2.2.3 Biogenesis
Penelitian Lagos-Quintana et al 2001 menyatakan bahwa RNA yang lebih panjang 70 nukleotida merupakan prekursor untuk RNA yang lebih pendek 22
nukleotida, dimana RNA yg lebih pendek ini kemudian diketahui termasuk anggota kelompok miRNA. Pembentukan miRNA meliputi beberapa tahapan dan spesifik di
tingkat seluler Hastings and Krainer, 2001. Pemrosesan miRNA berawal di inti sel yaitu gen miRNA ditranskripsi oleh
enzim RNA polimerase II, membentuk transkrip primer miRNA pri-miRNA yang panjang dan memiliki struktur hairpin. Pri-miRNA kemudian diproses oleh enzim
Drosha RNase III Drosha yang berpasangan dengan DGCR8, membentuk prekursor miRNA pre-miRNA dengan struktur stemloop dan tersusun dari 70-90 nukleotida.
Selanjutnya pre-miRNA dikeluarkan dari inti sel menuju sitoplasma sel dengan bantuan Exportin 5. Di dalam sitoplasma, prekursor ini akan diproses oleh enzim
Dicer RNase III Dicer dan pasangannya yaitu TRBP transactivator RNA-binding protein, menjadi miRNA matur. MiRNA matur untai tunggal akan berinteraksi
dengan RISC RNA-induced Silencing Complex membentuk miRISC, dan miRISC inilah yang akan bekerja terhadap target mRNA baik menekan translasi maupun
degradasi mRNA Bilen et al, 2006; Pal and Pal, 2013.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Biogenesis MicroRNA Pal and Pal, 2013.
2.2.4 Disregulasi Fungsi
Adanya kelainan atau disfungsi pada miRNA berupa mutasi, delesi, peningkatan ekspresi, atau penurunan ekspresi dapat mengakibatkan berbagai
penyakit Lu et al, 2008, terutama penyakit jantung dan kanker Naeini and Ardekani, 2009; Ikeda and Pu, 2010. Selain itu, miRNA juga terkait penyakit lainnya
yaitu inflamasi, gangguan perkembangan saraf, autoimun, liver, kulit, dan otot rangka Ardekani and Naeini, 2010.
2.2.5 Peranan MiRNA dalam Keganasan
Kaitan antara ekspresi miRNA dengan kanker pertama kali ditemukan oleh Calin dan kawan-kawan di tahun 2002 yang melaporkan bahwa terjadi delesi satu
kelompok miR15a16-1 di sebagian besar kasus keganasan CLL Calin et al, 2002,
Universitas Sumatera Utara
sehingga fungsi miRNA ini sebagai supresor menurun. Akibatnya terjadi overekspresi gen Bcl2 dan gen lain yang berperan dalam proses tumorigenesis Calin and Croce,
2006. Zhang et al di tahun 2009 menyatakan bahwa miRNA memiliki peran
regulator penting dalam proses pembentukan tumor. Penemuan perubahan profil ekspresi miRNA menimbulkan dugaan bahwa miRNA memainkan peran sebagai
onkogen atau gen tumorsupressor Iorio et al, 2005; Naeini and Ardekani, 2009. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan Naeini dan Ardekani di tahun 2009,
diperoleh beberapa miRNA yang terkait dengan keganasan pada manusia seperti terlihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4. MiRNA yang Terkait dengan Keganasan pada Manusia
Naeini and Ardekani, 2009.
MiR-21 merupakan salah satu miRNA yang pertama sekali ditemukan, dan beberapa penelitian berhasil mengidentifikasi peranan miR-21 pada kanker Jazbutyte
and Thum, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.2.6 Bahan Pemeriksaan Ekspresi miRNA