Defenisi Kesetaraan Gender Masa Remaja 1. Defenisi Remaja

pengalaman dan pemikiran yang lebih kompleks, pada tahap ini remaja sering mengajukan pertanyaan, menganilisis secaera menyeluruh, dan berfikiran tentang bagaimana cara mengembangkan identitas “Siapa saya?”Pada masa ini remaja juga mualai mempertimbangkan kemungkinan masa depan, tujuan, dan membuat rencana sendiri. c. Masa remaja akhir Pada tahap ini remaja lebih berkonsentrasi pada rencana yang akan datang dan meningkatkan pergaulan. Selama masa remaja akhir, proses berfikir secara kompleks digunakan untuk memfokuskan diri masalah – masalah idealisme, toleransi, keputusan untuk karier dan pekerjaan, serta peran orang dewasa dalam masyarakat.

3. Gender dan Peran Gender

1. Defenisi Gender dan Peran Gender

Gender adalah perbedaan peran, fungsi, tannggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang dibentuk, dibuat, dan di kontruksi oleh masyarakat dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman akibat konstruksi sosial, Yani Widyastuti,dkk, 2009. Peran gender adalah seseorang yang diharapkan oleh masyarakat untuk bertingkah dan berperilaku menurut jenis kelaminnya laki-laki dan perempuan. Sebagai contoh, perempuan seharusnya menjadi ibu dan tinggal dirumah untuk mengurus anak, dan suami seharusnya menjadi menjadi ayah dan mencari nafkah untuk keluarga. Eva Ellya, 2010.

2. Defenisi Kesetaraan Gender

Kesetaraan gender adalah adanya persamaan hak antara kaum wanita dengan kaum adam dimana persamaan itu mempunyai arti yang menguntungkan bagi kedua pihak, contoh nya dalam dunia kerja. Dengan adanya sebuah kesetaraan akan mengandung adanya perbedaan yang akan memungkinkan perbedaan pendapat antara kedua belah pihak saja. lizzcharly, 2010 Universitas Sumatera Utara Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional hankamnas, serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan deskriminasi dan ketidak adilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan. wordpress, 2009 Menurut Megawangi 1999, pada dasarnya ada dua argumen yang saling bertentangan mengenai pembentukan sifat maskulin dan feminin pada pria dan wanita. Argumen pertama percaya bahwa perbedaan sifat maskulin dan feminin ada hubungannya dengan, bahkan tidak lepas dari, pengaruh perbedaan biologis seks pria dan wanita. Perbedaan biologi pria dan wanita adalah alami, begitu pula sifat maskulin dan feminin yang dibentuknya. Oleh karena itu, sifat stereotipe gender sulit untuk diubah. Argumen ini sering disebut mahzab esensial biologis atau orientasi biologis. Argumen kedua percaya bahwa pembentukan sifat maskulin dan feminin bukan disebabkan oleh adanya perbedaan biologis antara pria dan wanita, melainkan sosialisasi atau kulturasi. Penganut mahzab ini tidak mengakui adanya sifat alami maskulin dan feminin nature, tetapi yang ada adalah sifat maskulin dan feminin yang dikonstruksi oleh sosial budaya melalui proses sosialisasi nurture. Argumen ini membedakan antara jenis kelamin seks yang merupakan konsep nature, dan gender yang merupakan konsep nurture. Pemikiran ini disebut mahzab orientasi kultur. Perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan pada proses berikutnya melahirkan peran gender Fakih, 2006. Santrock 2003 mengartikan peran gender sebagai suatu set harapan yang menetapkan bagaimana seharusnya perempuan dan laki-laki berpikir, bertingkah laku, dan berperasaan. Mugniesyah 2002 dalam Meliala 2006 menjelaskan bahwa peran gender merupakan suatu perilaku yang diajarkan pada setiap masyarakat, Universitas Sumatera Utara komunitas dan kelompok sosial tertentu yang menjadikan aktivitas-aktivitas, tugas-tugas dan tanggung jawab tertentu dideskripsikan sebagai peran perempuan dan laki-laki. Peran gender dipengaruhi oleh umur, kelas, ras, etnik, agama dan lingkungan geografi, ekonomi dan politik. Perubahan peran gender sering terjadi sebagai respon terhadap perubahan situasi ekonomi, sumberdaya alam, dan atau politik termasuk perubahan berupa usaha-usaha pembangunan atau penyesuaian program struktural atau oleh kekuatan-kekuatan di tingkat nasional dan global.

3. Pembagian Peran Gender Dalam Keluarga