Pendapat Ulama yang menghalalkan

Dalam Laporan tehnik WHO No. 636 tahun 1979 di halaman28 dipakai istilah Involuntary smoking merokok tidak dengan sengaja, yang menyatakan bahwa bahaya asap rokok itu lebih besarbagi perokok pasif dibanding perokok aktif. 121

4. Pendapat Ulama yang Menghalalkan dan yang Mengharamkan Rokok

a. Pendapat Ulama yang menghalalkan

Ada juga para ulama yang secara tegas menghalalkan tembakau. Kalau kita klasifikasikan berdasarkan latar belakang mazhabnya kurang lebih susunannya sebagai berikut:Mereka yang mengatakan rokok itu tidak haram umumnya berangkat dari alasan-alasan berikut ini; a ulama mazhab al-Hanafiya yaitu Abdul Ghani an-Nablusy w 1143 H, al-Haskafi w 1088 H, dan al- Hamawi w 1056 H. b Ulama Mazhab al-Malikiyah yaitu Ali al-Jhuri w1066 H, ad-Dasuqi w 1230 H, ash-Shawi w 1241 H, al-Amir w 1232 H, Muhammad bin Ali al-Husaini w 1114 H, c Ulama Mazhab asy- Syafi’iyah yaitu ar-Rasyidi w 1096 H, asy-Syubramalisi w 1087 H, al-Babili w 1077 H, d Ulama Mazhab al- Hanabilah yaitu Mar’i al-Karimi w 1033 H. 122 Adapun dalil yang mereka gunakan kenapa tidak mengharamkan tembakau ada beberapa poin. Ternyata tudingan bahwa tembakau itu memabukkan sebagaimana dilontarkan oleh kelompok yang mengharamkan tidak terbukti. Dalam pandangan mereka asap tembakau itu kalau dihirup tidak memabukkan dan tembakau berbeda dengan daun ganja yang memang memabukkan. Mereka yang mengatakan rokok itu tidak haram, umumnya dari alasan berikut ini: 123 1. Tidak ada nash yang secara zahir mengharamkan sesuatu. Justru kita diharamkan untuk membuat hukum sendiri di luar apa yang diharamkan 121 Ibid, h. 116. 122 Achmad Zuhdi, Hukum Merokok Risalah Zuhdi, 2011, h. 15. 123 Ahmad Sarwat Lc, Seri fiqih Kehidupan Kedokteraan Jakarta; DU Publishing, 2011, h. 139. oleh kedua sumber hukum agama yaitu alquran dan sunnah. Mereka beralasan bahwa hukum halal haram itu harus berlandaskan langsung secara eksplisit dari ayat alquran dan hadis Nabi. Nyatanya tidak ada nash baik ayat alquran ataupun hadis Nabi yang menegaskan keharaman oleh kedua sumber hukum agama itu. 2. Kitab fiqih klasik tidak mengharamkan rokok. Selain itu mereka juga beralasan bahwa para ulamaa masa lalu tidak pernah mengharamkan rokok. Kalaupun bab itu ditulis dalam kitab-kitab fiqih hukumnya hanya sebatas makruh karena mengakibatkan nafas yang bau. Sehingga hukum kemakruhannya mirip dengan hukum makruhnya orang yang makan bawang atau jengkol 3. Industri rokok di Indonesia telah berhasil memberikan lahan pekerjaan buat begitu banyak tenaga kerja, baik disector pertanian tembakau, pabrik pengolahan tembakau hingga distribusinya. 4. Alasan individu Namun yang paling banyak dijadikan alasan bagi para perokok untuk merokok adalah alasan individu. Maksudnya karena sesorang sudah jadi penikmat asap rokok, maka dia akan punya 1001 alasan yang sekiranya bisa memberinya peluang untuk merokok.

b. Pendapat ulama yang mengharamkam