7
Banten, pada tiga Pilkada yang semuanya diikuti calon incumbent, dua daerah dimenangkan calon incumbent Kota Cilegon dan Kabupaten Pandeglang, satu
incumbent kalah Kabupaten Serang. Kemenangan incumbent biasanya dipengaruhi oleh faktor popularitas selama masa ia menjabat
8
Apalagi beberapa survei yang dilakukan sebelum terlaksananya Pemilukada menunjukkan incumbent lebih poluler di masyarakat Aceh. Salah
satunya survei yang diangkat oleh portal berita Waspada Online dalam berita berjudul “Hasil Survey, Irwandi Yusuf Teratas”, menunjukkan popularitas calon
incumbent ini masih teratas .
9
8
Lili Romli, Kecenderungan Pilihan Masyarakat Dalam Pilkada, pada jurnal poelitik vol. 1 no. 1, hal 4, diakses melalui
. Namun, fenomena yang terjadi pada Pemilukada Aceh 2012 ini, pasangan
ZIKIR yang diusung oleh Partai Aceh mampu mengalahkan incumbent yang terbukti populer. Bahkan di Kabupaten Bireuen, yang merupakan tempat kelahiran
incumbent, dan seharusnya dapat menjadi basis massa bagi incumbent, ZIKIR juga mampu memenangkan Pemilukada dengan perolehan hasil diatas 50.
Berangkat dari kondisi tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimana strategi politik yang diterapkan oleh Partai Aceh untuk memenangkan
pasangan dr. Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf pada Pemilukada Aceh tahun 2012.
I.2 Rumusan Masalah
www.unas.ac.iddownload.php.file.pdf, diakses tanggal 13 Desember 2012 pukul 13.30 WIB.
9
Survey pemilukada Aceh 2012, diakses melalui http:waspada.co.idindex.php, diakses tanggal 13 Desember 2012 pukul 13.30 WIB.
Universitas Sumatera Utara
8
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Strategi apakah yang digunakan oleh Partai Aceh
untuk memenangkan pasangan dr. Zaini Abdullah-Muzakkir Manaf pada
Pemilukada Aceh Tahun 2012”?
I.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis strategi yang digunakan oleh Partai Aceh untuk memenangkan pasangan dr. Zaini Abdullah-Muzakkir
Manaf pada Pemilukada Aceh tahun 2012. 2.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas strategi yang digunakan oleh Partai Aceh.
I.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Secara akademis penelitian ini berfungsi untuk menambah khazanah keilmuan civitas akademik FISIP USU secara umum dan secara khusus
untuk departemen Ilmu Politik FISIP USU. 2.
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pihak yang diteliti agar menjadi masukan yang positif.
Universitas Sumatera Utara
9
I.5 Kerangka Teori 1.5.1 Partai Politik Lokal
Partai politik adalah institusi yang dianggap penting dalam sistem demokrasi modern. Partai politik memainkan peran sentral dalam menjaga
pluralisme ekspresi politik dan menjamin adanya partisipasi politik, sekaligus juga persaingan politik
10
. Pada dasarnya partai politik lokal memiliki definisi yang sama dengan partai politik secara umum. Yaitu merupakan sekumpulan orang
yang secara terorganisir membentuk sebuah lembaga yang bertujuan merebut kekuasaan politik secara sah untuk bisa menjalankan program-programnya.
11
Selain itu, R. H. Soltau juga mendefinisikan partai politik sebagai berikut “A group of citizen more or less organized, who act as a political unit and who buy
the use of their voting power, aim to control the government and carry out their general policies” Sekelompok warga yang sedikit banyak terorganisir, yang
bertindak sebagai satu kesatuan politik dan yang dengan memanfaatkan kekuasaan untuk memilih, bertujuan menguasai pemerintahan dan melaksanakan kebijakan
umum mereka.
12
Hanya saja partai politik lokal dapat dipahami sebagai partai politik yang basis aktivitas politiknya berada di suatu wilayah provinsi tertentu saja.
10
Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008, hal. 43.
11
Fadillah Putra, Partai Politik dan Kebijakan Publik: Analisis Terhadap Kongruensi Janji Politik Partai dengan Realisasi Produk Kebijakan Publik di Indonesia 1999-2003, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, hal.
9.
