3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung responden dengan
mempergunakan pertanyaankuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik BPS, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara, dan literatur yang mendukung penelitian.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode
pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah akan
memberi arah
dan mempengaruhi
metode pengumpulan
data Daniel b, 2002.
3.4 Metode Analisis Data
Untuk identifikasi masalah 1 dianalisis dengan menggunakan metode Likert yaitu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan
merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan
tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Disediakan lima pilihan skala dengan format seperti
berikut: 1.
sangat tidak setuju dengan nilai skor satu 2.
tidak setuju dengan nilai skor dua 3.
kurang setuju dengan nilai skor tiga
Universitas Sumatera Utara
4. setuju dengan nilai skor empat
5. sangat setuju dengan nilai skor lima
Indikator yang menunjukkan perilaku konsumen adalah frekuensi dalam mengkonsumsi kopi, penolakan terhadap produk selain kopi, aktivitas untuk
memperoleh atau mengkonsumsi kopi yang khas, keterikatan dengan produk kopi, mencari publikasi terbaru tentang produk kopi dan rasa percaya diri setelah
mengkonsumsi kopi.
Tabel 3. Indikator perilaku konsumen
No Indikator Skor maksimum
Skor minimum 1
2 3
4 5
6 7
8 Dorongan memperoleh kopi yang
khas Keinginan
memperoleh kopi
sesuai selera Aktivitas untuk memperoleh dan
mengkonsumsi kopi yang khas Mencari
publikasi terbaru
tentang produk kopi Rasa
percaya diri
setelah mengkonsumsi kopi
Frekuensi dalam mengkonsumsi kopi
Penolakan
terhadap produk
selain kopi Keterikatan dengan produk kopi
5 5
5 5
5
5 5
5 5
1 1
1 1
1
1 1
1 1
TOTAL 40
8 Berdasarkan hasil skoring untuk melihat perilaku konsumen di daerah
penelitian adalah sebagai berikut :
35 = sangat gemar mengkonsumsi kopi
29-35
= gemar mengkonsumsi kopi
22-28 = cukup gemar mengkonsumsi kopi
15-21
= kurang gemar mengkonsumsi kopi
8-14 = tidak gemar mengkonsumsi kopi
Universitas Sumatera Utara
Untuk identifikasi masalah 2 juga dianalisis menggunakan metode Likert dimana indikator ditentukan dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen seperti faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi.
Tabel 4. Indikator faktor-faktor perilaku konsumen
Faktor Indikator
Skor maksimum
Skor minimum
Budaya
Sosial
Pribadi
Psikologi
Kultur
Sub-kultur
Kelas sosial
Keluarga
Kelompok referensi
Peran dan status
Usia dan tahap daur hidup
Pekerjaan
Keadaan ekonomi
Gaya hidup
Kepribadian
Motivasi
Persepsi
Pembelajaran
Sikap 5
5 5
5 5
5
5 5
5 5
5
5 5
5 5
1 1
1
1 1
1
1 1
1 1
1
1 1
1 1
TOTAL 75
15 Setelah hasil skoring diperoleh kemudian dilakukan Analisis Korelasi Rank
Spearman. Menurut Supriana 2010, metode korelasi Spearman digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak
mempunyai distribusi normal dan variansnya tidak sama. Korelasi Spearman
Universitas Sumatera Utara
dipergunakan jika data yang diperoleh bukan interval atau rasio melainkan ordinal atau nominal. Misalnya mengukur tingkat moral, tingkat kesenangan, tingkat
motivasi, dan lain-lain. Uji korelasi Spearman sering juga disebut dengan korelasi rangking. Untuk melihat hubungan faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi
dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi formulanya adalah sebagai berikut :
Dimana: r
s
= Nilai Koefisien Korelasi Spearman d
i
= Perbedaan setiap pasangan rangking n
= Jumlah sampel
Selanjutnya, dilakukan pengujian signifikansi dari koefisien korelasi untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel menggunakan statistik uji t dengan rumus :
Di mana: t
= Nilai t hitung r
= Nilai Koefisien Korelasi Spearman n
= Jumlah sampel Kriteria pengujian:
- Jika , maka H
ditolak, H
1
diterima yang berarti ada hubungan faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi dengan perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi kopi.
Universitas Sumatera Utara
- Jika , maka H
diterima, H
1
ditolak yang berarti tidak ada hubungan faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi dengan perilaku
konsumen dalam mengkonsumsi kopi.
Untuk identifikasi masalah 3 dianalisis menggunakan Analisis Korelasi Rank Spearman untuk melihat hubungan karakteristik sosial ekonomi konsumen
dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Formulanya adalah sebagai berikut :
Dimana: r
s
= Nilai Koefisien Korelasi Spearman d
i
= Perbedaan setiap pasangan rangking n
= Jumlah sampel
Selanjutnya, dilakukan pengujian signifikansi dari koefisien korelasi menggunakan statistik uji t dengan rumus :
Di mana: t
= Nilai t hitung r
= Nilai Koefisien Korelasi Spearman n
= Jumlah sampel Kriteria pengujian:
- Jika , maka H
ditolak, H
1
diterima yang berarti ada hubungan karakteristik sosial ekonomi konsumen dengan perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi kopi.
Universitas Sumatera Utara
- Jika , maka H
diterima, H
1
ditolak yang berarti tidak ada hubungan karakteristik sosial ekonomi konsumen dengan perilaku
konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Kriteria tingkat hubungan koefisien korelasi antar variabel berkisar antara ± 0,00
sampai ± 1,00 tanda + adalah positif dan tanda – adalah negatif. Adapun kriteria
penafsirannya adalah :
0,00 sampai 0,20 artinya tidak ada korelasi
0,21 sampai 0,40 artinya korelasi lemah
0,41 sampai 0,60 artinya korelasi sedang
0,61 sampai 0,80 artinya korelasi kuat
0,81 sampai 1,00 artinya korelasi sempurna
3.5 Definisi dan Batasan Operasional