Epidemiologi Etiologi dan Faktor Resiko

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Payudara 2.1.1 Definisi Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana sel-sel payudara berproliferasi secara abnormal Culver et al, 2000. Sementara itu Nelson et al pada tahun 2009 menyatakan bahwa kanker payudara adalah suatu kondisi terjadinya proliferasi sel-sel ganas di jaringan payudara, khususnya di unit duktus atau lobulus.

2.1.2 Epidemiologi

Menurut hasil penelitian Ferlay et al di tahun 2008 mengenai estimasi insiden dan mortalitas akibat kanker di 182 negara, kanker payudara adalah jenis kanker kedua terbanyak di dunia 1,38 juta kasus, 10,9. Kanker ini masih banyak ditemukan baik di negara maju maupun negara berkembang dengan perkiraan 690.000 kasus baru di tiap daerah. Berdasarkan penelitian mengenai statistik kanker di United States yang dilakukan Jemal et al 2010, perkiraan jumlah kasus kanker payudara pada perempuan mencapai 207.090 kasus 28 dari total kanker dan perkiraan kematian akibat kanker payudara sebesar 39.840 kasus 15. Tiga tahun berikutnya, ternyata jumlah kasus kanker payudara di United States meningkat Universitas Sumatera Utara mencapai 232.340 kasus 29, dan kasus kematian akibat kanker payudara relatif turun sebesar 39.620 kasus 14 Siegel et al, 2013. Sementara itu di Indonesia, kanker payudara termasuk jenis kanker kedua terbanyak setelah kanker leher rahim Kementerian Kesehatan Indonesia, 2013. Sebagian besar penderita kanker payudara datang berobat ke RS ketika kanker sudah mencapai stadium lanjut, dimana hal ini akan sangat mempengaruhi prognosis dan kesembuhan penderita Rumah Sakit Dharmais Pusat Kanker Nasional, 2011. Menurut hasil penelitian Siahaan di tahun 2011 mengenai prevalensi kanker payudara di RS Hasan Sadikin Bandung, terdapat 275 kasus kanker payudara dalam rentang waktu Januari hingga Desember 2009. Data yang diperoleh dari Instalasi Rekam Medis RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012 menunjukkan, terdapat sekitar 200 penderita yang baru didiagnosa kanker payudara dalam 1 tahun.