12
Miriam Budiharjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004, hal. 160.
Universitas Sumatera Utara
10
Kepentingan yang menjadi program utama partai itupun adalah kepentingan yang bersifat lokal.
13
Menurut UU PA No. 11 Tahun 2006, Partai politik lokal adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia yang berdomisili
di Aceh secara suka rela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui
pemilihan anggota DPRADPRK, GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota.
14
Tidak berbeda juga dengan partai politik secara umum, partai politik lokal juga memiliki fungsi sebagai berikut:
15
a. Fungsi Artikulasi Kepentingan
Adalah suatu proses peng-input-an berbagai kebutuhan, tuntutan dan kepentingan melalui wakil-wakil kelompok yang masuk dalam
lembaga legislatif, agar kepentingan, tuntunan dan kebutuhan kelompoknya dapat terwakili dan terlindungi dalam pembuatan
kebijakan publik. b.
Fungsi Agregasi Kepentingan Merupakan cara bagaimana tuntunan-tuntunan yang dilancarkan
oleh kelompok-kelompok yang berbeda, digabungkan menjadi alternatif-alternatif pembuatan kebijakan publik. Agregasi kepentingan
dijalankan dalam “sistem politik yang tidak memperbolehkan
13
http:ilhamendra.wordpress.com20080529gagasan-pembentukan-partai-politik-lokal-di-indonesia diakses pada tanggal 15 September 2012 pukul 12.35 WIB.
14
Undang-Undang No. 11 tentang Pemerintahan Aceh Tahun 2006.
15
Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Fajar, 2004, hal: 86-103.
Universitas Sumatera Utara
11
persaingan partai secara terbuka, fungsi organisasi itu terjadi di tingkat atas, mampu dalam birokrasi dan berbagai jabatan militer sesuai
kebutuhan dari rakyat dan konsumen. c.
Fungsi Sosialisasi Politik Sosialisasi politik merupakan suatu cara untuk memperkenalkan
nilai-nilai politik, sikap-sikap dan etika politik yang berlaku atau yang dianut oleh suatu negara. Pembentukan sikap-sikap politik atau dengan
kata lain untuk membentuk suatu sikap dan keyakinan politik dibutuhkan waktu yang panjang melalui proses yang berlangsung
tanpa henti. d.
Fungsi Rekrutmen Politik Rekrutmen politik adalah suatu proses seleksi atau rekrutmen
anggota-anggota kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam jabatan-jabatan administratif maupun politik. Salah satu tugas pokok
dalam rekrutmen politik ini adalah bagaimana partai-partai politik yang ada dapat menyediakan kader-kadernya yang berkualitas untuk
duduk di lembaga legislatif dan eksekutif. e.
Fungsi Komunikasi Politik Komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang dijalankan oleh
partai politik dengan segala struktur yang tersedia, yakni mengadakan komunikasi informasi, isu dan gagasan politik. Media-media massa
banyak berperan sebagai alat komunikasi politik dan membentuk kebudayaan politik.
Universitas Sumatera Utara
12
La Palombara dan Weiner 1996 mengidentifikasi empat karakteristik dasar yang menjadi ciri khas organisasi yang dikategorikan sebagai partai politik.
Oleh karena itu, partai politik lokal juga harus memenuhi keempat kriteria tersebut. Keempat karakteristik dasar dari partai politik adalah sebagai berikut
16
1. Organisasi Jangka Panjang.
:
Organisasi partai politik harus bersifat jangka panjang, diharapkan dapat terus hadir meskipun pendirinya sudah tidak ada lagi. Partai politik
bukan sekadar gabungan dari para pendukung yang setia dengan pemimpin yang kharismatik. Partai politik hanya akan berfungsi dengan baik sebagai
organisasi ketika ada sistem dan prosedur yang mengatur aktivitas organisasi, dan ada mekanisme suksesi yang dapat menjamin
keberlangsungan partai politik untuk jangka waktu yang lama. 2.
Struktur Organisasi. Partai politik hanya akan dapat menjalankan fungsi politiknya
apabila didukung oleh struktur organisasi, mulai dari tingkat lokal, sampai nasional, dan ada pola interaksi yang teratur di antara keduanya. Partai
politik kemudian dilihat sebagai organisasi yang meliputi suatu wilayah teritorial serta dikelola secara prosedural dan sistematis. Struktur
organisasi partai politik yang sistematis dapat menjamin aliran informasi dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah, sehingga nantinya akan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi kontrol dan koordinasi. 3.
