BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hukum Internasional mengenai Kejahatan Hak Asasi Manusia
telah memberikan status kepada individu sebagai subjek hukum Internasional yang
mandiri dalam tata hukum internasional. Individu dalam hukum Internasional hak asasi manusia, juga dapat membela hak-haknya secara langsung.
Pengalaman pahit dan getir dari umat manusia dari perang dunia yang telah terjadi dua kali, dimana harkat dan martabat hak-hak asasi manusia terinjak-
injak, timbul kesadaran umat manusia menempatkan penghormatan dan penghargaan akan hak-hak asasi manusia ke dalam Piagam PBB yang sebagai
realisasinya muncul kemudian The Universal Declaration of Human Rights Pernyataan Sedunia tentang Hak-Hak Asasi Manusia.
Hak asasi manusia dewasa ini tidak terlepas dengan diterimanya suatu prinsip bahwa negara
pemerintah mempunyai kewajiban untuk menjamin dan memberikan perlindungan HAM tersebut selain merupakan tanggung jawab negara yang
bersangkutan juga merupakan tanggung jawab bersama masyarakat internasional.
2. Bentuk kesejahatan Genosida Menurut Hukum Internasional yaitu
Kejahatan Genosida genocide, Kejahatan Terhadap Kemanusiaan crimes against humanity, Kejahatan Perang War Crimes dan
Kejahatan Agresi crimes of aggression dikategorikan sebagai kejahatan internasional karena kejahatan-kejahatan tersebut dianggap sebagai
Universitas Sumatera Utara
kejahatan yang paling serius, sehingga memerlukan langkah serius juga untuk mencegah dan menindak.
3. Bentuk penyelesaian Hukum Internasional Terhadap Hak Asasi Manusia
dalam Kejahatan Genosida Suku Aborigin di Australia diambil alih oleh Dewan Keamanan PBB untuk diselesaikan menggunakan cara melalui
Mahkamah Pidana Internasional International Criminal Court. Kejahatan yang terjadi terhadap etnis Aborigin dapat diadili melalui
Mahkamah Pidana Internasional, karena kejahatan genosida Aborigin di Australia merupakan pelanggaran HAM berat.
B. Saran
1. Tindak kejahatan genosida merupakan tindakan keji yang dilakukan
terhadap umat manusia. Oleh karena itu, hendaknya umat beragama, suku dan ras tetap berpegang teguh untuk mempertahankan hak-hak dan
kebebasannya agar terhindar dari tindak kejahatan genosida, serta tetap menta’ati perjanjian dan menghormati perjanjian tersebut sebagai hukum
yang dipercaya untuk kemaslahatan secara internasional. 2.
Kasus kejahatan genosida Suku Aborigin di Australia ternyata belum efektif walau masalah ini telah banyak termuat dalam banyak konvensi
baik yang diratifikasi oleh PBB maupun instrumen-instrumen lainnya. Ternyata Mahkamah Internasional tidak memiliki kekuatan yang besar
dalam menegakkan keputusannya mengenai hukum internasional dan tidak semua negara memberlakukan hukum internasional di dalam negaranya.
Sehingga negara-negara hanya memberlakukan hukum internasional
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan kemauan maupun kehendak dari negara masing-masing. Maka perlu adanya upaya kerjasama antar negara untuk tidak melindungi
para pelaku kejahatan genosida khususnya Suku Aborigin di Australia. 3.
Perhatian masyarakat internasional terhadap penegakan dan pemeliharaan HAM terus meningkat, melalui berbagai pengaturan, tindakan, yang
direalisasikan dalam berbagai bentuk, apakah dalam berbagai tindakan maupun melalui instrument
-
instrumen internasional. Prinsip
-
prinsip HAM sangat perlu menguasai berbagai sejarah perkembangannya karena akan
terkait dengan berbagai peristiwa yang melatarbelakangi berbagai kebijakan atau instrument hukum yang dikeluarkan pada saat suatu issue
perkembang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI