Isoglos, Heteroglos, atau Watas Kata dan Berkas Isoglos Peta Bahasa

Dalam bahasa Minangkabau kata [batu] di Kecamatan Linggo Sari Baganti untuk menyataka n kata ‘batu’, sedangkan di Kecamatan Air Pura dan Kecamatan Pancung soal menggunakan kata [ batuŋ].

2.1.6 Variasi Leksikon

Suatu perbedaan disebut sebagai perbedaan dalam bidang leksikon, jika leksem-leksem yang digunakan untuk merealisasikan suatu makna yang sama tidak berasal dari satu etimon prabahasa. Semua perbedaan bidang leksikal selalu berupa variasi Mahsun, 1995:54. Sebagai contohnya, dalam bahasa Minahasa Timur Laut terdapat 3 kata yang digunakan untuk merealisasikan makna ‘lekas’, yaitu [rawak], [rior], dan [hagog]. Dalam bahasa Minangkabau Contohnya, kata ‘pondok’ di Kecamatan Linggo Sari Baganti menyatakan kata [ pondoɁ], sedangkan di Kecamatan Air Pura dan Kecamatan Pancung Soal menyatakan kata [ suduaŋ].

2.1.7 Isoglos, Heteroglos, atau Watas Kata dan Berkas Isoglos

Isoglos pada dasarnya merupakan sebuah garis imajiner yang diterapkan di atas sebuah peta Lauder, 1990:117. Isoglos atau garis watas kata adalah garis yang memisahkan dua lingkungan dialek atau bahasa berdasarkan wujud atau sistem kedua lingkungan itu yang berbeda, yang dinyatakan di dalam peta bahasa Dubois, dkk dalam Ayatrohaedi, 1983:5. Heteroglos merupakan garis yang memisahkan setiap gejala bahasa dari lingkungan varietas bahasa berdasarkan wujud atau sistem kedua lingkungan yang berbeda Fernandes, 1992:9. Selain itu, menurut Kridalaksana 1984:78, isoglos adalah garis pada peta bahasa atau peta dialek yang menandai batas pemakaian ciri atau unsur bahasa. Jadi Universitas Sumatera Utara isoglos dapat menunjukkan batas-batas dari dialek dan dapat menunjukkan perkembangan yang terjadi pada daerah pemakai bahasa. Selanjutnya, berkas isoglos adalah kumpulan dari beberapa isoglos yang membentuk satu berkas. Berkas isoglos ini dapat berupa metode dalam analisis data. Metode berkas isoglos dalam penelitian dialektologi merupakan salah satu metode pemilahan isolek atas dialek dan subdialek Mahsun, 1995:126.

2.1.8 Peta Bahasa

Perbedaan unsur-unsur kebahasaan yang terdapat di antara daerah pengamatan perlu digambarkan secara umum pada peta bahasa. Dalam peta bahasa tergambar pernyataan yang lebih umum tentang perbedaan dialek yang penting dari satu bahasa dengan daerah yang lain. Karena itu, kedudukan dan peran peta bahasa dalam kajian geografi dialek mutlak diperlukan Ayatrohaedi, 1983:31. Jenis peta yang digunakan dalam dialektologi yaitu peta peragaan display mab dan peta penafsiran interpretative mab. Peta peragaan merupakan peta yang berisi tabulasi data lapangan agar data-data tergambar dalam perspektif yang bersifat geografis. Pengisian data lapangan pada peta peragaan dapat dilakukan dengan sistem: 1. Sistem langsung dapat dilakukan dengan memindahkan unsur-unsur kebahasaan yang memiliki perbedaan ke atas peta. Sistem ini dapat efektif jika unsur yang berbeda dimungkinkan dapat ditulis langsung pada daerah pengamatan, Universitas Sumatera Utara 2. Sistem lambang dapat dilakukan dengan mengganti unsur-unsur yang berbeda dengan menggunakan lambang tertentu yang ditulis di sebelah kanan daerah pengamatan yang menggunakan bentuk untuk perbedaan fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon atau makna untuk perbedaan semantik yang dilambangkan, 3. Sistem petak merupakan daerah-daerah pengamatan yang menggunakan bentuk atau makna yang lain dipersatukan oleh sebuah garis, sehingga keseluruhan peta terlihat terpetak-petak menurut daerah-daerah pengamatan yang menggunakan unsur-unsur kebahasaan yang serupa Mahsun, 1995:59. Jadi, dalam penelitian ini digunakan sistem lambang dengan membuat lambang yang sederhana dan konsisten untuk semua unsur-unsur perbedaan baik fonologi maupun leksikon. Selanjutnya, peta penafsiran merupakan peta yang memuat akumulasi pernyataan-pernyataan umum tentang distribusi perbedaan-perbedaan unsur linguistik yang dihasilkan berdasarkan peta peragaan. Peta penafsiran merupakan peta yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan inovasi dan relik bila kajian secara diakronis, yaitu dengan memadukan teori linguistik historis komparatif dan dialektologi, juga termasuk peta berkas isoglos Mahsun, 1995:68. Penelitian ini hanya bersifat deskriptif tanpa mengaitkan unsur-unsur kesejarahan. Jadi, teori linguistik historis komparatif tidak digunakan dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

2.1.9 Bahasa Minangkabau