1. Premi Netto
Premi yang di dalam perhitungannya hanya menggunakan perkiraan tingkat mortalita dan perkiraan tingkat bunga. Perhitungan premi netto
dapat dilakukan berkala seperti tahunan atau bulanan dan juga dapat dibayarkan sekaligus, selain itu besarnya premi netto ini tergantung
dari jenis asuransinya, apakah asuransi seumur hidup, berjangka, ditunda, atau asuransi dwiguna.
2. Premi Bruto
Premi yang terdiri dari premi netto ditambah dengan biaya loading. Biaya loading yang diterima perusahaan asuransi jiwa selain
digunakan untuk biaya pemeliharaan administrasi pemegang polis, juga merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk keperluan
cadangan.
91
Pada asuransi pengangkutan udara, umumnya premi asuransi disesuaikan dengan klasifikasi bahaya yang mungkin akan dialami oleh tertanggung yaitu
sebagai berikut : 1.
Premi untuk menjamin bahayaresiko flight dan taxying ; 2.
Premi untuk menjamin bahayaresiko on the ground. Premi on the ground
lebih kecil daripada premi untuk flight dan taxying ; 3.
Premi untuk menjamin tanggung jawab pengangkut udara terhadap pihak ketiga ;
4. Premi untuk menjamin tanggung jawab pengangkut udara terhadap
penumpang ; 5.
Premi untuk kehilangan penghasilan consequential loss.
92
D. Pembayaran Premi dan Klaim Asuransi
Penanggung menerima pengalihan resiko dari tertanggung dan tertanggung membayar sejumlah premi sebagai imbalannya dalam hubungan hukum asuransi.
91
Fia Fridayanti Adam dan Kahfi Irawan, “Analisa Perhitungan Cadangan Premi Modifikasi
”, Seminar Nasional Program Studi Administrasi Asuransi dan Aktuaria Vokasi Universitas Indonesia
, Jakarta, 2012, hal. 182
92
Abbas Salim, Op.Cit, hal. 77
Universitas Sumatera Utara
Apabila premi tidak dibayar, asuransi dapat dibatalkan atau setidak-tidaknya asuransi tidak berjalan.
93
Asuransi baru berjalan jika kewajiban tertanggung membayar premi telah dipenuhi. Resiko atas benda beralih kepada penanggung sejak premi dibayarkan
oleh tertanggung. Dengan kata lain ada tidaknya pertanggungan ditentukan oleh pembayaran premi. Premi merupakan kunci utama dari sebuah perjanjian
asuransi.
94
Penentuan tarif premi asuransi oleh perusahaan asuransi sangat penting dilakukan pada kegiatan asuransi, untuk mengetahui apakah nilai pertanggungan
lebih besar atau tidak dari premi yang dibayarkan oleh tertanggung. Penentuan tarif premi asuransi dilakukan oleh Aktuaria dalam perusahaan asuransi. Aktuaria
merupakan pegawai asuransi yang bertugas melaksanakan perhitungan keuangan perusahaan.
Pada dasarnya, perusahaan asuransi sebagai pihak yang menanggung dalam menetapkan besarnya premi harus memperhatikan beberapa faktor seperti
perkiraan resiko yang akan penanggung hadapi, dan besarnya uang pertanggungan.
95
Premi asuransi harus ditetapkan pada tingkat yang mencukupi, tidak berlebihan, dan tidak diterapkan secara diskriminatif.
96
Tingkat premi asuransi dianggap tidak mencukupi apabila :
93
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal. 103
94
Ibid, hal 104
95
Man Suparman Sastrawidjaja, Op.Cit, hal. 31
96
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, Pasal 20Ayat 1
Universitas Sumatera Utara
a. Sedemikian rendah sehingga sangat tidak sebanding dengan manfaat
yang diperjanjikan dalam polis asuransi yang bersangkutan; b.
Penerapan tingkat premi secara berkelanjutan akan membahayakan tingkat solvibilitas perusahaan;
c. Penerapan tingkat premi secara berkelanjutan akan dapat merusak iklim
kompetisi yang sehat.