Tujuan Berkuasa.
16
Firmanzah 2008, op cit., hal 67.
Universitas Sumatera Utara
13
Partai politik didirikan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan, baik di level lokal maupun nasional. Siapa yang memimpin
negara, propinsi atau kabupaten? Pertanyaan-pertanyaa inilah yang melatarbelakangi hadirnya partai politik. ini pula yang membedakan partai
politik dengan bentuk kelompok dan grup lain yang terdapat dalam masyarakat seperti perserikatan, asosiasi dan ikatan.
4. Dukungan Publik.
Dukungan publik yang luas adalah cara untuk mendapatkan kekuasaan. Partai politik perlu mendapatkan dukungan luas dari
masyarakat. Dukungan inilah yang menjadi sumber legitimasi untuk berkuasa. Karakteristik ini menunjukkan bahwa partai politik harus
mampu diterima oleh mayoritas masyarakat dan sanggup memobilisasi sebanyak mungkin elemen masyarakat. Semakin besar dukungan publik
yang didapatkan oleh suatu partai politik, semakin besar juga legitimasi yang diperolehnya.
1.5.2. Strategi Politik
Partai politik membutuhkan strategi yang bersifat jangka panjang maupun jangka menengah untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi partai dapat
dibedakan dalam beberapa hal. Pertama, strategi yang terkait dengan penggalangan dan mobilisasi massa dalam pembentukan opini publik ataupun
selama periode pemilihan umum. Strategi ini penting dilakukan untuk memenangkan perolehan suara yang mendukung kemenangan suatu partai politik
Universitas Sumatera Utara
14
ataupun kandidat yang diusungnya. Melalui pemenangan suara, suatu partai politik ataupun kandidatnya akan dapat mengarahkan kebijakan politik di negara
bersangkutan agar sesuai dengan cita-citanya, sehingga bentuk dan struktur mesyarakat yang ideal yang diinginkan akan dapat diwujudkan.
Kedua, strategi partai politik untuk berkoalisi dengan partai lain. Cara ini dimungkinkan sejauh partai yang diajak berkoalisi itu konsisten dengan ideologi
partai politik yang mengajak berkoalisi dan tidak hanya mengejar tujuan praktis, yaitu memenangkan pemilu. Pemilihan partai yang akan diajak berkoalisi perlu
mempertimbangkan image yang akan ditangkap oleh masyarakat luas
17
Ketiga, strategi partai politik dalam mengembangkan dan memberdayakan organisasi partai politik secara keseluruhan, mulai dari strategi penggalan dana,
pemberdayaan anggota dan kaderisasi, penyempurnaan mekanisme pemilihan anggota serta pemimpin partai, dan sebagainya. Keempat, partai politik
membutuhkan strategi umum untuk bisa terus-menerus menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, seperti peraturan pemerintah, lawan politik, masyarakat,
LSM, pers dan media, serta kecenderungan-kecenderungan di level global .
18
Selain itu, menurut Peter Schröder dalam bukunya yang berjudul Strategi Politik, pada dasarnya strategi dibagi menjadi dua yaitu strategi ofensif dan
defensif. .
19
17
Ibid, hal. 109.
18
Ibid, hal. 110.
19
Peter Schröder, Strategi Politik, Jakarta: Friedrich-Naumann-Stiftung, 2004, hal. 104.
Universitas Sumatera Utara
15
1.5.2.1 Strategi Ofensif
Yang termasuk strategi ofensif adalah strategi memperluas pasar dan strategi menembus pasar. Pada dasarnya semua strategi ofensif
yang diterapkan saat kampanye pemilu harus menampilkan perbedaan yang jelas dan menarik antara kita dan partai-partai pesaing yang ingin
kita ambil alih pemilihnya. Dalam strategi ofensif yang digunakan untuk mengimplementasikan politik, yang harus dijual atau ditampilkan
adalah perbedaan terhadap keadaan yang berlaku saat itu serta keuntungan-keuntungan yang dapat diharapkan daripadanya. Strategi
Ofensif terbagi dua: a.
