepada perusahaan asuransi
yang memuat fasilitas yang telah diberikan selama jangka waktu deklarasi.
94
Pelaksanaan pemberian kredit Bank harus memberikan batasan-batasan yang tidak boleh dilakukan oleh Debitur Negative Covenant selama dalam masa
pemberian kredit. Pelaranganpembatasan tersebut dilakukan dalam rangka memperkuat posisi Bank selaku Pemberi pinjaman.
95
Asuransi dalam pemberian kredit perbankan merupakan asuransi yang mempunyai sifat memberikan jaminan atas pemberian kredit yang dilakukan oleh
perbankan. Asuransi ini bertujuan melindungi pemberi kredit dari risiko gagalnya pengembalian kredit, sehingga pihak bank dapat terlindungi dari berbagai kasus
kredit, baik disengaja maupun tidak sengaja.
96
Bank memberitahukan kepada perusahaan asuransi bahwa akan dilaksanakan penutupan pertanggungan untuk kepentingan nasabahnya. Pihak
asuransi segera melakukan survey on the spot ke lokasi objek pertanggungan untuk melihat keadaan barang yang akan diasuransikan. Tahap berikutnya pihak
asuransi membuatkan cover note. Atas dasar cover note ini dibuatkan polis sesuai dengan bahaya yang dipertanggungkan maupun luas pertanggungannya extended
coverage, resiko yang diminta, jangka waktu dan persyaratan – persyaratan lain yang dianggap perlu.
97
94
Muhammad Djumhana, Op.Cit, hlm 483.
95
http:legalbanking.wordpress.commateri-hukumperjanjian-kredit-dan-pengakuan- hutang diakses tgl 7 Juli 2014 pkl 12.00 Wib.
96
Ade Arthaesa dan Edia Hanudiman, Op.Cit, hlm 24.
97
http:searchglobalonline.blogspot.com201302bankers-clause-penjelasan.html diakseskan tanggal 17 Juni 2014 pkl 10.00 Wib.
Universitas Sumatera Utara
63
BAB IV PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI DALAM KREDIT MACET