97
Tingkat premi dinilai berlebihan apabila ditentukan sedemikian tinggi, sehingga tidak sebanding dengan manfaat yang telah diperjanjikan dalam polis
asuransi yang bersangkutan. Penerapan tingkat premi dinilai bersifat diskriminatif apabila tertanggung dengan luas pengadaan yang sama serta dengan jenis dan
tingkat resiko yang sama dikenakan tingkat premi asuransi yang berbeda.
98
Premi asuransi dapat dibayarkan langsung oleh tertanggung kepada perusahaan asuransi atau melalui perusahaan pialang asuransi untuk kepentingan
tertanggung. Dalam hal premi asuransi dibayarkan melalui Perusahaan Pialang Asuransi, perusahaan ini wajib menyerahkan premi tersebut kepada Perusahaan
Asuransi sebelum berakhir tenggang waktu pembayaran premi yang ditetapkan dalam polis asuransi yang bersangkutan.
99
Pada asuransi yang diadakan untuk jangka waktu tertentu, premi dibayar lebih dahulu pada saat asuransi diadakan. Pada asuransi yang diadakan untuk 1
satu perjalanan, premi dapat dibayar pada saat bahaya mulai berjalan. Akan tetapi, ada asuransi yang diadakan untuk jangka waktu panjang seperti asuransi
jiwa, pembayaran premi dapat dilakukan secara periodik setiap awal bulan.
100
97
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian Pasal 20 Ayat 2
98
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, Pasal 20 Ayat 3 dan 4
99
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal. 106
100
Ibid, hal. 104
Universitas Sumatera Utara
Pada asuransi jiwa, pembayaran premi dapat dilakukan dengan cara premi meningkat dan premi merata. Premi Meningkat yaitu pembayaran premi makin
lama makin bertambah besar, pada waktu tahun-tahun permulaan premi asuransi yang dibayar rendah tetapi setelah itu makin lama makin bertambah tinggi dari
tahun ke tahunnya. Hal itu disebabkan karena umur pemegang polis bertambah tua sehingga risiko juga meningkat, kemungkinan untuk meninggal dunia lebih
cepat, sedangkan premi merata yaitu besarnya premi yang dibayarkan oleh pemegang polis untuk setiap tahunnya sama merata besarnya pada level
premium .
101
Tertanggung selain berkewajiban membayar premi juga berhak mendapatkan pembayaran klaim asuransi dari perusahaan asuransi yang
menanggungnya apabila tertanggung mengajukan klaim atas peristiwa yang membuat dirinya menderita kerugian.
Klaim merupakan suatu permintaan salah satu dari dua pihak yang mempunyai ikatan, agar haknya terpenuhi. Salah satu dari dua pihak yang
melakukan ikatan tersebut akan mengajukan klaimnya kepada pihak lainnya sesuai dengan perjanjian atau provisi polis yang disepakati bersama oleh kedua
pihak.
102
Syakir Sula menjelaskan dalam bukunya bahwa: “Klaim merupakan suatu proses dimana peserta dapat memperoleh hak-hak berdasarkan perjanjian
101
Abbas Salim, Op.Cit, hal. 31
102
Yaslis Ilyas, Asuransi Kesehatan: Manajemen Utilisasi, Manajemen Klaim, dan Kecurangan Asuransi Kesehatan
, Jakarta: FKM UI, 2006, hal. 51
Universitas Sumatera Utara
pertanggungan yang telah diadakan di antara penanggung dan peserta asuransi”.
103
Pembayaran klaim merupakan hak yang harus diperoleh oleh sesorang yang menggunakan jasa asuransi sebagai imbalan pembayaran premi yang
dilakukannya secara rutin kepada perusahaan asuransi. Cara pembayaran klaim berbeda-beda pada setiap jenis asuransi
tergantung pada ketentuan yang dibuat oleh pihak penanggung dalam polis asuransi.
Pada asuransi kerugian, apabila asuransi telah berjalan dan terjadi evenemen
yang ditanggung, penanggung terlebih dahulu akan menyelidiki apakah benar tertanggung mempunyai kepentingan atas benda yang diasuransikan, selain
itu diselidiki juga apakah evenemen yang terjadi tersebut bukan karena kesalahan tertanggung sendiri dan sesuai dengan evenemen yang telah ditentukan dalam
polis asuransi. Jika semuanya sesuai, maka dilakukan pemberesan berdasarkan klaim tertanggung. Pembayaran ganti kerugian dipenuhi oleh penanggung
berdasarkan asas keseimbangan yaitu pembayaran klaim harus dibayarkan adil sesuai dengan jumlah premi yang dibayarkan oleh tertanggung.
