Menghitung Kapasitas Daya Dukung Ultimate Tiang Pancang Berdasarkan Metode Elemen Hingga.

85 Maka, dari Persamaan 2.48 didapat penurunan total adalah : S = Se 1 + Se 2 + Se 3 = 0,344 + 9,61 + 1,55 = 11,50 mm 25 mm Aman 4.5.2 Penurunan Kelompok Tiang Berdasarkan Gambar 4.1 dan dari Persamaan 2.53; 2.54 dan 2.55 maka penurunan kelompok tiang adalah : q = 200000 300 x 180 = 3,70 kgcm 2 I = 1 - 180 8 x 300 0.5 0,92 0.5 S g = 2 x 3,70 x 180 x 0,92 60 = 1,59 cm = 15,90 mm

4.6 Menghitung Kapasitas Daya Dukung Ultimate Tiang Pancang Berdasarkan Metode Elemen Hingga.

Pada Metode Elemen Hingga daya dukung ultimit yang akan dihitung adalah daya dukung aksial pondasi tiang pancang. Pemodelan tanah yang digunakan adalah model Mohr Coulomb dan Soft Soil dengan analisis axisymmetric, yaitu kondisi awal digambarkan seperempat namun sudah mewakili sisi yang lain karena dianggap simetris. Data-data yang harus diketahui sebelum melakukan pemodelan pondasi tiang pancang yang ditunjukkan pada Tabel 4.5. Universitas Sumatera Utara 86 Tabel 4.5. Data Tiang Pancang No Keterangan Nilai 1 Lokasi Bore Hole II – K12 2 Jenis Pondasi Tiang Pondasi tiang pancang 3 Diameter Tiang m 0,60 4 Panjang Tiang m 21 5 Luas Penampang m 2 0,2826 6 Modulus Elastisitas E kNm 2 36.406.040 8 Berat jenis γ kNm 3 24 9 EA kNm 10.288.347,88 10 EI kNm 2 m 231.487,82 11 Angka Poisson 0,30 Karena keterbatasan data, maka sebagian parameter tanah seperti sudut geser dalam ∅, dan kohesi c, diambil dari bantuan Program Allpile. Gambar 4.2 Parameter Tanah Kohesi dan Sudut Geser dari Allpile Universitas Sumatera Utara 87 Tabel 4.6. Input Parameter Tanah untuk Program Metode Elemen Hingga Lokasi Bore Hole II Lapisan ke - Depth Jenis Tanah dan Konsistensi Tanah Tebal Lapisan MAT γ dry γ wet K x K y E s ’ µ c Φ Ψ m m m kNm 3 kNm 3 mday mday kNm 2 kNm 2 1 0,00-3,50 Clay some silt 3,50 0,60 11,81 16,41 0,00053 0,00053 1.600 0,35 33,40 15,92 Soft to Stiff 2 3,50-6,60 Fine Sand some silt 3,10 10,63 14,93 0,864 0,864 4.000 0,15 1 30,70 0,70 Loose to Very Loose 3 6,60-8,80 Coarse Sand Some Fine Gravel 2,20 10,83 14,88 864 864 8.000 0,25 1 33 3 Loose 4 8,80 -12,00 Sandy Silty Clay 3,20 12,20 16,77 0,00038 0,00038 3.600 0,20 36,20 18,76 Stiff Universitas Sumatera Utara 88 Lanjutan Lapisan ke - Depth Jenis Tanah dan Konsistensi Tanah Tebal Lapisan MAT γ dry γ wet K x K y E s ’ µ c Φ Ψ m m m kNm 3 kNm 3 mday mday kNm 2 kNm 2 5 12-16 Coarse sand 4 12,58 16 8,64 8,64 40.000 0,30 1 36 6 Medium Dense 6 16,00-18,50 Coarse Sand some Tuff 2,50 13,31 16,70 864 864 40.000 0,35 1 38,20 8,20 Dense to Very Dense 7 18,50-23,40 Coarse Sand some Silt 4,90 13,48 16,80 8,64 8,64 4000 0,30 1 38 8 Medium Dense to Dense 8 23,40-34,60 Silty Sand Some Tuff 11,20 12,89 16,45 0,864 0,864 4000 0,35 1 42,10 12,10 Very Dense Universitas Sumatera Utara 89 4.6.1 Proses Pemodelan pada Program Plaxis Berikut ini proses pemasukan data ke program Metode Elemen Hingga, yaitu : 1. Atur parameter dasar dari model elemen hingga dijendela general settings Gambar 4.3 Lembar General Setting pada Plaxis 2. Pemodelan tanah digambar menggunakan garis geometri , diambil kedalaman 21 m kedalaman Bore Hole II yang terdiri dari beberapa layer dengan ketebalan tertentu. 3. Kemudian gambarkan dinding diafragma sebagai tiang dengan cara menggunakan tombol pelat , lalu gunakan tombol interface untuk memisahkan kekakuan lebih dari satu elemen, yaitu kekakuan antara tanah dan tiang. 