Persepsi tentang Pe mbelajaran Sastra

33 kita membaca prosa cerita, kemudian kita bisa ikut merasakan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita tersebut. Kegiatan apresiasi sastra dapat tumbuh dengan baik apabila pembaca mampu menumbuhkan rasa akrab dengan teks sastra yang diapresiasinya, menumbuhkan sikap sungguh-sungguh serta melaksanakan kegiatan apresiasi itu sebagai kegiatan dari hidupnya sebagai suatu kebutuhan yang mampu memuaskan rohaninya.

b. Persepsi tentang Pe mbelajaran Sastra

Pembelajaran apresiasi sastra berhubungan dengan kegiatan yang ada keterkaitan dengan karya sastra, yaitu mendengar atau membaca karya sastra dengan penghayatan dan menulis sastra. Pembelajaran sastra memperkenalkan kepada peserta didik nilai- nilai yang didukung karya sastra dan mengajak peserta didik menghayati penalaman-pengalaman yang disajikan. Pembelajaran apresiasi sastra bertujuan membawa peserta didik ke arah pengalaman sastra. Persepsi tentang pembelajaran sastra adalah untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan mengenai pembelajarab sastra yang telah berlangsung atau yang sedang berlangsung dalam kelas. Persepsi tentang pembelajaran sastra juga dapat diartikan suatu kesan terhadap suatu pembelajaran sastra yang diperoleh melalui proses penginderaan, pengorganisasian, dan interpretasi terhadap pembelajaran sastra tersebut yang diterima oleh individu. Hal ini, siswa dapat memberikan suatu kesan terhadap pembelajaran sastra yang telah berlangsung ataupun sedang berlangsung yang dilihat dari segi penginderaan siswa terhadap pembelajaran sastra yang diterima, pengorganisasian siswa 34 mengenai pembelajaran sastra, serta interpretasi siswa dalam menerima pembelajaran sastra. Persepsi ini muncul karena adanya objek yang dipersepsi. Objek dalam hal ini yaitu pembelajaran sastra yang diterima siswa d ikelas. Pembelajaran sastra akan menjadi stimulus siswa yang datang dari luar yang langsung mengenai alat indera, sehingga alat indera juga salah satu faktor yang menyebabkan munculna persepsi pada diri seseorang. Selain itu, persepsi muncul karena adanya perhatian terhadap pembelajaran sastra. Perhatian dalam hal ini, yaitu bagaimana siswa memperhatikan pembelajaran sastra. Dari perhatian ini, siswa dapat menilai baik buruknya tentang pembelajaran sastra di kelas yang mereka terima. Adapun proses terjadinya persepsi tentang pembelajaran sastra yaitu, pertama siswa mengenal terhadap pembelajaran sastra yang diberikan di kelas. Proses ini dinamakan proses kealaman atau proses fisik, yaitu proses ditangkapnya objek yaitu dalam hal ini pe mbelajaran sastra oleh panca indera. Kedua, proses fisiologis, yaitu proses diteruskannya objek pembelajaran sastra yang telah diterima oleh panca indera melalui syaraf-syaraf sensorik di otak. Ketiga, proses psikologis, yaitu proses dalam otak sehingga siswa mengerti, memahami, menafsirkan, dan menilai objek pembelajaran sastra tersebut. Keempat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan, gambaran, dan kesan mengenai objek pembelajaran sastra yang telah diterima siswa di kelas. 35

B. Penelitian Relevan

Berdasarkan pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis belum menemukan yang mengkaji secara khusus pada penelitian ini yang berjudul Persepsi Siswa tentang Pembelajaran Sastra Terhadap Kemampuan Apresiasi Sastra Siswa Kelas X SMK Negeri se- Kabupaten Kebumen. Namun demikian, ada penelitian yang memiliki relevansi dengan pebelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Aji Dian Pertiwi 2011 mahasiswi UNY, tentang “Pengaruh Persepsi tentang Pembelajaran Sastra terhadap Kemampuan Meresepsi Cerpen Siswa Kelas IX SMP Negeri se-Kabupaten Banyumas”, 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi siswa tentang pembelajaran sastra terhadap kemampuan meresepsi cerpen pada siswa kelas IXSMP Negeri se-Kabupaten Banyumas yang ditunjukkan dengan koefisien pengaruh R 0,506 dan koefisien determinasi R 2 sebesar 0,256 dan F sebesar 35,267. Penelitian di atas relevan dengan penelitian ini karena sifat penelitian yang sama hanya beda topik yang diteliti. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dwi Aji Dian Pertiwi topik yang diambil yaitu kemampuan meresepsi cerpen untuk siswa kelas IX SMP Negeri se-Kabupaten Banyumas, sedangan dalam penelitian ini topik yang diambil yaitu kemampuan apresiasi sastra untuk siswa kelas XI SMK Negeri se-Kabupaten Kebumen.