4
pengamatan guru terhadap sikap siswa ketika berada di kelas. Aspek psikomotorik dinilai guru berdasarkan persiapan, proses, dan hasil siswa dalam
pembuatan busana pria. Aspek psikomotor pada pembelajaran praktik busana pria, pastinya membutuhkan tenaga yang lebih banyak dibandingkan jika hanya
aspek kognitif saja. Tenaga yang lebih dibutuhkan siswa karena membuat busana pria memerlukan gerakan-gerakan aktif ketika memotong bahan,
menjahit, maupun penyelesaian. Siswa juga harus cekatan dalam mengerjakan pembuatan busana pria karena siswa tidak bisa mengerjakanya di pondok
pesantren. Hal ini disebabkan jadwal di pondok pesantren sangat padat. Padahal siswa pada malam harinya melakukan aktivitas mengaji sampai larut malam Oleh
sebab itu, pada observasi pra penelitian terlihat beberapa siswa seperti kelelahan dan tidak sedikit yang menguap. Selain itu, pada aspek kognitif siswa
memerlukan fokus lebih pada pengelompokan macam-macam busana
,penggunaan rumus pada pembuatan pola dan pengetahuan tertib kerja menjahit meskipun siswa juga memiliki tuntutan pada semua mata pelajaran
umum maupun muatan pondok. Aspek afektif di kelas XI tata busana sangat penting mengingat siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok diskusi.
Sehingga, sikap kepada guru maupun siswa sangat penting dikembangkan karena siswa tidak dapat mengerjakan tanpa arahan ataupun bantuan dari siswa
lain ataupun guru.
B. I dentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
5
1. Siswa kurang mengikuti pelaksanaan pembelajaran busana pria dengan
maksimal karena melakukan aktivitas mengaji di pondok pesantren sampai malam hari sehingga tubuhnya kelelahan
2. Fokus siswa terbagi karena banyaknya mata pelajaran yang ditempuh di
sekolah ditambah dengan pelajaran di pondok pesantren 3.
Tugas pembuatan busana pria hanya bisa dikerjakan di sekolah tidak bisa dibawa pulang ke pondok pesantren.
4. Guru kesulitan mengatur alokasi waktu pelaksanaan pembelajaran busana
pria karena jika pembuatan busana pria hanya dikerjakan di sekolah saja, maka akan membutuhkan waktu yang lama.
C. Pembatasan masalah
Penelitian ini diharapkan dapat fokus dan mendalam, maka dari itu penelitian ini hanya mengkaji satu pokok permasalahan saja yaitu mengenai pelaksanaan
pembelajaran busana pria kelas XI program keahlian tata busana di SMK Ma’arif Nurul Haromain Sentolo yang berbasis pondok pesantren.
D. Perumusan Masalah
Atas dasar pembatasan masalah di atas, masalah dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran busana pria kelas XI program
keahlian tata busana di SMK Ma’arif Nurul Haromain Sentolo yang berbasis pondok pesantren?
2. Apa keunggulan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran busana pria
kelas XI program keahlian tata busana di SMK Ma’arif Nurul Haromain Sentolo yang berbasis pondok pesantren?
6
E. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1.
Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran busana pria kelas XI program keahlian tata busana di SMK Ma’arif Nurul Haromain Sentolo yang
berbasis pondok pesantren. 2.
Mendeskripsikan keunggulan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran busana pria kelas XI program keahlian tata busana di SMK Ma’arif Nurul
Haromain Sentolo yang berbasis pondok pesantren.
F. Manfaat Penelitian 1. Teoritis