Pemeriksaan Fisik Stadium TINJAUAN PUSTAKA

3. Perubahan di payudara dari segi ukuran, bentuk, atau kesimetrisan. 4. Kulit payudara tertarik ke dalam, kerutan, atau terdapat lekukan. 5. Iritasi di kulit payudara atau di puting. 6. Kemerahan atau bersisik di puting atau di kulit payudara. 7. Keluar cairan dari puting selain air susu payudara 8. Nyeri di puting payudara 9. Retraksi puting payudara Khatib and Modjtabai, 2006; Giuliano, 2008; Bevers et al, 2009.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik payudara meliputi inspeksi dan palpasi: 1. Inspeksi Inspeksi payudara meliputi ukuran dan kontur payudara, retraksi puting, edema, kemerahan atau retraksi kulit payudara, dan kesimetrisan payudara. 2. Palpasi Palpasi di daerah payudara untuk memeriksa benjolan atau perubahan lainnya, serta palpasi di daerah aksilla dan supraklavikula untuk mengetahui ada atau tidaknya pembesaran lymph node Giuliano, 2008.

c. Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang dibutuhkan untuk membantu penegakan diagnosis kanker payudara, baik pemeriksaan pencitraan imaging, Universitas Sumatera Utara pemeriksaan petanda atau biomarker keganasan, dan pemeriksaan secara histopatologis. Pemeriksaan pencitraan antara lain mamografi diagnostik, ultrasonografi, Computed Tomography CT , Magnetic Resonance Imaging MRI, Nuclear Medicine Breast Imaging, Positron emission tomographic screening PET Khatib and Modjtabai, 2006; Giuliano, 2008; Bevers et al, 2009. Pemeriksaan sampel jaringan payudara secara histopatologis sampai saat ini masih merupakan Gold Standard dalam penegakan diagnosa tumor Khatib and Modjtabai, 2006 ; Strumfa et al, 2012. Berbagai biomarker atau petanda untuk kanker payudara telah ditemukan dari sejumlah penelitian. Biomarker tersebut antara lain CEA, CA 15-3, CA 27-29, dan HER2. Berdasarkan penelitian Guadagni et al 2001 mengenai evaluasi efektivitas biomarker CEA dan CA 15-3 untuk memantau perkembangan kanker payudara, diperoleh hasil bahwa CA 15-3 merupakan biomarker yang lebih signifikan untuk evaluasi perkembangan kanker payudara dan respon terhadap terapi dibandingkan CEA yang lebih banyak menghabiskan biaya serta kurang efisien. Penelitian lainnya oleh Carney et al 2003, diperoleh bahwa peningkatan konsentrasi HER2 serum pada penderita kanker payudara stadium awal maupun lanjut berkaitan dengan prognosis buruk. Kadar HER2 di sirkulasi dapat digunakan untuk menilai prognosis, respon terhadap terapi, deteksi perjalanan penyakit dan intervensi dalam hal penentuan terapi. Universitas Sumatera Utara Melalui studi literatur, Duffy 2006 menyatakan bahwa biomarker di serum untuk kanker payudara hanya dapat digunakan untuk memantau respon penderita terhadap terapi dengan stadium lanjut yang tidak dapat dievaluasi menggunakan kriteria konvensional. Dengan berbagai keterbatasan biomarker yang telah ada, dibutuhkan biomarker lain yang diharapkan dapat menjadi marker untuk diagnosis, prognosis, maupun terapi.

2.1.6 Klasifikasi Kanker Payudara a. Histologi

 Karsinoma duktal invasif  Karsinoma lobular invasif  Karsinoma tubular  Karsinoma kribriform invasif  Karsinoma medular medullary  Karsinoma musinus mucinous  Tumor neuroendokrin  Karsinoma papilar invasif  Karsinoma mikropapilar invasif  Karsinoma apokrin  Karsinoma metaplastik  Lipid-rich carcinoma  Secretory carcinoma  Oncocytic carcinoma  Karsinoma kistik adenoid  Karsinoma sel asinar  Glycogen-rich clear cell carcinoma  Karsinoma sebasea  Inflammatory carcinoma  Neoplasia lobular  Lesi proliferatif intraduktal  Karsinoma mikroinvasif  Neoplasma papilar intraduktal  Proliferasi epitelial jinak Tavassoli and Devilee, 2003 Universitas Sumatera Utara 26

b. Stadium

Stadium kanker payudara dapat ditentukan berdasar hasil pemeriksaan klinis dan patologis. Sistem yang umum digunakan untuk menentukan stadium kanker payudara adalah sistem TNM dari The American Joint Committee on Cancer AJCC, yaitu berdasarkan tingkatan T, N, dan M: 1. Huruf T yang disertai angka 0-4 menyatakan ukuran tumor dan penyebaran ke kulit atau dinding dada. T dengan angka yang besar menyatakan ukuran tumor yang besar dan atau penyebaran yang meluas ke jaringan di sekitar payudara. 2. Huruf N disertai angka 0-3 menyatakan ada tidaknya penyebaran kanker ke kelenjar limfe dekat payudara. Bila sudah menyebar, seberapa banyak kelenjar limfe yang terkena. 3. Huruf M yang disertai angka 0 atau 1 menyatakan ada tidaknya penyebaran kanker ke organ-organ lain seperti paru atau tulang American Cancer Society, 2013. Klasifikasi kanker payudara berdasarkan sistem TNM dari AJCC dapat dilihat pada tabel 2.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1.Klasifikasi Kanker Payudara Berdasarkan Sistem TNM dari AJCC Edisi Keenam Singletary and Connolly, 2006. Setelah diperoleh TNM, kemudian dikombinasikan untuk pengelompokan ke dalam stadium seperti terlihat pada tabel 2.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Kombinasi TNM ke dalam Stage Grouping Giuliano, 2008. Stage Grouping Stage 0 Tis N0 M0 Stage I T1 3 N0 M0 Stage IIA T0 N1 M0 T1 3 N1 M0 T2 N0 M0 Stage IIB T2 N1 M0 T3 N0 M0 Stage IIIA T0 N2 M0 T1 3 N2 M0 T2 N2 M0 T3 N1 M0 T3 N2 M0 Stage IIIB T4 N0 M0 T4 N1 M0 T4 N2 M0 Stage IIIC Any T N3 M0 Stage IV Any T Any N M1

a. Grade Histopatologis