17
menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna mempelajari kebutuhan-kebutauhan investasi.
Kebijakan deviden
dividend policy
merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.
Keputusan investasi yaitu keputusan yang menyangkut masalah bagaimana manajer harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk
– bentuk investasi yang akan mendatangkan keuntungan di masa depan. Jenis dan besarnya investasi tersebut akan
mempengaruhi tingkat keuntungannya. Keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti, karenanya investasi akan menanggung
resiko atau ketidak-pastian. Risiko dan ketidak-pastian dari investasi itu akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Struktur modal
menurut J. Fred Weston dan Thomas E Copeland 1996 yaitu pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham.
Pertumbuhan perusahaan
merupakan kemampuan
perusahaan untuk
meningkatkan ukurannya. Untuk melihat ukuran perusahaan, para investor melihat dari besar kecilnya perusahaan. Alasan investor memilih perusahaan besar
disebabkan karena biasanya perusahaan besar memiliki manajemen yang baik dan kinerja perusahaan yang baik. Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham
18
oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen Sujono dan Soebiantoro 2007.
D. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham pada perusahaan oleh pihak manajerial. Menurut Nizar, Shahrul 2003, manajerial
didefinisikan sebagai berikut : “ Manajerial adalah pemegang saham, direksi atau pejabat perseroan yang memiliki proporsi yang signifikan dalam saham perseroan.”
Dan pengertian kepemilikan manajerial menurut Wahidahwati 2002 sebagai berikut
:
“Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan direktur dan komisaris”.
Kepemilikan manajerial diukur dari jumlah persentase saham yang dimiliki manajer. Adapun menurut Faisal 2003, alat ukur yang digunakan untuk variable kepemilikan
manajerial adalah persentase saham direktur dan komisaris. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kepemilikan manajerial merupakan
persentase saham yang dimiliki manajer dan direksi suatu perusahaan. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh emiten, kepemilikan saham dilaporkan dalam
bentuk persentase, kepemilikan manajerial ini merupakan kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawannya.
Manajer yang sekaligus pemegang saham akan berusaha bekerja secara optimal dan tidak hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Manajemen selalu
19
berupaya meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan maka kekayaannya yang dimiliki sebagai pemegang
saham akan meningkat, sehingga kesejahteraan pemegang saham akan meningkat pula.
Peningkatan kepemilikan manajerial membantu untuk menghubungkan kepentingan internal perusahaan dan pemegang saham, dan mengarah ke arah yang
lebih baik dalam pengambilan keputusan dan nilai perusahaan yang lebih tinggi Wenjuan Ruan, Gary Tian and Shiguang Ma, 2011. Hasil penelitian sebelumnya
telah menguji beberapa model seperti penelitian yang dilakukan oleh Sofyaningsih 2011 menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Namum penelitian lain menemukan hasil yang berbeda seperti yang diperoleh oleh Ayu dan Dana 2013 menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial memiliki pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Menurut teori keagenan, ketika ada pemisahan antara pemilikan dengan
pengelolaan perusahaan akan dapat memicu munculnya konflik keagenan. Konflik keagenan ini timbul ketika terdapat perbedaan kepentingan antara prinsipal dengan
agen untuk memaksakan utilitasnya sendiri. Adanya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh yang tidak konsisten terhadap
nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial akan menjadi perhatian karena persentase kepemilikan manajerial akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan akan berdampak
pula pada nilai perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang kepemilikan manajerial, dan nilai perusahaan telah banyak dilakukan oleh para peneliti antara lain dilakukan oleh:
1. Wahyudi dan Pawestri 2006, meneliti Implikasi Struktur Kepemilikan
Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Nilai perusahaan diproksikan dengan
Price Book Value
PBV., struktur kepemilikan diproksikan dengan kepemilikan manajerial dan
kepemilkian institusional, sedangkan proksi keputusan investasi adalah PPEBVA, MVEBVE. MVABVA, CAPBVA, CAPMVA, dan PER, proksi
keputusan pendanaan adalah BDE, BDA, LDE, dan MDE, proksi keputusan investasi adalah DPR dan
Dividend Yield Ratio
. Hasilnya menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap keputusan
investasi dan keputusan pendanaan, tetapi tidak terhadap kebijakan dividen. Ini membuktikan bahwa pemegang saham yang sekaligus sebagai pengelola
perusahaan cenderung memilih kompensasi berupa gaji dan bonus atau insentif jangka panjang lainnya dibandingkan dengan dividen. Kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap seluruh keputusan keuangan. Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi
keputusan investasi dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan baik secara langsung maupun melalui keputusan pendanaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2. Ika Wien Permanasari 2010 dalam penelitiannya menguji pengaruh
kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan
corporate social responsibility
terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian menemukan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap nilai
perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajemen di Indonesia khususnya untuk perusahaan non keuangan masih
rendah sehingga pihak manajemen masih bertindak untuk memaksimalkan utilitasnya sendiri yang dapat merugikan pemegang saham lainnya.
