Pengaruh Pembahasan Hasil Penelitian

73

3. Pengaruh

Pe rsepsi tentang Pe mbelajaran Sastra Terhadap Kemampuan Apresiasi Sastra Pembelajaran merupakan proses dalam mendapatkan ilmu dari awal hingga akhir melalui panca indera untuk dipahami dan diaplikasikan. Setiap satuan pendidikan wajib menyelenggarakan pembelajaran sastra dengan mempertimbangkan kemampuan apresiasi sastra siswa dalam mendengar atau membaca karya sastra dengan penghayatan dan menulis karya sastra. Pembelajaran sastra telah diberikan di semua sekolah SMK maupun SMA tanpa terkecuali SMK Negeri se-Kabupaten Kebumen. Setiap siswa dalam tiap tingkatan kelas X, XI, dan XII SMK Negeri di Kabupaten Kebumen dibekai pembelajaran sastra yang ada di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mata pelajaran tersebut diberikan dengan alokasi waktu 3x45 menit setiap pertemuan. Pengalaman mengikuti mata pelajaran sastra memberikan persepsi yang berbeda-beda pada setiap diri siswa. Hasil dari mengikuti pembelajaran sastra tersebut meberikan pengaruh yang signifikan. Pemahaman dan motivasi dari guru mendapatkan persepsi baik dari siswa. Persepsi siswa kelas XI SMK Negeri di Kabupaten Kebumen terhadap pembelajaran sastra memberikan pengaruh yang signifikan untuk kemampuan apresiasi sastra. Siswa kelas XI diambil sebagai sampel karena telah memiliki pengalaman dalam mengikuti mata pelajaran sastra. Akibat mengikuti pembelajaran sastra, siswa SMK Negeri di Kabupaten Kebumen menunjukkan persepsi yang baik saat pembelajaran di kelas. 74 Diketahui hasil dari pengujian koefisien determinasi ditemukan F hitung sebesar 70,298 sengan sig.=0,000. Oleh karena sig. 0,05 maka Ho ρ=0 ditolak yang artinya persepsi pembelajaran sastra memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan apresiasi sastra. Hasil pengujia n ditemukan nilai t hitung 3,803 dengan sig.=0,000. Oleh karena sig. 0,05 maka Ho β=0 ditolak yang artinya persepsi tentang pembelajaran sastra berpengaruh positif terhadap kemampuan apresiasi sastra. Pengaruh yang ditimbulkan karena persepsi siswa kelas XI SMK Negeri di Kabupaten Kebumen tentang pembelajaran sastra terhadap kemampuan apresiasi sastra sebesar 37,3 dengan diperoleh R= 0,611 dan Adjusted R Square 0,368. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sastra memberikan cukup pengaruh kepada siswa SMK untuk kemampuan apresiasi sastra. Sisanya sebesar 62,7 dipengaruhi oleh berbagai faktor lain. Hal yang berkaitan erat dengan persepsi adalah perhatian. Salah satu syarat untuk terjadinya persepsi menurut Walgito 1990 yaitu adanya perhatian. Perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa persepsi merupakan berkaitan erat dengan perhatian motivasi. Sehingga persepsi yang ditimbulkan dapat memunculkan motivasi yang kemudian akan menghasilkan kemampuan seseorang. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa motivasi sangat berpengaruh pada kemampuan seseorang. Motivasi itu dapat diperoleh dari dalam diri sendiri dan dari dalam diri orang lain. Dari dalam diri sendiri, contoh kecilnya misal seorang siswa memotivasi dirinya dengan melihat kemampuan lebih dari temannya, sehingga siswa tersebut termotivasi ingin seperti temannya tersebut. 75 Motivasi dari orang lain misalnya seorang siswa yang mempunyai bakat dalam sastra yang kurang perhatian sehingga bakat tersebut tidak terloah dengan baik, kemudian seorang guru memberikan semangat kepada siswa tersebut dengan pujian terlebih dahulu untuk meningkatkan semangatnya, setelah itu guru memberikan pengertian terhadap siswa sehingga termotivasi mengembangkan bakat yang dimilikinya. Dari penelitian Wilda Srihastuti Handayani Piliang dengan judul “Kontribusi Kemampuan Apresiasi Sastra dan Berpikir Kreatif Terhadap Keterampilan Bermain Drama” menghasilkan bahwa kemampuan belajar siswa karena adanya motivasi dari berbagai faktor mulai dari keluarga, maupun guru di sekolah. Artinya nahwa dibutuhkan motivasi dari berbagai pihak untuk meningkatkan kemampuan belajar Bahasa Indonesia yang di dalamnya terdapat apresiasi sastra di SMK. 76

BAB V SIMPULAN DAN SARAN