112
Sofian, Ahmad, Perlindungan Anak di Indonesia Dilema dan Solusinya,
Medan: PT Sofmedia, 2012.
Sudarto, Hukum Pidana I, Semarang: Yayasan Sudarto, 1990. Suyanto, Dr.Bagong, Masalah Sosial Anak, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013.
Thamrin, M. Irsyad dan M. Farid, Panduan Bantuan Hukum Bagi Para Legal,
Yogyakarta: LBH Yogyakarta bekerjasama dengan TIFA Foundation, 2010.
Tirtaadmidjaja, M.H., Pokok-Pokok Hukum Pidana, Jakarta: Tiara, 1955. Tresna, R., Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Penerbit Tiara, 1959.
Utrecht, E., Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana I, Bandung: Penerbit
Universitas, 1960.
Walgito, Bimo, Psikologi Umum : Cetakan Kedua, Yogyakarta: Yayasan
Penerbitan Fakutas Psikologi UGM, 1975.
Weda, Made Darma, Kriminologi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996 Yuwono, Ismantoro Dwi, Penerapan Hukum dalam Kasus Kekerasan Seksual
Terhadap Anak , Jakarta: Pustaka Yustisia, 2015.
B. Peraturan Perundang- Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata. Kitab Undang- Undang Hukum Pidana KUHP.
Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak. Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Perlindungan Anak. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
Universitas Sumatera Utara
113
C. Website
Abdi Husairi Nasution, “Seks Yang Aneh.” Diterbitkan pada tahun 2010: http:id.shvoong.comsociety-and-newsculture2006554-seks-yang-
aneh diakses 5 Maret 2016, pukul 9:35 WIB.
Anonim, “Kasus Sodomi Robot Gedek.” Diterbitkan pada tahun 2009: http:www.museum.polri.go.idlantai2_gakkum?robotgedek.html
diakses 5 Maret 2016, pukul 7:48 WIB.
http:id.wikipedia.orgwikipedophilia diakses 30 Januari 2016, pukul 11.58
WIB. PN Palopo, “Paradigma Baru Hukum Perlindungan Anak”
www.pn- palopo.go.id
index.phpberitaartikel164-paradigma-baru-hukum- perlindungan-anak.202020Agustus202015 diakses 30 Januari
2016, Pukul 17.47 WIB.
Universitas Sumatera Utara
47
BAB III TINJAUAN PSIKOLOGI KRIMINAL TERHADAP PELAKU TINDAK
PIDANA PEDOPHILIA
A. Peranan Psikologi Kriminal dalam Hukum Pidana
Woodworth menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang aktivitas-aktivitas dari pada individu-individu di dalam
hubungannya dengan lingkungan. Pengertian aktivitas disini adalah dalam pengertian luas mencakup pengertian antara lain pengertian motoris berjalan,
berlari, cognitive melihat, berpikir dan emosional bahasa, duka.
77
Albert A.Branca, Ph.D. mengemukakan dalam bukunya yang berjudul “psychology” yaitu sebagai berikut: “when the interest of man turns toward the
actions of human beings, and when the interest taken the form of accurate observation, exact descriptions, and experimental study of human behavior, the
scienceof pschology emerges”.
78
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam pergaulan hidup dengan sesamanya. Hal ini mudah dipahami karena hukum
merupakan lembaga yang paling melekat dalam kehidupan manusia, seperti selalu Menurut Branca, pengertian yang sederhana dari ilmu jiwa adalah imu
pengetahuan tentang perilaku manusia, atau ilmu jiwa dapat dirumuskan sebagai karya manusia yang mencari kebenaran tentang sesuatu, yang diungkapkan secara
sistematik, metodik, logik, rational dan empirik.
77
Kartini Kartono, Psychology Abnormal, Alumni, Bandung, 1972, hlm. 2.
78
Soedjono D, Pengantar Psikologi untuk Studi Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Penerbit Tarsito, Bandung, hlm. 5.
46
Universitas Sumatera Utara
48
dikatakan oleh Soediman Kartohadiprojo bahwa berbicara mengenai hukum berarti berbicara tentang manusia.
79
Psikologi kriminal dalam arti sempit meliputi pelajaran jiwa dari dalam diri penjahat secara perseorangan. Dalam arti luas meliputi jiwa dari dalam diri
penjahat secara perseorangan dan hubungan ketelibatan antara seseorang dengan golongan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung serta akibat-
akibatnya. Dengan kata lain, psikologi kriminal meneliti penyimpangan jiwa, relasi watak, penyakit dengan bentuk kejahatan serta situasi psikologis yang
memotivasi tindakan jahat dari seseorang. Uraian di atas menunjukkan bahwa bidang hukum khususnya hukum
pidana memerlukan ilmu psikologi dalam menghadapi tingkah laku manusia, khususnya sebagai ilmu yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia
tersebut.
80
Tingkah laku manusia yang bagaimana yang ada hubungannya dengan psikologi kriminal? Yaitu tingkah laku yang menyimpang atau melanggar kaidah-
kaidah masyarakat, atau yang disebut dengan kejahatan yang secara psikologis diartikan sebagai manifestasi kejiwaan yang terungkap pada tingkah laku manusia
yang bertentangan dengan kaedah-kaedah yang berlaku dalam masyarakat.
81
Untuk memahami kehidupan manusia diperlukan suatu pemahaman khusus tentang eksistensi manusia tersebut, yang berarti pula mengetahui aspirasi,
79
Ibid., hlm. 157
80
B. Simanjuntak, Pengantar Kriminologi dan Patologi Sosial, Penerbit Tarsito, Bandung, 1977.
81
Chainur Arrasjid, Pengantar Psikologi Kriminal Jilid I, Op.cit., hlm. 65.
Universitas Sumatera Utara
49
perasaan, cita-cita dan gejolak jiwa manusia, yang dapat dipelajari dalam ilmu psikologi. Dengan mendalami kehidupan psikologi perkembangan dalam hal ini
ilmu psikologi kriinal, maka penyimpangan-penyimpangan tingkah laku manusia dapat dicegah, karena psikologi perkembangan merupakan salah satu dasar utama
untuk menghantar dalam rangka membahas aspek kejiwaan perbuatan kriminal. Menurut penelitian, kehidupan manusia itu mengalami grafik
kehidupan jasmani maupun kejiwaan. Sejak usia muda sampai usia tua serta setiap waktu usia tertentu terjadi perubahan-perubahan hidup yang mempunyai ciri-ciri
khas sendiri. Berdasarkan adanya perubahan-perubahan dan ciri-ciri tersendiri dari usia tertentu itu, psikologi telah mengadakan pembagian-pembagian masa
kehidupan manusia.
82
B. Hubungan Psikologi Kriminal dengan Tindak Pidana