Persentase Tutupan Kategori Dead Coral, Algae, Other Biota dan Abiotic

23 dan Coral Massive CM sebesar 10,91. Selanjutnya Coral Branching CB sebesar 7,01 , Coral Foliose CF sebesar 4,17, Coral Mushroom CMR sebesar 2,98, Coral Submassive sebesar 2,56. Bentuk pertumbuhan dari kelompok karang non Acropora dengan persentase tutupan terendah adalah Coral Millepora CME sebesar 0,92 dan Coral Heliopora CHL sebesar 0,46. Menurut English et. al 1994, jenis karang yang dominan di suatu habitat tergantung oleh lingkungan atau kondisi dimana karang tersebut hidup. Berbagai jenis bentuk pertumbuhan karang dipengaruhi oleh intensitas cahaya, hydrodinamis gelombang dan arus, ketersediaan makanan, sedimen, perairan terbuka dan faktor genetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pertumbuhan karang di Pulau Ungge didominasi oleh bentuk pertumbuhan yang mengerak Encrusting. Hasil penelitian sebelumnya oleh Sirait 2009 juga memperoleh bahwa bentuk pertumbuhan mengerak Encrusting mendominasi di perairan Pulau Ungge. Hal ini disebabkan karena Pulau Ungge termasuk perairan terbuka dan memilki arus yang cukup kuat. Menurut Supriharyono 2000, tekanan hydrodinamis seperti arus dan gelombang akan memberikan pengaruh terhadap bentuk pertumbuhan karang, dengan adanya kecenderungan semakin besar tekanan hydrodinamis, maka bentuk pertumbuhan karang lebih ke arah bentuk pertumbuhan mengerak Encrusting.

4.2 Persentase Tutupan Kategori Dead Coral, Algae, Other Biota dan Abiotic

Selain persentase tutupan karang hidup, dalam penelitian ini juga diperoleh persentase tutupan kategori dead coral seperti kehadiran karang mati Dead Coral DC akibat pemutihan, karang mati yang ditumbuhi alga Dead Coral with Algae DCA; kategori Other Biota seperti kehadiran karang lunak Soft Coral SC, makrozoobenthos dan biota lain OtherOT; kategori alga seperti kehadiran makroalga MA; serta kategori Abiotic seperti kehadiran patahan karang RubbleR, pasir SandS dan batu RockRCK pada masing-masing stasiun penelitian. Masing-masing nilai persentase tutupan kategori tersebut dapat dilihat di lampiran 8. 24 Gambar 6. Grafik Perbandingan Persentase Tutupan Kategori Dead Coral, Algae, Other Biota Dan Abiotic . Meskipun persentase tutupan karang hidup di perairan Pulau Ungge termasuk dalam kategori baik, tetapi ditemukannya dead coral atau karang mati yang disebabkan pemutihan dengan rata-rata persentase tutupan yang cukup tinggi sebesar 5,20 dan juga dead coral algae atau karang mati yang ditumbuhi alga dengan rata-rata persentase tutupan sebesar 7,78 Lampiran 8 menunjukkan adanya kerusakan pada ekosistem terumbu karang di Pulau ini. Kerusakan pada ekosistem terumbu karang ini disebabkan oleh adanya aktivitas manusia berupa penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Selain itu adanya perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan suhu air laut dapat menyebabkan pemutihan karang . Ikawati et al. 2001 menyatakan bahwa adanya perubahan iklim menyebabkan adanya perubahan suhu laut dan dengan kenaikan suhu tersebut maka kehidupan karang yang semula terbiasa pada suhu konstan akan terancam rusak. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan diperoleh juga persentase tutupan patahan karang rubble yang tergolong cukup tinggi dengan nilai rata- rata sebesar 5,98. Persentase tutupan patahan karang tertinggi diperoleh pada stasiun 2 sebesar 8,37 Lampiran 8. Hal ini disebabkan daerah ini dijadikan sebagai tempat peristirahatan atau tempat persinggahan nelayan. Umumnya nelayan membuang jangkarnya pada daerah karang sehingga menyebabkan patahan pada karang. 25

4.3 Faktor Fisik-Kimia Perairan Pulau Ungge