Strategi Perluasan Pasar Dalam kampanye Pemilu, strategi perluasan pasar yang
ofensif bertujuan untuk membentuk kelompok pemilih baru disamping para pemilih yang telah ada. Oleh karena itu harus ada
penawaran baru atau penawaran yang lebih baik bagi para pemilih yang selama ini memilih partai pesaing. Jadi yang dibahas disini
adalah strategi persaingan yang faktual, dimana berbagai partai bertarung untuk kelompok pemilih dalam sebuah kompetisi.
Strategi semacam ini perlu dipersiapkan melalui sebuah kampanye pengantar, untuk menjelaskan kepada publik tentang
penawaran baru apa saja dan penawaran mana saja yang lebih baik, dibandingkan dengan partai-partai lainnya. Untuk merumuskan
penawaran baru ini, adalah bijak dengan memanfaatkan perubahan
Universitas Sumatera Utara
16
nilai atau perubahan struktur yang terjadi di dalam masyarakat. Perluasan pasar tidak mungkin dicapi dengan tema yang tidak laku
dijual.
20
Sebuah kampanye untuk memperluas pasar juga senantiasa memberikan kemungkinan untuk menarik anggota baru. Oleh
karena itu, organisasi harus dipersiapkan untuk menghadapi kelompok target baru ini.
21
b. Strategi Menembus Pasar
Strategi menembus pasar bukan menyangkut ditariknya pemilik lawan atau warga yang selama ini tidak aktif dengan
memberikan penawaran yang lebih baik atau baru, melainkan penggalian potensi yang sudah ada secara optimal, atau penggalian
sebagian yang dimiliki dalam kelompok target dimana keberhasilan telah diraih sebelumnya. Tujuan yang dimiliki adalah misalnya,
diperolehnya hasil yang lebih baik dalam sebuah kelompok target misalkan dahulu 30, sekarang 50. Hal ini menyangkut
pemasaran program yang dimiliki secara lebih baik dan peningkatan intensitas keselarasan antara program dan individu, seperti halnya
memperbesar tekanan terhadap kelompok-kelompok target.
22
20
Ibid, hal. 105.
21
Ibid, hal.106.
22
Ibid, hal. 106-107.
Universitas Sumatera Utara
17
1.5.2.2 Strategi Defensif
Beda halnya dengan strategi ofensif yang lebih fokus pada perluasan wilayah kekuasaan, startegi defensif merupakan strategi untuk mempertahankan
pemilih tetap suatu partai dan menjaganya dari pengaruh-pengaruh partai lainoposisi dalam usaha meraih simpati massa. Strategi defensif ini sebenarnya
terbagi dua yaitu strategi mempertahankan pasar dan menyerahkan pasar. Namun menurut peneliti hanya strategi mempertahankan pasarlah yang relavan dengan
penelitian ini. Oleh karena itu yang akan diuraikan dibawah ini adalah strategi mempertahankan pasar.
Startegi mempertahankan pasar merupakan strategi yang khas untuk mempertahankan mayoritas pemerintah. Dalam kasus semacam ini, partai akan
memelihara pemilih tetap mereka dan memperkuat pemahaman para pemilih musiman mereka sebelumnya akan situasi yang berlangsung. Terhadap partai
oposisi yang menyerang, partai pemerintah akan berusaha mengaburkan perbedaan yang ada dan membuat perbedaan tersebut tidak dapat dikenali lagi.
Untuk itu mereka menggunakan berbagai rincian strategi yang berbeda. Partai yang ingin mempertahankan pasar, akan mengambil sikap yang bertentangan dari
partai-partai yang menerapkan strategi ofensif. Apabila yang satu ingin menonjolkan perbedaan yang ada guna memberikan sebuah penawaran yang
menarik, maka partai-partai yang menerapkan strategi defensif justru ingin agar perbedaan yang ada tidak dikenali.
23
23
Ibid, hal. 107.
Universitas Sumatera Utara
18
1.5.3 Kampanye
Jika kita berbicara mengenai Strategi politik dalam Pemilu, tentunya kampanye merupakan salah satu instrumen penting dalam mengimplementasikan
strategi teresebut. Roger dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai ”serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan
efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”.
