11 Kedalaman lebih dari 50-100 m 150-300 ft juga terlalu dingin sehingga
menghambat sekresi kalsium karbonat Sverdrup, 2006. Semakin dalam suatu lautan maka penetrasi cahaya yang masuk semakin berkurang sehingga
mempengaruhi laju fotosintesis pada karang.
2.5.4 Sedimentasi
Sedimentasi yang terjadi di ekosistem terumbu karang akan memberikan pengaruh semakin menurunnya kemampuan karang untuk tumbuh dan
berkembang. Sedimentasi dapat menutupi karang dan menghalangi proses makannya, dan juga dapat mengurangi cahaya yang diperlukan oleh zooxanthellae
dalam melakukan fotosintesis Nybakken, 1992. Beberapa kegiatan manusia yang berhubungan erat dengan sedimentasi adalah semakin tingginya aktivitas
pengerukan, pertambangan, pengeboran minyak, pembukaan hutan Arini, 2013.
2.5.5 Arus dan Gelombang
Pada umumnya, terumbu karang lebih berkembang pada daerah-daerah yang mengalami arus dan gelombang cukup besar. Arus dan gelombang
memberikan oksigen dalam air laut, mengurangi dan menghilangkan proses sedimentasi pada terumbu karang, serta mensuplai plankton dan sumber makanan
lain yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan terumbu karang Nybakken, 1992. Selain itu, arus juga berfungsi untuk pemindahan larva serta
menghalau sampah Tomascik et al., 1997
2.5.6 Salinitas
Salinitas suatu perairan mempengaruhi pertumbuhan karang. Salinitas air laut di daerah tropis adalah sekitar 35‰. Salinitas optimum bagi pertumbuhan
karang adalah sekitar 32-35‰ Nybakken, 1992.
2.6 Ancaman Pada Ekosistem Terumbu Karang
Beberapa aspek penyebab kematian hewan karang adalah aspek biologis, fisik dan kimia. Secara biologis kematian hewan karang dapat terjadi karena pemangsaan
12 oleh beberapa spesies, serta adanya bioerosi oleh beberapa jenis organisme yang
hidup dalam ekosistem. Predator hewan karang adalah Acanthaster planci dan Drupela
sp. sedangkan yang melakukan bioerosi adalah kelompok tumbuhan rendah seperti bakteri, filamentous alga yang masuk ke jaringan karang, juga
kelompok fungi, sponge, poluchaeta, krustasea, sipincula, dan moluska. Dari aspek fisik, kerusakan terjadi karena beberapa hal seperti adanya gelombang
besar, peningkatan suhu. Sedangkan dari aspek kimia adalah adanya polutan dari aktivitas manusia di daratan yang menyebabkan eutrofikasi, sedimentasi, polusi,
serta masuknya air tawar yang berlebihan dari darat karena terjadi erosi melalui proses run-off Purnomo Mahmudi, 2008.
Selanjutnya Hadie 2008 menyatakan bahwa ancaman terhadap ekosistem terumbu karang juga dapat disebabkan oleh karena adanya faktor alam. Ancaman
tersebut dapat berupa angin topan, badai, tsunami, gempa bumi, pemangsaan oleh CoTs Crown of Thorns, Starfish dan pemanasan global yang menyebabkan
pemutihan karang bleaching.
2.7 Peranan Terumbu Karang
Secara umum, manfaat terumbu karang dalam Lampiran Kepmen Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.38MEN2004 adalah sebagai berikut: a pelindung
pantai dari angin, pasang surut, arus dan badai; b sumber plasma nutfah dan keanekaragaman hayati yang diperlukan bagi industri pangan, bioteknologi, dan
kesehatan; c tempat hidup ikan-ikan, baik ikan hias maupun ikan target, yaitu ikan-ikan yang tinggal di terumbu karang; d tempat perlindungan bagi
organisme laut; e penghasil bahan-bahan organik sehingga memiliki produktivitas organik yang sangat tinggi dan menjadi tempat mencari makan,
tempat tinggal, dan penyamaran bagi komunitas ikan; f bahan konstruksi jalan dan bangunan, bahan baku industri dan perhiasan, seperti karang batu; g
merupakan daerah perikanan tangkap dan wisata karang yang secara sosial ekonomi memiliki potensi yang tinggi; h perlindungan pantai terhadap erosi
gelombang.
BAB 3 METODA PENELITIAN