Pengujian Asumsi Klasik 1 Uji Multikolineritas

Hasil uji Hausman adalah sebagai berikut : Tabel 4.16 Hasil Uji Hausman- Model 3 Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 10.968575 3 0.0119 Sumber : Hasil Olahan Eviews 7.0 2016 Hasil Uji Hausman pada Tabel 4.16 menjelaskan bahwa nilai Prob=0.0119 untuk Cross-section random, yang berarti bahwa kurang dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H diterima Hı ditolak , sehingga metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Fixed Effect Model FEM yang artinya model FEM lebih baik dibanding model REM. 4.2.3. Pengujian Asumsi Klasik 4.2.3.1 Uji Multikolineritas Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Untuk mendeteksi multikolinearitas dengan melihat koefisien korelasi antar variabel independen seperti pada Tabel 4.17. Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolinieritas – Model 1, 2, 3 VARIABEL VACA VAHU STVA VACA 1 VAHU 0.230185 1 STVA -0.061200 0.305751 1 Sumber : Hasil Olahan Eviews 7.0 2016 Dari hasil korelasi yang dihasilkan pada Tabel 4.17 bahwa tidak terdapat variabel yang nilai lebih dari 0,8. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa Universitas Sumatera Utara tidak ada multikolinearitas karena koefisien korelasi antar variabel independen masih dibawah syarat adanya multikolinearitas yaitu 0,8.

4.2.3.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala dapat dilakukan dengan menghitung Durbin Watson DW dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.18 Hasil Uji Autokorelasi Model 1, 2, 3 Variavel Dependen Durbin-Watson Interval Kesimpulan ROA 1.4064 -2 sampai dengan +2 Bebas gejala auto ROE 1.4290 -2 sampai dengan +2 Bebas gejala auto CAPITAL GAIN 1.9587 -2 sampai dengan +2 Bebas gejala auto Sumber : Hasil Olahan Eviews 7.0 2016 Tabel 4.18 memperlihatkan bahwa nilai Durbin Watson DW pada model 1, 2, dan 3 secara berturut turut adalah 1.4064, 1.4290, dan 1.9587 yang dimana angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini tidak mengandung gejala autokorelasi

4.2.3.3 Uji Heterokedastisitas

Untuk mengatasi masalah heterokedastisitas dalam data panel digunakan metode General Least Square cross section weight. Hasil estimasi dapat dilihat sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19 Hasil Uji Heterokedastisitas – Model 1 Dependent Variable: ROA Method: Panel EGLS Cross-section weights Date: 081316 Time: 20:08 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 25 Total panel balanced observations: 125 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. VACA -0.814857 0.961745 -0.847269 0.3990 VAHU -1.115020 0.926362 -1.203655 0.2317 STVA -1.061067 0.930640 -1.140148 0.2571 C 1.374512 0.126225 10.88940 0.0000 Sumber : Hasil Olahan Eviews 7.0 2016 Berdasarkan uji heterokedastisitas glejser pada Tabel 4.19 menunjukkan nilai koefisien VACA, VAHU, STVA, masing-masing 0.3990, 0.2317, dan 0.2571, lebih besar dari 0.05. Sehingga tidak ada masalah heterokedastisitas dalam model 1. Tabel 4.20 Hasil Uji Heterokedastisitas – Model 2 Dependent Variable: ROE Method: Panel EGLS Cross-section weights Date: 081316 Time: 20:13 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 25 Total panel balanced observations: 125 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. VACA 5.246147 10.23676 0.512481 0.6095 VAHU -8.214604 9.578043 -0.857649 0.3932 STVA -14.96054 9.659187 -1.548841 0.1247 C 12.25000 1.692204 7.239078 0.0000 Sumber : Hasil Olahan Eviews 7.0 2016 Berdasarkan uji heterokedastisitas glejser pada Tabel 4.20 menunjukkan nilai koefisien VACA, VAHU, dan STVAmasing-masing 0.6095, 0.3932, dan Universitas Sumatera Utara 0.1247 lebih besar dari 0.05. Sehingga tidak ada masalah heterokedastisitas dalam model 2. Tabel 4.21 Hasil Uji Heterokedastisitas – Model 3 Dependent Variable: CAPITALGAIN Method: Panel EGLS Cross-section weights Date: 081316 Time: 20:15 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 25 Total panel balanced observations: 125 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. VACA -1.650137 1.738290 -0.949287 0.3449 VAHU -1.225609 1.709106 -0.717105 0.4751 STVA -0.959268 1.709972 -0.560985 0.5761 C 0.061064 0.081622 0.748138 0.4562 Sumber : Hasil Olahan Eviews 7.0 2016 Berdasarkan uji heterokedastisitas glejser pada Tabel 4.21 menunjukkan nilai koefisien VACA, VAHU, dan STVA masing-masing 0.3449, 0.4751, dan 0.5761 lebih besar dari 0.05. Sehingga tidak ada masalah heterokedastisitas dalam model 3. 4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Pengujian Hipotesis - Model 1