4. Setelah itu gambarkan beban permukaan, yaitu sistem beban A-beban terpusat dengan menggunakan , kemudian input nilai bebannya dengan mengklik ujung beban. Pemodelan Axisymmetry Universitas Sumatera Utara 90 5. Untuk membentuk kondisi batas, klik tombol jepit standar standard fixities , maka akan terbentuk jepit penuh pada bagian dasar dan jepit rol pada sisi-sisi vertikal. 6. Kemudian masukkan data material dengan menggunakan tombol material set . Untuk data tanah, pilih soil interface pada set type, sedangkan data tiang pilih plates pada set type. Setelah itu seret data-data yang telah diinput ke dalam pemodelan geometri awal, seperti pada Gambar 4.4. a Universitas Sumatera Utara 91 b Gambar 4.4 Input Data Material Set a Data Lapisan Tanah b Data Tiang Pancang 7. Kemudian klik generate mesh untuk membagi-bagi elemen menjadi beberapa bagian yang beraturan sehingga mempermudah dalam perhitungan lalu klik update. Gambar 4.5 Generate Mesh Universitas Sumatera Utara 92 8. Kemudian klik tombol initial conditions untuk memodelkan muka air tanah. Klik pada tombol phreatic level untuk menggambarkan kedalaman muka air tanah. Gambar 4.6 Initial Water Pressure pada Program Plaxis 9. Kemudian klik tombol generate water pressure untuk mendefenisikan tekanan air tanah. Lalu setelah muncul diagram active pore pressures, klik update, maka akan kembali ke tampilan initial water pressure, lalu klik initial pore pressure, dan generate pore pressure maka akan muncul diagram untuk effective stresses, klik update lalu calculate. 10. Dalam window calculation terdapat beberapa fase yang akan dikerjakan dari awal hingga akhir pemodelan. Universitas Sumatera Utara 93 Gambar 4.7 Pemodelan Fase Sebelum Konsolidasi dan Setelahnya 11. Setelah perhitungan selesai, maka akan diperoleh nilai ΣMsf dari kotak dialog Phic reduction yang ditunjukkan pada Gambar 4.8 dan 4.9. Gambar 4.8 Hasil Kalkulasi dan Besar ΣMsf pada Fase 3 ∑Msf Universitas Sumatera Utara 94 Nilai Σ Msf 2 sebelum konsolidasi sebesar 1,3579 Q u titik Bore Hole 2 adalah : Q u = Σ Msf x 2000 kN = 1,3579 x 2000 kN = 2715,8 kN = 271,58 Ton Gambar 4.9 Hasil Kalkulasi dan Besar Σ Msf pada Fase 4 Nilai Σ Msf 2 sebelum konsolidasi sebesar 1,4273 Q u titik Bore Hole II adalah : Q u = Σ Msf x 2000 kN = 1,4273 x 2000 kN = 2854,6 kN = 285,46 ton Q g = 0,5 x 2 x 285,46 ton = 285,46 ton ∑Msf Universitas Sumatera Utara 95 Gambar 4.10 Besar Nilai Penurunan yang Terjadi Setelah Hasil Perhitungan Dari hasil perhitungan diperoleh nilai penurunan lebih kecil dari penurunan maksimum, yaitu : 11,42 mm 25 mm, maka dinyatakan aman terhadap penurunan. Universitas Sumatera Utara 96

4.7 Diskusi

Dokumen yang terkait

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

3 76 181

Perbandingan Nilai Daya Dukung dan Penurunan Pondasi Tiang Pancang Berdiameter 60 cm pada Titik Bore Hole I Dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus :Proyek Skyview Apartemen Setiabudi)

2 33 162

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

49 317 181

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

0 3 18

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 0 19

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 0 1

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 0 5

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 1 55

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 2 2

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan) Appendix

0 0 13