Desain Benda Uji Analisa Numerik

3.1 Desain Benda Uji

Sebelum membuat benda uji, ada baiknya benda uji tersebut direncanakan baik dalam dimensi penampang maupun sambungannya. a. Jarak besi beton sebagai penghubung geserpada beton yang direncanakan diadopsi dari jarak baut angkur dari Peraturan ETAG 001 Edition 1997; Guideline for European Techinal Approval of Metal Anchors for Use in Concrete; Annex C : Design Methods for Anchorages, 2010. Karena dalam pembuatan benda uji digunakan pemasangan besi beton dengan rangkaian paralel maka kita desain seperti pada Gambar 2.27. Tebal plat beton yang digunakan mempunyai tebal 200 mm, maka: h 1.5 c 1  200 mm 1.5 c 1  c 1 133.33 mm s 2 3 c 1  s 2 3 133.33 mm  s 2 400 mm c 2 1.5 c 1  c 2 1.5 133.33 mm  c 2 200 mm Pada pemasangan besi beton nantinya, akan digunakan epoxy sebagai bahan aditif, untuk merekatkan antara besi beton dengan balok betonnya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan produk dari DIA-KRESS yang sudah bersertifikasi.Untuk produk DIA-KRESS sendiri mempunyai aturan persyaratan dalam perencanaan dengan menggunakan besi beton rebar. Adapun persyaratan-persyaratan tersebut mengacu pada Peraturan ETAG 001 Edition 1997; Guideline for European Techinal Approval of Metal Anchors for Use in Concrete; Annex C : Design Methods for Anchorages, 2010. Universitas Sumatera Utara b. Perencanaan tegangan pada setiap elemen benda uji. Digunakan profil baja WF 200 200 , web t 1 =12 mm ; flange t 2 =8 mm. Tegangan desak pada pelat: n t d P plat . . 2 Tegangan desak pada beton: n h d P ef beton . . Tegangan geser pada baut: n d P baut . 4 1 2 Keterangan: P = beban ton d = diameter baut besi beton mm t 2 = tebal flange profil baja h ef = kedalaman baut mm n = jumlah baut

3.2 Analisa Numerik

Salah satu metodologi yang digunakan dalam penulisan tesis ini dengan menggunakan program numerik. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berupa beton, besi beton, dan baja. Ketiga bahan tersebut dimodelkan dalam program numerik dengan menggunakan elemen solid sehingga membentuk benda uji seperti yang diuji di laboratorium. Adapun beton diuji kuat tekan betonnya dan besi beton diuji kuat tariknya, sehingga hasil laboratorium yang diperoleh dapat dimasukkan ke program numerik untuk dieksekusi. Universitas Sumatera Utara

3.3 Pengujian Laboratorium