Teori Konsumen Landasan Teori

Tabel diatas menunjukkan perbandingan komposisi kimia antara biji dengan bubuk kopi arabika dimana komposisi kimia yang terkandung di dalam biji akan berubah jumlahnya setelah biji kopi diolah menjadi bubuk kopi. Salah satu komposisi kimia yang perlu diperhatikan adalah kafein yang terkandung di dalam biji kopi sebanyak 0.9 sampai 1.2 persen sedangkan kafein yang terkandung di dalam bubuk kopi sebanyak 1 persen. Demikian pula dengan komposisi kimia yang lainnya.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Konsumen

Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu : konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Konsumen individu mungkin juga membeli barang dan jasa untuk hadiah teman, saudara, atau orang lain. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakan langsung oleh individu sering disebut sebagai “pemakai akhir” atau “konsumen akhir”. Konsumen organisasi terdiri dari organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga lainnya. Semua jenis organisasi ini harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya. Sumarwan, 2004. Tingkat kepuasan maksimum konsumen dapat dicapai pada waktu konsumen dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Ada beberapa faktor yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen antara lain pendapatan konsumen, harga barang dan selera konsumen Anonimous, 2012. Universitas Sumatera Utara Menurut Suryani 2008 bahwa perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki waktu, uang, dan usaha untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi. Dalam studi ini juga dikaji tentang apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, dimana mereka membeli dan bagaimana mereka menggunakannya. Perilaku konsumen tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh perusahaan karena itu perlu dicari informasi semaksimal mungkin. Banyak pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan ahli, salah satunya oleh “Engel” yaitu suatu tindakan yang langsung mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahuluinya dan penyusul tindakan tersebut. Perilaku konsumen terbagi 2 yaitu perilaku yang tampak diantaranya jumlah pembelian, waktu, karena siapa, bagaimana dilakukan pembelian itu, sedangkan yang kedua adalah perilaku yang tidak tampak diantaranya persepsi, ingatan terhadap informasi dan pemasaran kepemilikan oleh konsumen Umar, 2000. Menurut Simamora 2008, faktor-faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan kultur, sub kultur, kelas sosial, faktor sosial kelompok, keluarga, peran dan status, faktor pribadi umur dan pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian, faktor psikologis motivasi, persepsi, dan tingkat pendidikan. Peran setiap faktor-faktor ini berbeda untuk setiap produk yang berbeda. Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur, sub-kultur dan kelas sosial. Universitas Sumatera Utara Pengetahuan menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari proses pendidikan yang dijalani pengalaman. Pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pilihannya. Apabila pendidikan konsumen tinggi maka akan lebih memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat dari pendidikan terakhir konsumen Setiadi, 2003. Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok, keluarga, peran dan status konsumen. Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang bersama. Kelompok mempunyai pengaruh langsung dan seorang yang menjadi anggotanya disebut kelompok acuan. Kelompok acuan berfungsi sebagai titik pembanding atau acuan langsung tatap muka atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau tingkah laku seseorang. Keluarga adalah dua atau lebih orang yang dipersatukan oleh hubungan darah, pernikahan atau adopsi, yang hidup bersama. Anggota keluarga konsumen dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku konsumen. Peran dan status merupakan posisi seseorang menjadi anggota kelompok, keluarga, klub, dan organisasi Simamora, 2008. Menurut Suryani 2008, kelas sosial didefenisikan sebagai pembagi anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu hirarki kelas-kelas status yang berbeda, sehingga anggota-anggota dari setiap kelas yang relatif sama mempunyai kesamaan. Untuk menentukan kelas sosial, maka indikator tentang kelas sosial harus dirumuskan dengan jelas. Terdapat beberapa variabel yang sering digunakan sebagai indikator untuk mengukur kelas sosial antara lain: pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan. Kebutuhan dapat didefenisikan sebagai suatu kesenjangan atau bertentangan Universitas Sumatera Utara yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila konsumen kebutuhannya tidak terpenuhi, konsumen akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi rasa puasnya Mangkunegara, 2002. Menurut Ratni 2012, satu perangkat psikologi berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dengan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis motivasi, persepsi, ingatan dan pembelajaran secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap rangsangan pemasaran. Menurut Permana 2012, skala yang digunakan untuk melihat jawaban- jawaban yang diberikan konsumen dalam penelitian ini adalah skala ordinal, skala ordinal sering juga disebut sebagai skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu. Misalnya tingkat persepsi seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5=sangat setuju, 4=setuju, 3=netral, 2=tidak setuju dan 1=sangat tidak setuju. Setelah diperoleh jawaban-jawaban dari skala ordinal, selanjutnya data yang diperoleh dibuat ke dalam bentuk skala rasio, yang dimana dibuat ke dalam bentuk persen untuk melihat seberapa besar perbedaan jawaban dari masing-masing konsumen. Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapat semua karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah Universitas Sumatera Utara dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya, pada skala ratio, pengukuran sudah mempunyai nilai perbandinganrasio Permana, 2012.

2.2.2 Teori Permintaan