Program keahlian tata busana di SMK Ma’arif Nurul Haromain yang berbasis pondok pesantren

18 tertib, karena apabila tidak mentaati jadwal, akan ada hukuman tersendiri yang diberikan oleh ustad ustadzah ataupun Kiai. Selain jadwal rutin tersebut terkadang ada kegiatan – kegiatan pondok pesantren yang melibatkan seluruh santri, sehingga biasanya kegiatan di sekolah ditiadakan. Selain jadwal kegiatan, dalam hal berpakaian baik berpakaian, siswa, guru, dan karyawan wajib menggunakan seragam yang menutupi aurat. Hal ini disesuaikan dengan prinsip pondok pesantren yang mengamalkan apa yang tersirat dan tersurat dalam Al Qur’an dan Hadist. Untuk siswa putri wajib mengenakan seragam muslim dan bagi yang putra ditambah dengan mengenakan pecis berwarna putih. Beberapa pelajaran muatan pondok pesantren dimasukkan ke dalam kurikulum di SMK ini. Muatan pondok tersebut dilaksanakan setiap hari pada awal sebelum mata pelajaran yang lain dimulai. Muatan pondok tersebut diantaranya adalah pelajaran ta’lim, binadzor Qur’an, akhlaq, dan kitab. Muatan pondok tersebut diajarkan oleh para ustad ustadzah dan juga I bu Nyai pondok pesantren. Selain dalam pembelajaran, peraturan di SMK ini adalah apabila santri siswa pindah atau keluar sebelum menyelesaikan program pendidikan keagamaannya di pondok pesantren, maka akan dikenakan denda dam sesuai dengan SK Pon Pes Nurul Haromain tertanggal 27 Oktober 2001.

3. Program keahlian tata busana di SMK Ma’arif Nurul Haromain yang berbasis pondok pesantren

Beberapa kebijakan – kebijakan yang dilakukan di SMK Ma’arif Nurul Haromain Sentolo dimaksudkan guna menyingkronkan antara pondok pesantren yang mengadaptasi sekolah formal sebagai penunjang keilmuan santri dengan 19 tetap menjunjung tinggi fitrah mereka sebagai santri. Salah satu program keahlian yang diselenggarakan yakni tata busana. Berdasarkan wawancara dengan I bu Heni Kusrini selaku kajur program keahlian tata busana, program keahlian ini memiliki visi misi sebagai berikut: Visi: menciptakan tamatan yang profesional untuk membentuk karakter pribadi yang mandiri di bidang busana butik dan membentuk pribadi muslim yang sesuai dengan ajaran ahlussunnah wal jamaah Misi : membekali ketrampilan siswa guna memperoleh kualitas lulusan yang berkompeten di bidang busana butik, mengembangkan sikap trampil, disiplin, pantang menyerah dan mampu berkomunikasi dalam bahasa asing sesuai dengan ajaran ahlusunnah wal jama’ah. Program keahlian ini didirikan agar santri putri memiliki keahlian yang dapat dimanfaatkan di pondok pesantren maupun setelah lulus pondok pesantren. Seperti pada umumnya, program keahlian ini memiliki dua aktivitas pembelajaran yakni pembelajaran praktik dan teori. Pembelajaran teori dilaksanakan di kelas teori dengan fasilitas meja guru dan murid, kursi guru dan murid, whiteboard serta spidol dan penghapus. Mata pembelajaran teori disampaikan dengan metode sesuai keputusan masing – masing guru. Metode yang paling sering digunakan adalah metode ceramah. Pada pembelajaran praktik dilakukan di lab busana. Peraturan di dalam lab ini adalah alas kaki dilarang dibawa kedalam ruang lab. Karena kondisi di luar lab.busana yang bawahnya adalah tanah langsung, sehingga menimbulkan kekhawatiran apabila alas kaki dibawa masuk akan mengotori lab terutama di musim hujan. Menurut observasi yang dilakukan oleh peneliti, lab.busana ini memiliki fasilitas meja kursi guru, papan tulis, 20 mesin jahit bagi untuk masing – masing siswa, dressform, mesin obras, mesin itik – itik, meja setrika dan setrika. Terdapat pula rak yang berisi alat dan bahan menjahit. Alat dan bahan tersebut dijual kepada siswa guna memudahkan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini karena tidak dimungkinkan untuk siswa membeli sendiri kain ataupun peralatan menjahit di luar area pondok pesantren.

4. Pelaksanaan Pembelajaran Busana Pria a. Pengertian pelaksanaan pembelajaran