24
Charles U Larson membagi jenis kampanye ke dalam tiga ketegori yakni: product-oriented campaigns kampanye yang berorientasi pada produk,
candidate-oriented campaigns kampanye yang berorientasi pada kandidat dan ideologcaally or cause oriented campaigns kampanye yang berorientasi pada
tujuan-tujuan yang bersifat khusus.
25
Kampanye yang berorientasi pada calon umunya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Karena itu jenis kampanye ini dapat pula disebut
political campaigns kampanye politik. Tujuannya adalah antara lain adalah untuk memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang
diajukan oleh partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik yang diperebutkan lewat proses pemilihan umum.
Diantara ketiga jenis tersebut yang berhubungan dengan penelitian ini adalah candidate-oriented campaigns
kampanye yang berorientasi pada calon.
26
24
Roger dan Storey dalam Drs. Antar Venus, Manajemen Kampanye:Panduan Teoritisdan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung, Simbiosa Rekatama Media,
2009, hal. 7.
25
Ibid, hal. 11.
26
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
19
Kampanye berusaha untuk mengarahkan pilihan masyarakat jatuh pada sang calon yang diusung. Untuk meraih suara yang signifikan maka para kandidat
perlu melakukan beberapa teknik kampanye berikut ini. 1.
Model kampanye sepanjang usia. Asumsinya adalah menjadi orang baik, sehingga orang tersebut akan dipercaya ketika membutuhkan dukungan
2. Kampanye mengemukakan citra sosial dan figur diri di depan publik.
Dengan demikian publik akan mengerti karakter orang tersebut dan jika perlu sampai sedetil-detilnya
3. Praktik kampanye yang dilakukan dengan menyampaikan gagasan dari
orang ke orang atau dari rumah ke rumah door to door. Startegi kampanye ini dianggap efektif karena calon pemilih dapat melihat dan
menilai secara langsung dengan sosok calon pemimpin yang akan dipilihnya.
I.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Maksudnya adalah penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menggambarkan, atupun
melukiskan secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat hubungan antarfenomena yang diselidiki. Kemudian analisa data dilakukan
dengan melakukan wawancara dengan elite ataupun petinggi Partai Aceh dan tokoh masyarakat setempat.
Universitas Sumatera Utara
20
Pemilihan responden dilakukan dengan cara purposive sampling atau pemilihan secara sengaja dengan pertimbangan responden adalah aktor atau
pelaksana strategi pengurus Partai Aceh dan tokoh masyarakat Aceh sebagai objek dan pengamat strategi. Responden yang dimaksud adalah responden yang
terlibat langsung atau responden yang dianggap mempunyai kemampuan dan mengerti permasalahan terkait dengan startegi Partai Aceh dalam memenangkan
pasangan ZIKIR. Data hasil wawancara tersebut kemudian disajikan dan dianalisis.
1.6.2 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah menelaah bagaimana mendekati persoalan secara fenomenologis, artinya
bagaimana cara mengumpulkan data dalam bentuk kata-kata lisan dan tulis, ucapan, isyarat, pengalaman dan perilaku yang dapat diamati.
27
27
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, Jakarta: Prenada Media, 2005, hal. 228.
Menurut Jary dan Jary 1987, penelitian kualitatif adalah sebagai setiap penelitian dimana peneliti
mencurahkan kemampuan sebagai pewawancara atau pengamat yang empatis untuk mengumpulkan data yang unik tentang permasalahan yang ditelitinya. Jenis
penelitian ini penulis pilih karena melalui jenis penelitian ini, penulis dapat mengamati secara langsung sebagai pengamat untuk menjawab pertanyaan dari
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
21
1.6.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kantor Dewan Pimpinan Pusat DPP Partai Aceh di Kota Banda Aceh.
1.6.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: -
Wawancara Wawancara ini dilakukan oleh penulis dengan mewancarai secara
mendalam beberapa elite ataupun petinggi DPA Partai Aceh dan tokoh masyarakat Aceh. Menurut Richard 1996, ada beberapa kelebihan dalam
mewawancarai kelompok elite. Kelebihannya adalah mereka mungkin membantu menginterpretasikan dokumen dan laporan terutama jika kita mewawancarai
penulisnya; mereka mungkin membantu menginterpretasikan personalitas; mereka memberi informasi yang mungkin tidak dicatat; dan mereka dapat
membantu membangun jaringan kontak dan akses ke elite lain yakni, mereka bertindak sebagai snowball sampling
28
- Studi Pustaka
.