104
Pada asuransi kesehatan, cara pembayaran klaim dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut :
1. Penyerahan Langsung Direct Submission
Dengan metode ini, pemegang polis dilengkapi dengan formulir klaim dan instruksi bagaimana mengajukan klaim. Pemegang polis
103
Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General, Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta: Gema Insani Press, 2004, hal. 259
104
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal. 134
Universitas Sumatera Utara
mengajukan langsung klaim ke perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi menyimpan data cakupan asuransi pemegang polis dan
melakukan verivikasi data tadi pada saat klaim diterima. Perusahaan asuransi kemudian membuat pembayaran klaim langsung kepada
pemegang polis atau langsung ke penyelenggara pelayanan kesehatanprovider.
2. Metode Kartu
Dengan metode ini setiap peserta asuransi dilengkapi dengan kartu yang mengidentifikasikannya sebagai peserta asuransi dengan
benefit jaminan sebesar yang dituliskan dalam kartu. Kartu tersebut
mengidentifikasikan bahwa benefits dapat dibayarkan langsung ke penyelenggara pelayanan kesehatan langsung oleh perusahaan asuransi
dan penyelenggara pelayanan kesehatan menerimanya sebagai jaminan tersedianya asuransi untuk orang tersebut. Tidak ada formulir klaim
yang dibutuhkan dan provider yang melayani menyerahkan tagihan langsung ke perusahaan asuransi setelah dilengkapi dengan
identifikasi, rincian, dan informasi lain yang dibutuhkan untuk pembayaran.
105
Pada asuransi jiwa, apabila tertanggung meninggal dunia klaim dapat diajukan oleh penikmat sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam polis.
Penikmat yang dimaksud adalah orang yang ditunjuk oleh tertanggung atau orang yang menjadi ahli warisnya sebagai yang berhak menerima dan menikmati
santunan sejumlah uang yang dibayar oleh penanggung. Pembayaran santunan tersebut merupakan akibat terjadinya peristiwa yaitu meninggalnya tertanggung
dalam jangka waktu berlaku asuransi jiwa, namun apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi yang ditentukan tidak terjadi peristiwa meninggalnya
tertanggung, maka tertanggung sebagai pihak dalam asuransi jiwa berhak memperoleh pengembalian sejumlah uang dari penanggung yang jumlahnya telah
ditetapkan berdasarkan perjanjian.
106
105
PAMJAKI, Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan, Jakarta: Yaslis Ilyas Editor, 2005, hal. 56
106
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal. 200
Universitas Sumatera Utara
Pembayaran premi dan pembayaran klaim dalam praktik asuransi menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mempunyai hubungan yang
sangat erat. Premi dibayarkan oleh tertanggung kepada penanggung dan pembayaran klaim dibayarkan oleh penanggung kepada tertanggung, sebagaimana
hal tersebut sesuai dengan hak dan kewajiban penanggung dan tertanggung. Perjanjian asuransi yang telah disepakati kedua belah pihak harus
dijalankan dengan itikad baik, namun kenyataannya walaupun telah diperjanjikan secara tegas dalam bukti tertulis berupa polis masih saja ada kelalaian dalam hal
pembayaran premi maupun pembayaran klaim. Pelaksanaan kegiatan perasuransian tidak selalu berjalan dengan baik, ada
kalanya mengalami kegagalan. Pelaksanaan pembayaran klaim masih sering terjadi kegagalan namun tidak semua kegagalan pembayaran klaim disebabkan
oleh perusahaan asuransi, bisa juga penyebabnya karena tertanggung tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh pihak penanggung, salah satunya
yaitu tertanggung tidak membayar premi dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan mengakibatkan polis asuransi tertanggung tidak berlaku lagi
sehingga membuat tertanggung tersebut tidak dilindungi perusahaan asuransi lagi.
107
107
Juni Surbakti, “Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim”, Tesis Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
, Medan, 2009, hal. 8
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENGARUH KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PREMI TERHADAP