Jumlah Tanggungan Analisis Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Kopi Kesimpulan

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat tingkat pendidikan konsumen yang terbesar berada pada tingkat SMA dan S1 dengan jumlah masing-masing 12 jiwa 40 dan yang terkecil pada tingkat S2 dengan jumlah 2 jiwa 6,67 ..

c. Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu faktor sosial ekonomi yang penting pada konsumen. Besarnya pendapatan yang diperoleh sangat menentukan jenis kopi apa yang ingin dikonsumsi oleh konsumen. Adapun pendapatan konsumen sampel dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Distribusi Konsumen Sampel Berdasarkan Pendapatan No Pendapatan Rupiah Jumlah Jiwa Jumlah 1 1.500.000 2 6,67 2 1.600.000-2.000.000 3 2.100.000-2.500.000 8 26,67 4 2.600.000-3.000.000 11 36,66 5 3.100.000-3.500.000 8 26,67 6 3.500.000 1 3,33 Jumlah 30 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 1 Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat pendapatan konsumen sampel yang tertinggi berada pada jumlah pendapatan Rp 2.600.000 – Rp 3.500.000 sebanyak 11 jiwa 36,66 dan yang terendah berada pada jumlah pendapatan diatas Rp 3.500.000 sebanyak 1 jiwa saja 3,33 .

d. Jumlah Tanggungan

Salah satu karakteristik sosial ekonomi yang sering dijadikan alat ukur dalam penelitian adalah jumlah tanggungan. Adapun jumlah tanggungan konsumen sampel dapat dilihat pada Tabel 11. Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Distribusi Konsumen Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan No Jumlah Tanggungan Jiwa Jumlah Jiwa Jumlah 1 4 13,33 2 1 8 26,67 3 4 5 2 3 4 11 5 2 36,66 16,67 6,67 Jumlah 30 100 Sumber: Data diolah dari Lampiran 1 Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan konsumen yang terbesar berada pada kelompok 2 tanggungan dengan jumlah 11 jiwa 36,66 dan yang terkecil pada kelompok 4 tanggungan dengan jumlah 2 jiwa 6,67 . Universitas Sumatera Utara BAB V PEMBAHASAN

5.1 Analisis Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Kopi

Untuk melihat perilaku konsumen di daerah penelitian dapat digunakan beberapa indikator dan kriteria sebagai berikut :  35 = sangat gemar mengkonsumsi kopi  29-35 = gemar mengkonsumsi kopi  22-28 = cukup gemar mengkonsumsi kopi  15-21 = kurang gemar mengkonsumsi kopi  8-14 = tidak gemar mengkonsumsi kopi Berdasarkan hasil skoring perilaku konsumen sampel di daerah penelitian maka diperoleh : Total skor = 946 Total sampel = 30 Rata – Rata = Total Skor : Total Sampel Rata – Rata = 946 : 30 Rata – Rata = 31,53 Data diperoleh dari Lampiran 2 Dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen di daerah penelitian adalah gemar mengkonsumsi kopi. Universitas Sumatera Utara

5.2 Analisis Hubungan Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis dengan Perilaku Konsumen

5.2.1 Analisis Hubungan Faktor Budaya dengan Perilaku Konsumen

Untuk melihat nyata atau tidaknya hubungan antara faktor budaya dengan perilaku konsumen menggunakan SPSS. Koefisien korelasi dan nilai signifikansi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 12. Hasil Analisis Korelasi Rank Spearman untuk Faktor Budaya dengan Perilaku Konsumen Jumlah Sampel Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi 30 0,672 0,000 Data diperoleh dari Lampiran 4 Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05 yaitu 0,000 0,05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima artinya ada hubungan yang nyata antara faktor budaya dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dari hasil SPSS pada lampiran 4 diketahui koefisien korelasi sebesar 0,672 yang bertanda positif, maka nilai ini menunjukkan ada korelasi yang kuat antara faktor budaya dengan perilaku konsumen dan hubungan keduanya searah.

5.2.2 Analisis Hubungan Faktor Sosial dengan Perilaku Konsumen

Untuk melihat nyata atau tidaknya hubungan antara faktor sosial dengan perilaku konsumen menggunakan SPSS. Koefisien korelasi dan nilai signifikansi dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 13. Hasil Analisis Korelasi Rank Spearman untuk Faktor Sosial dengan Perilaku Konsumen Jumlah Sampel Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi 30 0,737 0,000 Data diperoleh dari Lampiran 4 Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05 yaitu 0,000 0,05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima artinya ada hubungan yang nyata antara faktor sosial dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dari hasil SPSS pada lampiran 5 diketahui koefisien korelasi sebesar 0,737 yang bertanda positif, maka nilai ini menunjukkan ada korelasi yang kuat antara faktor budaya dengan perilaku konsumen dan hubungan keduanya searah.

5.2.3 Analisis Hubungan Faktor Pribadi dengan Perilaku Konsumen

Untuk melihat nyata atau tidaknya hubungan antara faktor pribadi dengan perilaku konsumen menggunakan SPSS. Koefisien korelasi dan nilai signifikansi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 14. Hasil Analisis Korelasi Rank Spearman untuk Faktor Pribadi dengan Perilaku Konsumen Jumlah Sampel Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi 30 0,761 0,000 Data diperoleh dari Lampiran 4 Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05 yaitu 0,000 0,05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima artinya ada hubungan yang nyata antara faktor pribadi dengan Universitas Sumatera Utara perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dari hasil SPSS pada lampiran 6 diketahui koefisien korelasi sebesar 0,761 yang bertanda positif, maka nilai ini menunjukkan ada korelasi yang kuat antara faktor pribadi dengan perilaku konsumen dan hubungan keduanya searah.

5.2.4 Analisis Hubungan Faktor Psikologis dengan Perilaku Konsumen

Untuk melihat nyata atau tidaknya hubungan antara faktor psikologis dengan perilaku konsumen menggunakan SPSS. Koefisien korelasi dan nilai signifikansi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 15. Hasil Analisis Korelasi Rank Spearman untuk Faktor Psikologis dengan Perilaku Konsumen Jumlah Sampel Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi 30 0,645 0,000 Data diperoleh dari Lampiran 4 Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05 yaitu 0,000 0,05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima artinya ada hubungan yang nyata antara faktor psikologis dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dari hasil SPSS pada lampiran 7 diketahui koefisien korelasi sebesar 0,645 yang bertanda positif, maka nilai ini menunjukkan ada korelasi yang kuat antara faktor pribadi dengan perilaku konsumen dan hubungan keduanya searah. Universitas Sumatera Utara

5.3 Analisis Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dengan Perilaku Konsumen

5.3.1 Analisis Hubungan Umur dengan Perilaku Konsumen

Karakteristik sosial ekonomi konsumen yang pertama adalah umur, dilihat sejauh mana hubungannya dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi dengan hasil sebagai berikut. Tabel 16. Hasil Analisis Korelasi Rank Spearman untuk Umur dengan Perilaku Konsumen Jumlah Sampel Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi 30 0,942 0,000 Data diperoleh dari Lampiran 5 Dari tabel 16 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05 yaitu 0,000 0,05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima artinya ada hubungan yang nyata antara umur dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dari hasil SPSS pada lampiran 8 diketahui koefisien korelasi sebesar 0,942 yang bertanda positif, maka nilai ini menunjukkan ada korelasi yang sempurna antara umur dengan perilaku konsumen dan hubungan keduanya searah.

5.3.2 Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Konsumen

Karakteristik sosial ekonomi konsumen yang kedua adalah tingkat pendidikan, maka akan dilihat bagaimana hubungannya dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi di daerah penelitian. Universitas Sumatera Utara Tabel 17. Hasil Analisis Korelasi Rank Spearman untuk Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Konsumen Jumlah Sampel Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi 30 0,735 0,000 Data diperoleh dari Lampiran 5 Dari tabel 17 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05 yaitu 0,000 0,05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima artinya ada hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dari hasil SPSS pada lampiran 9 diketahui koefisien korelasi sebesar 0,735 yang bertanda positif, maka nilai ini menunjukkan ada korelasi yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen dan hubungan keduanya searah. 5.3.3 Analisis Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Konsumen Karakteristik sosial ekonomi konsumen yang ketiga adalah pendapatan, konsumen menghabiskan sebagian pendapatan yang dimiliki untuk mengkonsumsi kopi. Oleh karena itu perlu dilihat bagaimana hubungan pendapatan dengan perilaku konsumen di daerah penelitian. Tabel 18. Hasil Analisis Korelasi Rank Spearman untuk Pendapatan dengan Perilaku Konsumen Jumlah Sampel Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi 30 0,876 0,000 Data diperoleh dari Lampiran 5 Dari tabel 18 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05 yaitu 0,000 0,05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan Universitas Sumatera Utara H 1 diterima artinya ada hubungan yang nyata antara pendapatan dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dari hasil SPSS pada lampiran 10 diketahui koefisien korelasi sebesar 0,876 yang bertanda positif, maka nilai ini menunjukkan ada korelasi yang sempurna antara pendapatan dengan perilaku konsumen dan hubungan keduanya searah. 5.3.4 Analisis Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Perilaku Konsumen Karakteristik sosial ekonomi konsumen yang terakhir adalah jumlah tanggungan, hubungannya dengan perilaku konsumen dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 19. Hasil Analisis Korelasi Rank Spearman untuk Jumlah Tanggungan dengan Perilaku Konsumen Jumlah Sampel Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi 30 0,858 0,000 Data diperoleh dari Lampiran 5 Dari tabel 19 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05 yaitu 0,000 0,05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima artinya ada hubungan yang nyata antara jumlah tanggungan dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dari hasil SPSS pada lampiran 11 diketahui koefisien korelasi sebesar 0,858 yang bertanda positif, maka nilai ini menunjukkan ada korelasi yang sempurna antara jumlah tanggungan dengan perilaku konsumen dan hubungan keduanya searah Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.a Perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi di lokasi penelitian adalah gemar mengkonsumsi kopi. 1.b Ada hubungan yang nyata antara faktor budaya dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dimana nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05. Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara keduanya. 1.c Ada hubungan yang nyata antara faktor sosial dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dimana nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05. Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara keduanya. 1.d Ada hubungan yang nyata antara faktor pribadi dengan prilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dimana nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05. Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara keduanya. 1.e Ada hubungan yang nyata antara faktor psikologis dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dimana nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05. Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara keduanya. Universitas Sumatera Utara 1.f Ada hubungan yang nyata antara umur dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dimana nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05. Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan adanya korelasi yang sempurna antara keduanya. 1.g Ada hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dimana nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05. Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara keduanya. 1.h Ada hubungan yang nyata antara pendapatan dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dimana nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05. Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan adanya korelasi yang sempurna antara keduanya. 1.i Ada hubungan yang nyata antara jumlah tanggungan dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dimana nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05. Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan adanya korelasi yang sempurna antara keduanya.

6.2 Saran