8 a.
Pertunasan Terbagi dua yaitu intertentakuler yaitu 1 satu polip membelah menjadi 2
polip sehingga polip baru tumbuh dari polip lama dan ekstratentakuler yaitu polip baru tumbuh diantara polip-polip yang lama.
b. Fragmentasi
Koloni baru terbentuk oleh patahan karang. terjadi terutama pada karang bercabang. Patahan koloni karang yang lepas dari koloni induk dapat
membentuk tunas serta koloni baru. c.
Polip bailout Polip baru terbentuk karena tumbuhnya jaringan yang keluar dari karang
mati. Pada karang mati, kadang kala jaringan-jaringan yang masih hidup dapat meninggalkan skletennya untuk kemudian terbawa air. Jika menemukan
dasaran yang sesuai, jaringan tersebut akan melekat dan tumbuh menjadi koloni baru.
d. Partogenesis
Larva tumbuh dari telur yang tidak mengalami fertilisasi. Timotius, 2003.
2.3 Bentuk Pertumbuhan Karang
Karang pembentuk terumbu adalah hewan yang pada umumnya seperti bebatuan. Karang pembentuk terumbu atau karang batu terdiri dari beragam bentuk yang
memiliki ciri-ciri yang berbeda di antara jenis satu dengan yang lainnya. Menurut English et al. 1994, bentuk pertumbuhan karang keras terbagi atas karang
acropora dan karang non-acropora. Karang non-acropora adalah karang yang
tidak memiliki axial coralite yang terdiri atas: a.
Coral Branching CB, memiliki cabang lebih panjang daripada diameter yang dimiliki.
b. Coral Massive CM, memiliki bentuk seperti bola dengan ukuran yang
bervariasi, permukaan karang halus dan padat. Dapat mencapai ukuran tinggi dan lebar sampai beberapa meter.
c. Coral Encrusting CE, tumbuh menyerupai dasar terumbu dengan
permukaan yang kasar dan keras serta memiliki lubang-lubang kecil.
9 d.
Coral Submassive CS, cenderung untuk membentuk kolom kecil, wedge like
. e.
Coral Foliose CF, tumbuh dalam bentuk lembaran-lembaran yang menonjol yang pada dasar terumbu, berukuran kecil dan membentuk lipatan atau
melingkar. f.
Coral Mushroom CMR, berbentuk oval dan tampak seperti jamur, memiliki banyak tonjolan seperti punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat mulut.
g. Coral Millepora CME, yaitu karang api.
h. Coral Heliopora CHL, yaitu karang biru.
Sedangkan untuk karang jenis acropora adalah karang yang memiliki axial coralit
dan radial coralite. Penggolongannya adalah sebagai berikut: a.
Acropora Branching ACB, berbentuk bercabang seperti ranting pohon. b.
Acropora Encrusting ACE, bentuk mengerak, biasanya terjadi pada karang yang belum sempurna.
c. Acropora Tabulate ACT, bentuk bercabang dengan arah mendatar dan rata
seperti meja. d.
Acropora Submassive ACS, percabangan bentuk gadalempeng dan kokoh. e.
Acropora digitate ACD, bentuk percabangan rapat dengan cabang seperti jari-jari tangan.
2.4 Bentuk Formasi Terumbu Karang
Berdasarkan geomorfologinya, ekosistem terumbu karang dibagi menjadi tiga tipe, yaitu terumbu karang tepi atau terumbu karang pantai fringing reef,
terumbu karang penghalang barrier reef, dan terumbu karang cincin atoll. Terumbu karang tepi tumbuh mulai dari tepian pantai dan mencapai kedalaman
tidak lebih dari 40 m. Terumbu karang penghalang berada jauh dari pantai yang dipisahkan oleh goba lagoon yang dalamnya sekitar 40-75m. Sedangkan
terumbu karang cincin membentuk cincin atau oval yang mengelilingi goba yang dalamnya 40-100 m. selain itu, di Indonesia terdapat jenis terumbu karang gosong
patch reef, seperti terumbu karang di Kepulauan Seribu di utara Pulau Jawa Kordi, 2010.
10
2.5 Faktor-Faktor Pembatas Terumbu Karang