Prosedur Pengujian Performansi Mesin Diesel Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang

 Menghidupkan elektromotor selama 5 lima menit kemudian membaca dan mencatat temperatur air pendingin pada termometer.  Menyalakan kawat penyala dengan menekan saklar.  Memastikan kawat penyala telah menyala dan putus dengan memperhatikan lampu indikator selama elektromotor terus bekerja.  Membaca dan mencatat kembali temperatur air pendingan setelah 5 lima menit dari penyalaan berlangsung.  Mematikan elektromotor pengaduk dan mempersiapkan peralatan untuk pengujian berikutnya.  Mengulang pengujian sebanyak 5 lima kali berturut-turut.

3.9 Prosedur Pengujian Performansi Mesin Diesel

Prosedur pengujian performansi motor dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :  Kalibrasi Instrumentasi mesin diesel sebelum digunakan  Mengoperasikan mesin dengan cara memutar poros engkol mesin, kemudian memanaskan mesin selama 10 - 15 menit.  Mengatur putaran mesin pada 1800 rpm menggunakan tuas kecepatan dan melihat data analog pada instrument.  Meletakkan beban statis pada dynamometer Universitas Sumatera Utara  Mengamati konsumsi bahan bakar yang diuji pada tabung kuantitas 8 ml.  Mencatat hasil pengujian yang meliputi torsi, tekanan udara manometer, temperatur gas buang, dan waktu yang diperlukan untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak 8 ml.  Mengulang pengujian dengan menggunakan variasi bahan bakar, beban statis 3,5 kg dan 4,5 kg, serta putaran yang berbeda 1800 rpm, 2000 rpm, 2200 rpm, 2400 rpm, 2600 rpm, 2800 rpm. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.32 Diagram Alir Pengujian Performansi Mesin Mulai Kalibrasi instrumentasi mesin diesel  Bahan bakar ditimbang dahulu sebelum digunakan  Putaran mesin: n rpm  Beban: 3,5 dan 4,5 kg  Mencatat torsi, temperatur exhaust, dan tekanan udara masuk  Mencatat waktu yang habis terpakai untuk pemakaian 8 ml bahan bakar Mengulang pengujian dengan beban dan putaran yang berbeda Menganalisa data hasil pengujian Kesimpulan Selesai Universitas Sumatera Utara

3.10 Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang

Pengujian emisi gas buang yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat otc tecnotest smokemeter. Selain itu dalam pengujian ini juga digunakan alat katalitic konverter untuk membandingkan hasil emisi gas buang tanpa menggunakan Katalitik Konverter pada pengujian sebelumnya. Prosedur pengujian adalah sebagai berikut :  Pemasangan katalitik konverter pada mesin diesel.  Menyiapkan perangkat alat uji emisi gas buang Opacity, HC, dan CO  Menyambungkan perangkat uji emisi HESBON.  Tekan tombol power yang ada di belakang alat.  Tekan tombol select sampai muncul “ready code smoke meter”.  Pasang probe tester ke ujung knalpot mesin dan tunggu sampai datanya stabil dan kemudian print hasil pengujian.  Mengulang pengujian dengan variasi bahan bakar, beban statis, dan putaran yang berbeda.  Menganalisa data hasil pengujian. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.33 Diagram Alir Pengujian Emisi Gas Buang Mulai Pemasangan katalitik konveter pada mesin diesel Menyambungkan perangkat uji emisi HESBON  Tekan tombol power yang ada di bagian belakang alat  Tekan tombol select sampai muncul “Ready code smokemeter” Pasang probe tester ke ujung knalpot mesin dan tunggu sampai datanya stabil dan kemudian print hasil pengujian Mengulang pengujian dengan beban dan putaran yang berbeda Menganalisa data hasil pengujian Kesimpulan Selesai Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

4.1 Hasil Pengujian Nilai Kalor

Nilai kalor bahan bakar didapat dengan melihat perbedaan suhu air sebelum dan sesudah proses pengeboman bahan bakar berlangsung, atau dapat dituliskan dalam persamaan : HHV = T 2 - T 1 - T kp x C v dimana: HHV = High Heating Value Nilai Kalor Atas T 2 = Suhu air setelah penyalaan o C T 1 = Suhu air sebelum penyalaan o C T kp = Kenaikan temperatur akibat kawat penyala 0,05 o C C v = Panas jenis bom kalorimeter 73529,6 kjkg o C Untuk mencari nilai netto kalori bahan bakar digunakan nilai LHV Low Heating Value dari bahan bakar dapat diperoleh melalui persamaan : LHV = HHV – 3240 kjkg o C Pada pengujian pertama bahan bakar Pertadex diperoleh : T1 = 25,21 o C T2 = 26,09 o C, maka : HHV Pertadex = T 2 - T 1 - T kp x C v = 26,09 o C – 25,21 o C – 0,05 o C x 73529,6 kjkg o C = 61029,6 kjkg Universitas Sumatera Utara