Mencit Mus musculus Balbc

1995 menjelaskan bahwa konsumsi biidobakteria dan laktobasili secara nyata meningkatkan aktiitas fagositosis oleh monosit, dan granulosit. Perdigon et al. 2003 menemukan bahwa Biidobacterium adolescentis yang berasal dari feses manusia menunjukkan ketidakmampuan untuk meningkatkan immunitas inang, baik dengan mekanisme fagositosis ataupun peningkatan sel immunoglobulin, setelah idkonsumsi selama 2, 5 dan 7 hari. Hal ini karena bakteri ini tidak mampu mengkolonisasi dinding usus halus. Berbeda halnya dengan Biidobacterium animalis yang dapat meningkatkan immunitas, dengan mekanisme fagositosis dan produksi sel immunoglobulin, dan dapat mengkolonisasi dinding sel usus halus. Gb. 1 monosit Memfagoosit E.Coli

3.2 Mencit Mus musculus Balbc

Mencit Mus Musculus Balbc merupakan hewan coba yang sering digunakan dalam penelitian. Mencit memiliki sifat – sifat reproduksi mirip dengan mamalia besar dan siklus estrus pendek Malole dan Pramono, 1989. Penggunaan mencit sebagai hewan percobaan dilandasi berbagai pertimbangan, antara lain mencit berukuran kecil, tidak membutuhkan banyak tempat, mudah penanganannya, susunan anatomi dan isiologi tubuhnya mendekati manusia, serta mempunyai kemampuan yang baik untuk menyesuaikan diri dengan kondisi berbagai jenis penelitian. mencit biasanya digunakan dalam penelitian yang mempelajari tentang kandungan gizi, studi tentang suatu penyakit dan uji coba produk medis smith, 1988. Menurut Malole dan Pramono 1989 kebutuhan pakan mencit adalah 10 bobot badan, pakan harus mengandung nutrisi yang lengkap dan memenuhi kebutuhan kelinci. Pakan kelinci harus mengandung 14-18 protein, 5-10 lemak, 40-50 karbohidrat, 16-20 serat kasar dan 5 abu. Pakan mencit juga harus mengandung vitamin dan mineral yang cukup agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. t empat dan Waktu penelitian adalah di Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Laboratorium Biosains dan Bioteknologi Universitas Udayana, Laboratorium Virologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Laboratorium Analisis Pangan Fakultas teknologi Pertanian Universitas Udayana, Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian dilakukan selama lima bulan, yaitu dari bulan Mei sampai dengan Oktober 2012. Alat membuat keir: panci lapis enamel, waskom besar, batang pengaduk kayu, kompor, stoples, sendok pengaduk, saringan plastik, termometer, incubator, lemari pendingin. Alat untuk análisis mikroba: Laminar low, incubator, sentrifugasi, spektrofotometer, tabung reaksi, botol media, petridish, batang pengaduk kaca, lampu bunsen, gelas objek, mikroskop, rak tabung reaksi, ose, ose jarum, agar puncher, jangka sorong, timbangan analitik, beaker glass, erlenmeyer segala ukuran, gelas ukur, autoclve, oven, magnetyic stirer, vorstec, siringe 2,5 ml, siringe 1 ml, tabung darah, Alat untuk mengambil dan análisis darah : pipet hematokrit, BAB IV TEMPAT, ALAT DAN BAHAN tabung microtube dengan edtA, pipet mikro, mikrotiter, hemasitometer neuber, gelas obyek, mikroskop Bahan utama dalam penelitian ini adalah bji keir dan kultur bakteri Escherichia coli eteC AtCC 25922 berturut – turut merupakan koleksi Laboratorium Ilmu Ternak Perah, IPB, Bogor dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan susu segar yang diperoleh dari pasar swalayan sekitar denpasar. Media yang digunakan untuk pemupukan dan pembiakan adalah medium MRs Agar OXOid, medium MRs Broth OXOid, dan medium tryptone soy Broth tsB. Medium MRs Agar dan MRs Broth digunakan untuk pemupukan dan pembiakan bakteri asam laktat, sedangkan medium tsB digunakan untuk pembiakan E.coli . Larutan isiologis NaCl 0,85 digunakan sebagai larutan untuk pengenceran. Kit API 50 CH dan API 50 CHL medium untuk identiikasi BAL Bahan – bahan yang digunakan untuk analisis darah yaitu suspense bakteri E.coli ATCC 25922, larutan Turk’s pewarna Giemsa, metanol, Phosfat Bufer Solution PBS, alkohol 70, edtA, tween 80.

5.1 Pembuatan Keir dan larutan BAL