2.1.3 Etiologi dan Faktor Resiko

Kanker payudara disebabkan oleh banyak faktor, antara lain usia, genetik, riwayat keluarga, endokrin, diet, gaya hidup, aktifitas fisik, dan obesitas. Faktor lain yang mungkin terkait adalah densitas mammografi dan riwayat tumor jinak sebelumnya Abdulkareem, 2013. a. Usia Penelitian Siegel et al 2013 menunjukkan bahwa semakin tinggi angka probabilitas kanker payudara seiring meningkatnya usia. Pada usia ≤ 39 tahun angka probabilitas kanker payudara 0,5, pada usia 40-59 tahun angka Universitas Sumatera Utara probabilitas 3,78, pada usia 60-69 tahun angka probabilitas 3,56, dan pada usia ≥ 70 tahun angka probabilitas meningkat mencapai 6,65. b. Genetik Akumulasi kelainan genetik dalam jaringan dapat menyebabkan kanker, sehingga kanker disebut sebagai penyakit yang kompleks Nagahata et al, 2002. Mutasi onkogen dan gen tumorsupressor dianggap sebagai elemen potensial timbulnya kanker payudara. Selain mutasi, apabila regulasi siklus sel mengalami kelainan, juga dapat menyebabkan sel ganas berproliferasi Ostad and Parsa, 2011. Isolasi 2 gen yang rentan mengalami kelainan pada kanker payudara yaitu BRCA1 dan BRCA2, diidentifikasi sebagai gen tumorsupresor yang terkait dengan kejadian kanker payudara dalam riwayat keluarga. Selain itu mutasi gen tumorsupresor p53, TPM1, PDCD4 juga berperan dalam perkembangan kanker payudara Nagahata et al, 2002; Prasad, 2004; Wen et al, 2007 . c. Riwayat Keluarga Penelitian meta-analisis dengan kolaborasi 52 studi epidemiologi di tahun 2001 menunjukkan bahwa 12 perempuan penderita kanker payudara memiliki riwayat salah satu anggota keluarganya menderita penyakit ini. Dan 1 memiliki 2 atau lebih anggota keluarga penderita kanker payudara Collaborative Group on Hormonal Factors in Breast Cancer, 2001. d. Diet, Gaya Hidup, dan Aktifitas Fisik Universitas Sumatera Utara Asupan lemak dan jenis lemak yang dikonsumsi mempengaruhi kejadian kanker payudara. Asupan tinggi lemak sekitar 35-40 kalori lemak dapat memicu pertumbuhan tumor payudara. Serat dalam makanan dapat menurunkan insiden kanker payudara melalui inhibisi absorbsi kolesterol sebagai bahan baku sintesis hormon estrogen Aguas et al, 2005, sebagaimana diketahui bahwa estrogen dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Baik diet maupun aktifitas dapat mempengaruhi level hormon plasma dan juga sebagai faktor resiko kanker payudara. Kedua faktor ini bersama dengan obesitas, meningkatkan resiko kanker payudara pada perempuan post- menopause. Salah satu kemungkinan mekanisme tingginya resiko kanker payudara pada perempuan obesitas post-menopause adalah sumber utama hormon estrogen berasal dari konversi androstenedion menjadi estrone di jaringan adiposa, sehingga terjadi peningkatan produksi hormon estrogen Feigelson and Henderson, 1996; McTiernan et al, 2003. e. Endokrin Paparan terhadap hormon seksual endogen ditentukan oleh beberapa variabel yaitu usia saat pertama kali mengalami menstruasi, dan usia saat menopause. Menstruasi dini lebih cepat dan keterlambatan menopause menyebabkan semakin bertambahnya jumlah siklus ovulatoar, sehingga paparan estrogen terhadap epitel payudara semakin meningkat Feigelson and Henderson, 1996. Perempuan pre-menopause dengan keterlambatan Universitas Sumatera Utara keteraturan siklus menstruasi, disebutkan dapat menurunkan resiko kanker payudara Ernstoff et al, 1998. Hormon estrogen endogen berperan penting dalam proses karsinogenesis pada payudara. Bentuk biologis aktif estrogen yaitu estradiol E 2 , bekerja pada epitel payudara melalui interaksi dengan reseptor estrogen RE. Interaksi ini dapat meregulasi laju transkripsi gen-gen tertentu melalui ikatan antara kompleks hormon-reseptor dengan sekuensi DNA spesifik yang disebut Hormone Response Element HRE. Ikatan ini menyebabkan peningkatan atau penurunan transkripsi Feigelson and Henderson, 1996. f. Densitas mamografi Ziv et al di tahun 2004 melakukan penelitian mengenai kaitan densitas mamografi dengan status reseptor estrogen pada kanker payudara, diperoleh bahwa densitas mammografi sangat terkait dengan kanker payudara status ER positif maupun ER negatif. Perempuan dengan densitas lebih rendah memiliki resiko rendah mengalami kanker payudara status ER positif maupun ER negatif. Sebaliknya, perempuan dengan densitas lebih tinggi memiliki resiko tinggi mengalami kanker payudara. g. Riwayat Tumor Jinak Payudara Hartmann et al 2005 melakukan penelitian mengenai penyakit jinak payudara dan kaitannya dengan kanker payudara,diperoleh bahwa gambaran histologi lesi jinak payudara sangat terkait dengan resiko kanker payudara. Universitas Sumatera Utara Lesi jinak dengan hiperplasia atipikal memiliki resiko relatif paling tinggi sebesar 4,24 dibanding jenis lainnya.

2.1.4 Patogenesis