Perkembangan Kejahatan Genosida BENTUK KEJAHATAN GENOSIDA MENURUT HUKUM

BAB III BENTUK KEJAHATAN GENOSIDA MENURUT HUKUM

INTERNASIONAL

A. Perkembangan Kejahatan Genosida

Istilah genosida terbentuk dari dua kata yaitu “geno” dan “cidium”. Kata “geno” yang berasal dari bahasa Yunai mengandung arti “ras”, sedangkan kata “cidium” yang diambil dari bahasa latin memiliki makna “membunuh”. Meskipun sekilas istilah genosida tampak sebagai istilah arkaik, istilah ini pada kenyataannya belum dipergunakan secara luas sebelum Perang Dunia II. 85 Genosida atau genosid adalah sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok dengan maksud memusnahkan membuat punah bangsa tersebut. Kata ini pertama kali digunakan oleh seorang ahli hukum Polandia, Raphael Lemkin, pada tahun 1944 dalam bukunya Axis Rule in Occupied Europe yang diterbitkan di Amerika Serikat. Kata ini diambil dari bahasa Yunani γένος genos ‘ras’, ‘bangsa’ atau ‘rakyat’ dan bahasa Latin caedere ‘pembunuhan’. Genosida merupakan satu dari empat pelanggaran HAM berat yang berada dalam yurisdiksi International Criminal Court. Pelanggaran HAM berat lainnya ialah kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, dan kejahatan Agresi. Menurut Statuta Roma dan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, genosida ialah Perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, 85 Adam Jones dalam Arie Siswanto, Hukum Internasional, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2015, hal 27 Universitas Sumatera Utara kelompok etnis, kelompok agama dengan cara membunuh anggota kelompok; mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota kelompok; menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang menciptakan kemusnahan secara fisik sebagian atau seluruhnya; melakukan tindakan mencegah kelahiran dalam kelompok; memindahkan secara paksa anak-anak dalam kelompok ke kelompok lain. Ada pula istilah genosida budaya yang berarti pembunuhan peradaban dengan melarang penggunaan bahasa dari suatu kelompok atau suku, mengubah atau menghancurkan sejarahnya atau menghancurkan simbol-simbol peradabannya. 86 Pengertian Genosida dalam ilmu sosiologi termasuk sebagai bagian pola hubungan antar kelompok. Kontak antar dua kelompok ras dapat diikuti proses akulturasi perpaduan budaya, dominasi satu ras menguasai ras yang lain, paternalism dominasi ras pendatang, atau integrasi pengakuan perbedaan. Genosida secara umum didefinisikan sebagai sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok dengan maksud memusnahkan membuat punah bangsa tersebut. Kata ini pertama kali digunakan Kejahatan genosida mulai dikenal sejak tahun 1944. Terminologi genosida pertama kali diperkenalkan oleh seorang pengacara berkebangsaan Polandia bernama Raphael Lemkin. Genosida digunakan untuk mendeskripsikan sebuah pembantaian sistematik terhadap suatu golongan etnis ataupun agama. Genosida berasal dari penggabungan kata Genos ras dari bahasa Yunani dan Cidium membunuh dari bahasa Latin. 86 https:korandemokrasiindonesia.wordpress.com20091128pelanggaran-hak-asasi- manusia-genosidahtml, diakses tanggal 29 Juli 2016 Universitas Sumatera Utara oleh seorang ahli hukum Polandia, Raphael Lemkin, pada tahun 1944 dalam bukunya Axis Rule in Occupied Europe yang diterbitkan di Amerika Serika. Kata ini diambil dari bahasa Yunani γένος genos ras, bangsa atau rakyat dan bahasa Latin caedere pembunuhan. Genosida merupakan satu dari empat pelanggaran HAM berat yang berada dalam yurisdiksi International Criminal Court. Pelanggaran HAM berat lainnya ialah kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, dan kejahatan Agresi. 87 Pada awalnya, genosida dianggap sebagai salah satu bentuk khusus kejahatan terhadap kemanusiaan. Tetapi akhirnya kekhususannya menghasilkan sebuah perjanjian internasional Konvensi Genosida yang sekarang telah menjadi hukum kebiasaan internasional. Yang membeda kan genosida dari kejahatan- kejahatan berat lainnya adalah niat untuk memusnahkan sebagian atau seluruhnya kelompok ras, agama, nasional atau etnis. Yang membedakan kejahatan genosida adalah dolus specialis atau sebuah niat khusus untuk memusnahkan, secara keseluruhan ataupun sebagian, sebuah kelompok tertentu. Niat khusus ini yang menaikkan status kejahatan dari sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan menjadi kejahatan genosida. Tanpa niat ini maka tidak ada genosida. Istilah genosida, namun mencantumkan pembasmian extermination sebagai bagian dari kejahatan terhadap kemanusiaan dan persekusi yang didasari atas alasan rasial atau agama sebagai perbuatanperbuatan kejahatan. Pemusnahan oleh rezim Nazi diadili di Pengadilan Nuremberg sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Istilah ‘genosida’ dicetuskan pertama kali pada tahun 1944 oleh 87 Jarji Zaidan, Kejahatan Genosida, melalui http:jarzed08.blogspot.co.id201405 kejahatan-genosida.html, diakses tanggal 31 Juli 2016 Universitas Sumatera Utara Raphael Lempkin, seorang pemikir Polandia dalam sebuah buku tentang kejahatan Nazi. Ia kemudian menjadi motor di belakang terbentuknya sebuah perjanjian internasional untuk menentang kejahatan ini. PBB akhirnya mengeluarkan sebuah perjanjian sebagai usaha untuk mencegah dan menghukum kejahatan ini. Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida, dicetuskan pada tanggal 9 Desember 1948, menyatakan bahwa genosida adalah sebuah kejahatan internasional, yang wajib dicegah dan pelakunya wajib dihukum. Pengadilan bagi pelaku genosida dapat dilakukan di Negara di mana genosida itu terjadi, atau dalam sebuah pengadilan internasional Jadi disinilah pertama kali konsep sebuah pengadilan pidana internasional terbentuk. Dibutuhkan waktu 50 tahun dan ratusan ribu korban kezaliman dan peperangan, sampai akhirnya sebuah kesepakatan tentang mahkamah pidana terbentuk di Roma pada tahun 1998. Konvensi ini juga mengkriminalisasi konspirasi untuk melakukan genosida, langsung dan hasutan publik untuk melakukan genosida, percobaan genosida, dan keterlibatan dalam genosida. Negara-negara penanda tangan dapat meminta wewenang Dewan Keamanan menggunakan kekuatan militer untuk menghentikan genosida yang terjadi di negara lain. Karena kebanyakan negara telah meratifikasi Konvensi ini, dan hukumnya telah diterapkan di pengadilan internasional dan domestik, maka Konvensi Genosida sudah dianggap menjadi bagian dari hukum kebiasaan internasional. 88 88 Atikah Nuraini, et.al, Op.Cit, hal 9 Universitas Sumatera Utara

B. Macam dan Bentuk Kejahatan dalam Hukum Internasional