komunitas dan kelompok sosial tertentu yang menjadikan aktivitas-aktivitas, tugas-tugas dan tanggung jawab tertentu dideskripsikan sebagai peran perempuan dan laki-laki. Peran
gender dipengaruhi oleh umur, kelas, ras, etnik, agama dan lingkungan geografi, ekonomi dan politik. Perubahan peran gender sering terjadi sebagai respon terhadap perubahan
situasi ekonomi, sumberdaya alam, dan atau politik termasuk perubahan berupa usaha-usaha pembangunan atau penyesuaian program struktural atau oleh kekuatan-kekuatan di tingkat
nasional dan global.
3. Pembagian Peran Gender Dalam Keluarga
Pembagian peran gender dalam keluarga ada Tiga elemen utama dalam struktur internal keluarga mengacu pada:
1. Sosial keluarga yang biasanya terdiri dari tiga struktur utama yaitu, bapak, ibu, dan anak. Struktur ini dapat pula berupa figur-figur seperti “pencari nafkah”, ibu rumah tangga,
anak balita, anak sekolah, remaja dan lain-lain. Seperti halnya dalam setiap struktur sosial dalam masyarakat, diferensiasi sosial akan selalu ada dimana tiap komponen
mempunyai status masing-masing. 2. fungsi atau peran sosial, menggambarkan peran dari masing-masing individu atau
kelompok menurut status sosialnya dalam sebuah sistem sosial. Peran sosial juga dapat diartikan sebagai seperangkat tingkah laku yang diharapkan dapat memotivasi tingkah
laku seseorang yang menduduki status sosial tertentu. Parsons dan Bales 1956 dalam Megawangi 1999 membagi dua peran orang tua dalam keluarga, yaitu peran
instrumental yang diharapkan dilakukan oleh suami atau bapak, dan peran emosional atau ekspresif yang biasanya dipegang oleh figur istri atau ibu. Peran instrumental
dikaitkan dengan peran mencari nafkah untuk kelangsungan hidup seluruh anggota keluarga, sedangkan peran emosional ekspresif adalah peran pemberi cinta, kelembutan
dan kasih sayang.
Universitas Sumatera Utara
3. norma sosial, seperangkat peraturan yang menggambarkan bagaimana sebaiknya seseorang bertingkah laku dalam kehidupan sosialnya. Norma sosial berasal dari dalam
masyarakat yang merupakan bagian dari kebudayaan. Setiap keluarga mempunyai norma yang spesifik untuk keluarga tersebut. Misalnya norma sosial dalam hal pembagian tugas
kegiatan rumah tangga yang mengatur tingkah laku setiap anggota dalam keluarganya.
Menurut Syafrudin 2010, Ideologi gender adalah perbedaan posisi perempuan dan laki-laki yang di yakini sebagi kodrat dari tuhan. Ideologi ini mempengaruhi bagimana
seharusnya perempuan dan laki-laki berfikir dan bertindak. Perbedaan ini menciptakan ketidakadilan bagi perempuan dalam bentuk subordinasi, dominasi, diskriminasi,
marginalisasi yang merupakan sumber utama tindak kekerasan pada perempuan. Kecenderungan ini terjadi karena
a. Kodrat perempuan halus
b. Posisinya dibawah laki-laki
c. Melayani
d. Bukan kepala rumah tangga
e. Menjadikan perempuan sebagai properti barang milik laki-laki
Eva Ellya,2010, Perlu dipahami bahwa faktor sosial budaya dan hubungan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan merupakan faktor penting yang mendukung
kesehatan seseorang, seperti : 1.
Peran ganda perempuan merugikan kesehatannya. 2.
Pola penyakit antara laki-laki dan perempuan menunjukan adanya perbedaan. 3.
Kemampuan Perempuan untuk hamil dan melahirkan menunjukan bahwa mereka memerlukan pelayanan kesehatan reproduksi yang berbeda, baik dalam keadaan sakit
maupun sehat. Oleh karena itu terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualiatas sepanjang daur hidupnya sangat menentukan kesejahteraan dirinya.
Universitas Sumatera Utara
Peran jenis kelamin adalah pembagian jenis laki-laki dan perempuan secara gender tersebut berjalan dari tahun ketahun. Lama kelamaan, masyarakat tidak lagi mana seks dan
mana gender. Akhirnya, terciptalah pembagian gender yang membentuk peran gender yang diyakini sebagai peranan sosial. Peran gender tersebut bahkan oleh masyarakat diyakini
sebagai kodrat tuhan, Eny Kusmiran, 2011
Remaja laki-laki mempunyai masalah kesehatan reproduksi yang dapat berubah menurut siklis kehidupan, serta dipengaruhi oleh budaya dan praktek-praktek medis
yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi segera setelah mereka lahir. Ketika anak laki- laki mencapai masa pubertas, mereka mereka mulai merasakan perubahan fisik, termasuk
perubahan suara, munculnya alat kelamin sekunder, serta meningkatnya perkembangan jaringan otot. Perubahan-perubahan fisik ini sering kali diikuti dengan perubahan emosional
dan perilaku Eny Kusmiran, 2011.
Perbedaaan peran serta tanggung jawab sosial bagi laki-laki maupun perempuan yang ditetapkan masyarakat maupun budaya,gender bukan lah kodrat atau ketentuan dari sang
pencipta, misalnya keyakinan bahwa laki-laki lebih kuat, kasar dan rasional, buknlah ketentuan kodrat sang pencipta, melainkan hasil sosialisasi melalui sejarah yang panjang,
Taufan Nugroho, 2010 Laki-laki dan perempuan di semua lapisan masyarakat memainkan peran yang
berbeda, mempunyai kebutuhan yang berbeda, dan menghadapi kendala yang berbeda pula. Masyarakatlah yang membentuk nilai dan aturan tentang bagaimana anak laki-laki dan
perempuan, laki-laki dan perempuan dewasa harus berperilaku, berpakaian, bekerja apa dan boleh bepergian kemana dan contoh lainya. Adanya aturan ini menegaskan laki-laki dan
perempuan mempunyai perbedaan tugas, Nurul Rahmadani, 2009
Universitas Sumatera Utara
Menurut Eny Kusmiran 2011, upaya yang dilakukan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender ditengah-tengah masyarakat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut :
4. Kesetaraan gender dalam keluarga.