Potensi Bakteri Asam Laktat BAL sebagai Immunomodulator

3.1 Potensi Bakteri Asam Laktat BAL sebagai Immunomodulator

s emua vertebrata yang berdarah panas hidup bersimbiosa dengan suatu konsorsium kompleks mikroba yang hidup dalam saluran pencernaan. Usus halus merupakan organ yang mengandung sistem immun terbesar dari tubuh. 70-80 dari sel leukosit yang memproduksi igA terdapat dalam usus halus Perdigon et al., 2001. sistem immunitas ini terdiri dari limfosit, yaitu leukosit spesiik dari immunitas adaptif yang terletak pada bagian peyer path PP dari saluran pencernaan. sistem immunitas ini terdiri dari sel t dan sel B. sel t adalah leukosit yang dihasuilkan pada thymus. Ada dua jenis se t yaitu sel t killer menghasilkan sitotoksin untuk membunuh patogen antigen, sel t helper akan membawa antigenpatogen ke sel B sehingga sel B memperbanyak diri dan menghasilkan antibodi igA, igG Brooks et al., 2001. selain limfosit dalam saluran pencernaan terdapat sistem immunitas pada lapisan sel epithel dinding saluran pencernaan yang terdiri dari leukosit yang diberi nama berbeda sesuai dengan fungsi dan lokasinya, yaitu fagosit makrofag, BAB III TINJAUAN POTENSI BAKTERI ASAM LAKTAT BAL SEBAGAI IMMUNOMODULATOR DAN MENCIT neutroil, dan sel dendritik, sel mast, eosinoil, basoil dan nK sel natural killer. sel-sel leukosit ini mengenali dan menghilangkan patogen dengan fagositosis dan ada juga dengan mengirimnya pada sel t helpersel t killer sel B sehingga dihasilkan antibodi untuk membunuh patogen tersebut. Bakteri asam laktat ada dalam saluran cerna karena konsumsi susu fermentasi akan berinteraksi dengan sel- sel leukosit komponen immunitas di lapisan epithel dan atau komponen immunitas pada bagian PP maka BAL dikenali sebagai antigen oleh M mikrofold sel, dibawa ke sel B dan sel t, sehingga terjadi proliferasi sel B dan sel t dan bermigrasi melalui sistem sirkulasi limfatika eferent menuju sistem sikulasi sistemik melalui saluran di daerah dada sehingga akan berada di semua lapisan mukosa usus, pernafasan, urogenital, mamae dankelenjar liur. ini berarti bahwa BAL atau antigen tersebut berhasil meningkatkan immunitas Perdigon et al., 2001. Wold 2001 manyatakan bahwa beberapa bakteri asam laktat dapa mengaktifasi komponen sel immunitas. Lb. Rhamnosus, Lb. johnsonii dapat mengaktikan aktivitas fagositosis, kemampuan aktifasi kedua BAL ini masih di bawah Lactococcus lactis. BAL ini mengaktifasi proliferasi sel yang membentuk Inter leukin-10 IL-10. Spanhaak et al. 1998 menjelaskan konsumsi susu yang difermentasi Lb casei strain shirota dapat mengaktivasi pembentukan sel t killer yang merupakan leukosit yang menghasilkan sitotoksik untuk membunuh patogen. Marteu et al . 1997 dan Link-Amster et al. 1994 menemukan bahwa setelah mengkonsumsi susu terfermentasi yang mengandung Lb. johnsonii LA1 konsentrasi serum igA meningkat sebanyak 10. Perdigon et al. 1995 menemukan bahwa konsumsi susu terfermentasi yang mengandung Lb. casei dan Lb. acidophillus meningkatkan sigA, anti-E coli ige dan igM, namun bila BAL yang diberikan dalam keadaan mati maka tidak terjadi peningkatan ige. Peningkatan igM pada saluran pencernaan ini lebih tinggi bila diberi Lb. casei dari pada diberi Lb. acidophillus Perdigeon et al., 2001. Perdigon et al. 1999 menyatakan bahwa bakteri asam laktat Lb. casei, Lb. delbrueckii ssp. Bulgaricus, Lb. acidophillus, Lb. plantarum, Lb. rhamnosus, Lactococcus lactis dan Streptococcus salicarius ssp. Thermophillus yang diberikan secara oral pada hewan coba meningkatkan jumlah sel igA + B pada bronchus yang berarti meningkatnya igA dalam sirkulasi sebagai akibat interaksi dengan sel-sel mikrofold jaringan lifosit pada daerah PP atau lapisan sel epithel di dinding usus. selanjutnya, dikatakan bahwa Lb. acidophillus meningkatkan aktivitas immun pada jaringan mukosa usus tetapi tidak menyebabkan peningkatan ig pada saluran bronchus. sedangkan Lactococcus lactis dan Streptococcus thermophillus menginduksi dan meningkatkan ig dalam sirkulasi. Bakteri asam laktat Lb. casei strain shirota, Lb. acidophillus, Biidobacterium biidum ditemukan dapat meningkatkan aktivitas fagositosis dari sistem immunitas non spesiik Erickson dan Hubbard, 2000. Schifrin et al., 1995 menjelaskan bahwa konsumsi biidobakteria dan laktobasili secara nyata meningkatkan aktiitas fagositosis oleh monosit, dan granulosit. Perdigon et al. 2003 menemukan bahwa Biidobacterium adolescentis yang berasal dari feses manusia menunjukkan ketidakmampuan untuk meningkatkan immunitas inang, baik dengan mekanisme fagositosis ataupun peningkatan sel immunoglobulin, setelah idkonsumsi selama 2, 5 dan 7 hari. Hal ini karena bakteri ini tidak mampu mengkolonisasi dinding usus halus. Berbeda halnya dengan Biidobacterium animalis yang dapat meningkatkan immunitas, dengan mekanisme fagositosis dan produksi sel immunoglobulin, dan dapat mengkolonisasi dinding sel usus halus. Gb. 1 monosit Memfagoosit E.Coli

3.2 Mencit Mus musculus Balbc