Kepemilikan manajemen yang rendah juga mengakibatkan kinerja yang belum maksimal sehingga kepemilikan manajemen belum dapat menjadi
mekanisme untuk meningkatkan nilai perusahaan. 3.
Wenjuan Ruan, Gary Tian and Shiguang Ma 2011 mereka meneliti tentang pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan melalui modal
– struktur pilihan, menggunakan sampel dari perusahaan sipil China yang terdaftar di pasar saham China antara tahun 2002 dan 2007. Hasil empiris
menunjukkan hubungan nonlinear antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial mendorong struktur modal menjadi
bentuk nonlinear, tetapi dalam arah yang berlawanan dengan pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.
4. Desi Aprina 2012 melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
terhadap Kinerja Perusahaan yang Diukur Menggunakan
Economic Value Added.
5. Nia Hardiyanti 2012 menganalisis tentang pengaruh
insider ownership, leverage,
profitabilitas
, firm size dan dividend payout ratio
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
leverage
dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
6. Abdul Karim 2013, meneliti Pengaruh
Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Saham Perusahaan menemukan bahwa adanya pengaruh positif antara kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan dan
menemukan adanya pengaruh positif signifikan antara kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan.
7. Winda Nurhidayati 2013, meneliti pengaruh Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Komisaris Independen terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 dan
menemukan bahwa tidak adanya pengaruh antara kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial dengan kinerja perusahaan yang terdaftar pada
LQ 45.
F. Rumusan Hipotesis
Kepemilikan sebagian kecil saham perusahaan oleh manajemen mempengaruhi kecenderungan untuk memaksimalkan nilai pemegang saham dibanding sekedar
mencapai tujuan perusahaan semata. Masalah yang sering ditimbulkan dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kepemilikan manajerial ini adalah
agency conflict
, dimana terdapat kepentingan antara manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan dan para pemegang
saham sebagai pemilik dari perusahaan. Tentunya perbedaan kepentingan tersebut akan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan salah satu cara untuk mengurangi
agency cost
adalah dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Proporsi kepemilikan saham yang dikontrol oleh manajer dapat
mempengaruhi kebijakan perusahaan. Jumlah pemegang saham besar
large shareholders
mempunyai arti penting dalam mengawasi perilaku manajer dalam perusahaan Shleifer dan Vishny ; 1986.
Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajamen dan pemegang saham
outsider ownership
, sehingga akan memperoleh manfaat langsung dari keputusan yang diambil serta menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari
pengambilan keputusan yang salah. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan, maka manajemen
cenderung lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang notabene adalah dirinya sendiri.
Jadi, peningkatan kepemilikan manajerial membantu untuk menghubungkan kepentingan internal perusahaan dan pemegang saham, dan mengarah ke arah yang
lebih baik dalam pengambilan keputusan dan nilai perusahaan yang lebih tinggi. Namun, ketika ekuitas yang dimiliki oleh manajemen perusahaan mencapai tingkat
yang terlalu tinggi, peningkatan lebih lanjut dari kepemilikan manajerial dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI