C. Pengertian dan Jenis Premi Asuransi
Premi merupakan salah satu unsur penting dalam perjanjian asuransi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, premi adalah sejumlah uang yang harus
dibayarkan secara rutin pada suatu waktu tertentu oleh seseorang yang akan memperoleh ganti rugi kepada perusahaan asuransi.
86
Abdullah Amrin dalam bukunya menjelaskan definisi mengenai premi yaitu :
Premi merupakan pembayaran sejumlah uang yang dilakukan oleh tertanggung kepada penanggung untuk mengganti suatu kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan akibat timbulnya perjanjian atas pemindahan resiko dari tertanggung kepada penanggung.
87
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian
menjelaskan mengenai pengertian premi yaitu sebagai berikut : Premi adalah sejumlah uang yang ditetapkan Perusahaan Asuransi atau
Perusahaan Reasuransi dan disetujui oleh tertanggung untuk dibayarkan berdasarkan perjanjian asuransi atau perjanjian reasuransi, atau sejumlah
uang yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan yang mendasari program asuransi wajib untuk memperoleh
manfaat.
Pengertian mengenai premi juga dikemukakan oleh Ade Arthesa dan Edia Handiman disebutkan dalam bukunya bahwa : “Premi merupakan sejumlah dana
tertentu yang harus dibayar oleh pihak tertanggung sebagai konsekuensi dari disepakatinya perlindungan atau proteksi oleh pihak penanggung”.
88
86
Ernawati Waridah dan Suzana, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bandung: Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka, 2014, hal. 447
87
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah: Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional
, Jakarta : IKAPI, 2006, hal. 108
88
Ade Arthesa dan Edia Handiman, Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2006, hal. 237
Universitas Sumatera Utara
Pasa l 246 KUHD merumuskan : “Dengan mana penanggung mengikatkan
diri kepada tertanggung dengan menerima premi”. Berdasarkan rumusan tersebut, dapat diketahui bahwa premi merupakan salah satu unsur penting dalam asuransi
karena merupakan kewajiban utama yang wajib dipenuhi oleh tertanggung kepada penanggung.
Pada kegiatan asuransi, premi yang dihimpun dari tertanggung pada perusahaan asuransi disebut dengan pendapatan premi. Pendapatan premi
merupakan premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis kontrak berdasarkan
proporsi jumlah proteksi yang diberikan.
89
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan jenis premi asuransi berdasarkan pendapatan premi yang didapat oleh
perusahaan asuransi dibagi menjadi : 1.
Premi Kontrak Jangka Pendek Premi ini diakui sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai
dengan proporsi jumlah proteksi manfaat pertanggungan yang diberikan.
2. Premi Kontrak Jangka Panjang
Premi ini diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Kewajiban untuk biaya yang diharapkan timbul
sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama periode sekarang dan periode diperbaharuinya kontrak.
90
Pada asuransi jiwa, secara umum premi dibedakan atas dua jenis yaitu sebagai berikut :
89
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat, 2002, hal. 285
90
Ikatan Akuntan Indonesia, “Akuntansi Asuransi Jiwa”, Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 36
, Jakarta, 2010, hal. 17
Universitas Sumatera Utara
1. Premi Netto
Premi yang di dalam perhitungannya hanya menggunakan perkiraan tingkat mortalita dan perkiraan tingkat bunga. Perhitungan premi netto
dapat dilakukan berkala seperti tahunan atau bulanan dan juga dapat dibayarkan sekaligus, selain itu besarnya premi netto ini tergantung
dari jenis asuransinya, apakah asuransi seumur hidup, berjangka, ditunda, atau asuransi dwiguna.
2. Premi Bruto
Premi yang terdiri dari premi netto ditambah dengan biaya loading. Biaya loading yang diterima perusahaan asuransi jiwa selain
digunakan untuk biaya pemeliharaan administrasi pemegang polis, juga merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk keperluan
cadangan.
91
Pada asuransi pengangkutan udara, umumnya premi asuransi disesuaikan dengan klasifikasi bahaya yang mungkin akan dialami oleh tertanggung yaitu
sebagai berikut : 1.
Premi untuk menjamin bahayaresiko flight dan taxying ; 2.
Premi untuk menjamin bahayaresiko on the ground. Premi on the ground
lebih kecil daripada premi untuk flight dan taxying ; 3.
Premi untuk menjamin tanggung jawab pengangkut udara terhadap pihak ketiga ;
4. Premi untuk menjamin tanggung jawab pengangkut udara terhadap
penumpang ; 5.
Premi untuk kehilangan penghasilan consequential loss.
92
D. Pembayaran Premi dan Klaim Asuransi