Teknik pengumpulan data studi pustaka ini digunakan untuk menganalisis dan memperkuat argumenfakta dilapangan atau membantah dari
apa yang terjadi dilapangan. Bahan yang dijadikan studi pustaka dalan penelitian ini adalah buku, literatur, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
penelitian ini dan juga referensi lain baik dari internet maupun media cetak.
28
Lisa Harrison, Metodologi Penelitian Politik, Jakarta: Kencana, 2009, hal. 109.
Universitas Sumatera Utara
22
1.6.5 Teknik Analisa Data
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif maka ada beberapa tahapan
yang akan dilakukan penulis untuk penelitian ini. Tahapan pertama adalah mencoba mengumpulkan data-data yang masih mentah dari beberapa sumber dan
mencoba menelusurinya lebih jauh untuk dapat disajikan dalam penelitian. Penyajian data yang dimaksud adalah melakukan proses penyusunan data yang
telah dikumpulkan tadi untuk menjadi kenyataan. Data yang diperoleh dari sumber-sumber yang berbeda ini kemudian akan diklasifikasikan berdasarkan
pokok permasalahan masing-masing. Langkah yang terakhir adalah mencoba menarik kesimpulan dari data yang ada dengan bersandarkan pada studi pustaka
yang telah dikumpulkan.
I.7 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metodelogi penelitian, dan sistematika
penulisan. BAB II
: PROFIL DAN PROSES PEMILUKADA ACEH Bab ini menggambarkan bagaimana kondisi geografis di lokasi penelitian,
yaitu Provinsi Aceh. Bab ini juga menguraikan mengenai tahapan-tahapan pemilukada di Aceh dan profil dari pasangan calon gubernur – wakil gubernur
Aceh yang diusung oleh partai Aceh yaitu Dr. Zaini Abdullah – Muzakkir Manaf.
Universitas Sumatera Utara
23
BAB III : ANALISIS STRATEGI POLITIK PARTAI ACEH
Pada bab ini memuat data-data yang penulis peroleh dari hasil wawancara. Kemudian dianalisis dengan bersandarkan pada landasan teori untuk mengetahui
strategi pemenangan Partai Aceh pada Pemilukada Aceh tahun 2012. BAB IV
: KESIMPULAN Pada bab yang terakhir ini berisikan kesimpulan dan saran dari apa yang
telah peneliti lakukan.
Universitas Sumatera Utara
24
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
II.1 Provinsi Aceh
II.1.1 Demografi Provinsi Aceh
Daerah Aceh terletak di kawasan paling ujung dari bagian utara Pulau Sumatera dengan luas areal 58.357.63 km
2
. Letak geografis Provinsi Aceh terletak antara 2
o
-6
o
Lintang Utara dan 95
o
-98
o
Lintang Selatan dengan ketinggian rata- rata 125 m diatas permukaan laut. Provinsi paling barat Indonesia ini berbatasan
dengan Selat Malaka di Sebelah Utara dan Timur. Kemudian di sebelah selatan Provinsi Sumatera Utara menjadi batas daerahnya. Dan di sebelah barat, Provinsi
Aceh berbatasan dengan Samudera Indonesia BPS 2009. Letak geografis Provinsi Aceh dikelilingi oleh perairan, satu-satunya
hubungan darat hanyalah dengan Provinsi Sumatera Utara. Sehingga membuat provinsi ini memiliki ketergantungan yang kuat dengan Provinsi Sumatera Utara.
Semula provinsi ini bernama Daerah Istimewa Aceh, namun sejak tanggal 9 Agustus 2001 diubah menjadi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kemudian
daerah ini berganti nama lagi menjadi Provinsi Aceh sejak keluar Peraturan Gubernur No. 49 pada tanggal 7 April 2009. Aceh merupakan salah satu dari 33
Provinsi di Indonesia yang memiliki keunikan dan keistimewaan. Provinsi yang lahir pada tanggal 26 Mei 1959 ini memiliki beberapa keistimewaan, yaitu
istimewa dalam hal pendidikan, adat, dan agama BPS, 2009b. Secara
Universitas Sumatera Utara