nantinya mempunyai daya rekat yang tinggi antara beton dengan besi betonnya. Setelah dipastikan lubang sudah bersih, dilakukan injeksi epoxy type MF-EX2
360 ml high strength epoxy. Kemudian dilakukan penyatuan menjadi benda uji, salah satu kubus dengan
baja yang sudah dilubangi juga sesuai marking yang telah ditentukan, beserta besi beton disatukan.Setelah menunggu sekitar 2 jam, epoxy sudah mulai mengering lalu
dilakukan injeksi epoxy pada balok beton kedua, lakukan penyatuan balok beton pertama, baja H-Beam, besi beton di kedua sisi dan balok beton kedua. Tunggu
proses pengeringan epoxy pada beton kubus kedua. Benda uji siap untuk diuji Push- out Test, seperti yang terlihat pada Gambar 3.13.
Gambar 3.13 Contoh benda uji setelah dirangkai
3.3.4 Metode Pengujian
Pengujian dilakukan di laboratorium struktur Program Magister Universitas Sumatera Utara.Bahan uji yang telah disiapkan, diletakkan ke dalam frame untuk
dilakukan push-out test. Dimulai dari benda uji yang memiliki jarak besi beton s = 40 mm, kemudian dilanjutkan dengan pengujian benda uji dengan jarak besi beton s = 64
Universitas Sumatera Utara
mm dan terakhir benda uji dengan jarak besi beton s = 96 mm. Pembacaan beban diberikan bertahap sebesar 500 kg hingga mencapai keruntuhan terjadi pada besi
betonnya dan pembebanan dihentikan. Dial gauge dipasang pada setiap besi beton untuk mengamati deformasi yang terjadi disetiap besi beton dan pada setiap tahapan
pembebanan. Tetapi karena keterbatasan dial gauge yang tersedia hanya 8 delapan buah, maka yang terpasang hanya didelapan besi beton. Kemudian diberi beban
secara bertahap dengan menggunakan alat jack hydraulic, hingga mencapai beban batas. Pengujian ini dilakukan hal yang sama untuk ketiga benda uji. Perletakan
benda uji dapat dilihat seperti Gambar 3.14.
Gambar 3.14 Frame baja sebagai tempat dudukan benda uji
3.3.5 Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian ini, akan diamati dan dicatat diantaranya: a.
Beban akumulasi ton.
Universitas Sumatera Utara
b. Deformasi yang terjadi.
c. Urutan besi beton yang runtuh.
3.3.6 Output Data
Output data yang dibuat untuk mengamati hasil pengujian di atas yakni dalam
bentuk seperti tabel pada Gambar 3.15.
HASIL PENGUJIAN
Nama benda uji :
………………………………. Kuat tekan beton f
c
’ : ……………………………….
No Gaya
Tekan P Deformasi mm
KET kg
1 2
3 4
5 6
7 8
1 500
2 1000
3 1500
4 2000
5 2500
46 23000
Gambar 3.15 Pencatatan hasil pengujian laboratorium
Universitas Sumatera Utara
48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Numerik
Dalam menganalisa memakai program numerik ada tahapan yang perlu dilakukan yakni:
1. Preprocessor
a. Element type, pemilihan jenis elemen yang akan dimodelkan.
b. Material properties, pemilihan material untuk masing-masing elemen.
c. Modeling, penggambaran benda uji sebagai model yang akan dianalisa.
d. Meshing, pembagian elemen-elemen menjadi beberapa elemen kecil.
e. Contact Element, mengatur kontak antara beberapa material.
f. Constrain, menentukan derajat kebebasan dalam pemodelan benda uji.
g. CouplingCeqn, menentukan titik node suatu elemen.
h. Loads, menentukan berat sendiri model apakah termasuk dianalisa atau
tidak. 2.
Solution a.
Analysis Type, mengatur time stepping beban yang diinginkan. b.
Define Loads, menentukan jenis-jenis beban yang akan diberikan. c.
Solve, proses eksekusi dari program yang akan menghasilkan output. 3.
General Postproc a.
Read Results, membaca hasil output dari program. b.
List Results, menentukan output yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara