Kg 1800 Kg 1800 Kg 1800 HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

4,5 1800 0,1774 0,1713 0,1645 0,1634 0,1613 2000 0,2019 0,1940 0,1911 0,1854 0,1840 2200 0,2459 0,2258 0,2198 0,2160 0,2141 2400 0,2700 0,2534 0,2534 0,2484 0,2411 2600 0,3105 0,2888 0,2760 0,2729 0,2700 2800 0,3356 0,3312 0,3268 0,3105 0,3105 Dengan diperolehnya laju aliran udara dan laju aliran bahan bakar, maka dapat dihitung besarnya AFR. AFR = = = 67,692 Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap pengujian maka diperoleh nilai AFR yang ditampilkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.10 Hasil Pengujian AFR Bahan Bakar BEBAN PUTARAN MESIN AFR PERTADEX B5 BIJI KARET B10 BIJI KARET B15 BIJI KARET B20 BIJI KARET

3.5 Kg 1800

67,6920 64,7387 60,5465 56,4021 55,0207 2000 68,4258 66,1484 59,1077 52,7340 53,5153 2200 66,2628 69,9785 59,5841 54,6298 52,3055 2400 63,2904 67,6443 61,2229 51,0193 52,4770 2600 61,7184 66,7583 60,4800 51,0478 47,9702 2800 65,2911 63,9764 58,5935 49,2184 49,4662 Universitas Sumatera Utara

4.5 Kg 1800

62,6900 62,1663 58,9840 53,5820 51,3526 2000 66,7966 64,6336 58,2121 52,3434 50,1617 2200 68,3208 68,1207 57,0593 51,4953 47,5225 2400 67,4919 66,2914 56,9547 52,4006 48,0847 2600 61,7376 66,3679 59,1652 52,8865 48,2086 2800 62,7473 62,1662 54,3062 51,0668 44,9693  Pada pembebanan statis 3,5 kg, AFR tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B5 biji karet dengan putaran 2200 rpm yaitu sebesar 69,9785, sedangkan AFR terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan putaran 2600 rpm yaitu sebesar 47,9702.  Pada pembebanan statis 4,5 kg, AFR tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan Pertadex dengan putaran 2200 rpm yaitu sebesar 68,3208, sedangkan AFR terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan putaran 2800 rpm yaitu sebesar 44,9693. AFR tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B5 biji karet dengan beban statis 3,5 kg dan putaran 2200 rpm yaitu sebesar 69,9785, sedangkan AFR terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan beban statis 4,5 kg dan putaran 2800 rpm yaitu sebesar 44,9693. Perbandingan besarnya AFR untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi pembebanan statis dan putaran mesin dapat dilihat pada gambar berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Grafik AFR vs Putaran Mesin Beban 3,5 kg Gambar 4.5 Grafik AFR vs Putaran Mesin Beban 4,5 kg Universitas Sumatera Utara Semakin tinggi laju aliran massa udara yang masuk ke dalam mesin, semakin tinggi pula AFR yang terjadi. Sebaliknya, semakin tinggi laju aliran massa bahan bakar yang masuk ke dalam mesin, semakin rendah pula AFR yang terjadi. AFR menentukan kondisi campuran ideal pembakaran antara udara dan bahan bakar sehingga mesin bisa beroperasi. Rentang normal AFR pada mesin berpenyalaan kompresi adalah 18-70, oleh karena itu AFR yang terjadi pada pengujian masih berada di batas normal operasi mesin berpenyalaan kompresi.

4.2.3 Efisiensi Volumetris

Besarnya efisiensi volumetris dari setiap pengujian dapat dihitung dengan persamaan berikut ini : Efisiensi volumetris η v = Dimana : = Laju aliran massa udara kgjam N = Putaran mesin rpm � a = Densitas udara kgm 3 = 1,181 kgm 3 = Volume langkah torak m 3 = 0,00023 m 3 [berdasarkan spesifikasi mesin] Pada pengujian menggunakan Pertadex dengan pembebanan statis 3,5 kg dan putaran mesin 1800 rpm diperoleh efisiensi volumetris mesin sebesar : η v = Universitas Sumatera Utara = = 0,790495 = 79,0495 Dengan cara perhitungan yang sama untuk masing-masing pengujian dengan setiap variasi pembebanan, putaran mesin dan bahan bakar maka diperoleh nilai efisiensi volumetris mesin yang ditampilkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.11 Data Efisiensi Volumetris Mesin BEBAN PUTARAN MESIN EFISIENSI VOLUMETRIS PERTADEX B5 BIJI KARET B10 BIJI KARET B15 BIJI KARET B20 BIJI KARET

3.5 Kg 1800

79,0495 72,5967 66,1435 59,6905 56,4640 2000 82,7602 76,9521 68,2405 59,5291 59,5291 2200 85,7957 85,7957 69,9565 62,0368 59,3973 2400 88,3258 85,9058 76,2263 61,7072 61,7072 2600 88,2328 85,9989 77,0642 63,6617 59,1939 2800 92,3012 88,1530 77,7822 65,3368 61,1886 4.5 Kg 1800 75,8228 72,5967 66,1435 59,6905 56,4640 2000 82,7602 76,9521 68,2405 59,5291 56,6253 2200 93,7154 85,7957 69,9565 62,0368 56,7572 2400 93,1654 85,9058 73,8065 66,5468 59,2871 2600 90,4667 90,4667 77,0642 68,1291 61,4278 2800 92,3012 90,2271 77,7822 69,4853 61,1886  Pada pembebanan statis 3,5 kg, efisiensi volumetris tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan Pertadex dengan putaran 2800 rpm yaitu sebesar 92,3012 , sedangkan efisiensi volumetris terendah Universitas Sumatera Utara diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 56,4640 .  Pada pembebanan statis 4,5 kg, efisiensi volumetris tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan Pertadex dengan putaran 2200 rpm yaitu sebesar 93,7154 , sedangkan efisiensi volumetris terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 56,4640 . Efisiensi volumetris tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan Pertadex dengan beban statis 4,5 kg dan putaran 2200 rpm yaitu sebesar 93,7154 , sedangkan efisiensi volumetris terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan putaran 1800 rpm di kedua variasi pembebanan yaitu sebesar 56,4640 . Perbandingan besarnya efisiensi volumetris untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi pembebanan statis dan putaran mesin dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.6 Grafik Efisiensi Volumetris vs Putarn Mesin Beban 3,5 kg Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7 Grafik Efisiensi Volumetris vs Putarn Mesin Beban 4,5 kg Efisiensi volumetris berbanding lurus terhadap laju aliran massa udara, dan berbanding terbalik terhadap putaran mesin, densitas udara, dan kapasitas mesin. Semakin tinggi laju aliran massa udara, maka semakin tinggi pula efisiensi volumetris dari mesin tersebut. Dalam pengujian, densitas udara dan kapasitas mesin di uji dalam nilai yang sama, oleh karena itu perubahan putaran mesin dan laju aliran massa udara lah yang memiliki pengaruh terhadap nilai efisiensi volumetris yang terjadi. Semakin tinggi putaran mesin dan laju aliran massa udara akan berpengaruh terhadap efisiensi volumetris yang dihasilkan.

4.2.4 Daya Aktual

Daya aktual mesin P Ba dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini : Universitas Sumatera Utara P Ba = P Bi x η v x η m Dimana : P Bi = Daya Ideal kW η v = Efisiensi voumetris η m = Efisiensi mekanis = 0,75 – 0,95 [untuk perhitungan ini digunakan 0,75] Untuk pengujian menggunakan bahan bakar Pertadex dengan pembebanan 3,5 kg dan putaran 1800 rpm maka diperoleh daya aktual sebesar : P Ba = P Bi η v x η m = 0,9051 x 0,790495 x 0,75 = 0,5366 kW Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap pengujian, maka diperoleh daya aktual mesin yang ditampilkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.12 Data Perhitungan Daya Aktual BEBAN PUTARAN MESIN DAYA AKTUAL kW PERTADEX B5 BIJI KARET B10 BIJI KARET B15 BIJI KARET B20 BIJI KARET

3.5 Kg 1800

0,5366 0,4312 0,3274 0,2617 0,2156 2000 0,6503 0,5442 0,3860 0,3087 0,2619 2200 0,7712 0,7564 0,4474 0,3753 0,3080 2400 0,9161 0,8586 0,5606 0,4305 0,3724 2600 1,0274 0,9663 0,6612 0,5072 0,4232 2800 1,1778 1,1054 0,7529 0,5893 0,4846 Universitas Sumatera Utara

4.5 Kg 1800

1,1260 0,9857 0,8138 0,7598 0,6149 2000 1,3785 1,2092 0,9437 0,8513 0,7030 2200 1,7495 1,5572 1,0883 0,9866 0,8535 2400 1,9325 1,7333 1,2665 1,1670 0,9838 2600 2,0699 1,9960 1,4484 1,3222 1,1670 2800 2,2946 2,1636 1,6256 1,4675 1,2788  Pada pembebanan statis 3,5 kg, daya aktual tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan Pertadex dengan putaran 2800 rpm yaitu sebesar 1,1778 kW, sedangkan daya aktul terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 0,2156 kW.  Pada pembebanan statis 4,5 kg, daya aktual tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan Pertadex dengan putaran 2800 rpm yaitu sebesar 2,2946 kW, sedangkan daya aktual terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 0,6149 kW. Daya aktual tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan Pertadex dengan beban statis 4,5 kg dan putaran 2800 rpm yaitu sebesar 2,2946 kW, sedangkan daya aktual terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan beban statis 3,5 kg dan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 0,2156 kW. Perbandingan besarnya daya aktual untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi pembebanan statis dan putaran mesin dapat dilihat pada gambar berikut ini : Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8 Grafik Daya Aktual vs Putaran Mesin Beban 3,5 kg Gambar 4.9 Grafik Daya Aktual vs Putaran Mesin Beban 4,5 kg Universitas Sumatera Utara Daya aktual yang terjadi pada mesin dipengaruhi oleh daya ideal dan efisiensi volumetris mesin. Semakin tinggi daya ideal dan efisiensi volumetris maka daya aktual juga akan semakin tinggi. Grafik daya aktual yang terjadi tidak jauh berbeda dengan grafik daya ideal sebelumnya, dimana daya ideal dan daya aktual tertinggi diperoleh pada penggunaan Pertadex yang disebabkan oleh torsi paling tinggi didapat pada pengujian Pertadex.

4.2.5 Efisiensi Thermal Aktual

Efisiensi termal aktual η Ba yang terjadi pada masing-masing pengujian dapat dihitung menggunakan persamaan berikut ini: η Ba = η m Dimana : P Ba = Daya aktual kW = Laju aliran massa bahan bakar kgjam LHV = Nilai kalor bahan bakar kJkg η m = Efisiensi mekanis 0,75 Untuk pengujian menggunakan bahan bakar Pertadex dengan pembebanan 3,5 kg dan putaran 1800 rpm maka diperoleh efisiensi termal aktual sebesar : η Ba = η m = 0,75 Universitas Sumatera Utara = 0,149803 = 14,9803 Dengan cara perhitungan yang sama untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi bahan bakar, pembebanan statis, dan putaran mesin, dapat diketahui besarnya efisiensi termal aktual yang ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.13 Data Efisiensi Termal Aktual Mesin BEBAN PUTARAN MESIN EFISIENSI TERMAL AKTUAL PERTADEX B5 BIJI KARET B10 BIJI KARET B15 BIJI KARET B20 BIJI KARET

3.5 Kg 1800

14,9803 13,1525 10,7500 9,6135 8,4029 2000 15,7737 14,3988 10,7944 9,5682 8,4757 2200 15,8860 17,2635 11,1836 10,5129 8,8758 2400 16,0488 17,3421 12,1124 10,3791 9,4985 2600 16,2193 17,7608 12,8858 10,9463 9,4968 2800 17,4592 17,6396 13,0784 11,0952 10,0728 4.5 Kg 1800 30,3480 28,8683 26,0319 26,5146 22,3661 2000 32,6439 31,2646 25,9865 26,1895 22,4149 2200 34,0188 34,5989 26,0508 26,0483 23,3860 2400 34,2284 34,3111 26,2919 26,7944 23,9346 2600 31,8794 34,6718 27,6125 27,6244 25,3597 2800 32,6901 32,7774 26,1713 26,9547 24,1645  Pada pembebanan statis 3,5 kg, efisiensi termal aktual tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B5 biji karet dengan putaran 2600 rpm yaitu sebesar 17,7608, sedangkan efisiensi termal aktual terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 8,4029 . Universitas Sumatera Utara  Pada pembebanan statis 4,5 kg, efisiensi termal aktual tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B5 biji karet dengan putaran 2600 rpm yaitu sebesar 34,6718 , sedangkan efisiensi termal aktual terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 22,3661 . Efisiensi termal aktual tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B5 biji karet dengan beban statis 4,5 kg dan putaran 2600 rpm yaitu sebesar 34,6718 , sedangkan efisiensi termal aktual terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan beban statis 3,5 kg dan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 8,4029 . Perbandingan besarnya efisiensi termal aktual untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi pembebanan statis dan putaran mesin dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.10 Grafik Efisiensi Termal Aktual vs Putaran Mesin Beban 3,5 kg Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11 Grafik Efisiensi Termal Aktual vs Putaran Mesin Beban 4,5 kg Efisiensi termal aktual dipengaruhi oleh daya aktual, laju aliran massa bahan bakar dan nilai kalor bahan bakar. Semakin rendah nilai kalor bahan bakar yang diuji, maka semakin tinggi pula efisiensi termal aktual yang terjadi pada mesin. Laju aliran bahan bakar juga mempengaruhi efisiensi termal aktual yang terjadi pada mesin, semakin tinggi laju aliran massa bahan bakar, semakin rendah efisiensi termal aktual mesin.

4.2.6 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFC

Besarnya konsumsi bahan bakar spesifik untuk setiap pengujian dapat dihitung menggunakan persamaan berikut ini : S FC = Dimana : = Laju aliran massa bahan bakar kgjam P Ba = Daya aktual kW Universitas Sumatera Utara Untuk pengujian menggunakan bahan bakar Pertadex dengan pembebanan 3,5 kg dan putaran 1800 rpm maka diperoleh S FC sebesar : S FC = = = 319,1946 grkWh Dengan cara perhitungan yang sama untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi bahan bakar, pembebanan statis, dan putaran mesin, dapat diketahui besarnya SFC yang ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.14 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik BEBAN PUTARAN MESIN SFC grkWh PERTADEX B5 BIJI KARET B10 BIJI KARET B15 BIJI KARET B20 BIJI KARET

3.5 Kg 1800

319,1946 381,4353 489,4150 593,1676 698,1436 2000 303,1407 348,4194 487,4027 595,9767 692,1471 2200 300,9962 290,6026 470,4380 542,4210 660,9461 2400 297,9432 289,2858 434,3660 549,4124 617,6120 2600 294,8116 282,4662 408,2944 520,9456 617,7240 2800 273,8749 284,4065 402,2832 513,9523 582,4022 4.5 Kg 1800 157,5604 173,7832 202,1067 215,0666 262,2896 2000 146,4785 160,4634 202,4596 217,7363 261,7189 2200 140,5588 144,9994 201,9599 218,9166 250,8507 2400 139,6979 146,2154 200,1075 212,8213 245,1009 2600 149,9915 144,6946 190,5374 206,4267 231,3275 2800 146,2719 153,0572 201,0301 211,5556 242,7697 Universitas Sumatera Utara  Pada pembebanan statis 3,5 kg, SFC tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 698,1436 grkWh, sedangkan SFC terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan Pertadex dengan putaran 2800 rpm yaitu sebesar 273,8749 grkWh.  Pada pembebanan statis 4,5 kg, SFC tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 262,2896 grkWh, sedangkan SFC terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan Pertadex dengan putaran 2400 rpm yaitu sebesar 139,6979 grkWh. SFC tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan beban statis 3,5 kg dan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 698,1436 grkWh, sedangkan SFC terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan Pertadex dengan beban statis 4,5 kg dan putaran 2400 rpm yaitu sebesar 139,6979 grkWh. Perbandingan besarnya konsumsi bahan bakar spesifik SFC untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi pembebanan statis dan putaran mesin dapat dilihat pada gambar berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 4.12 Grafik SFC Aktual vs Putaran Mesin Beban 3,5 kg Gambar 4.13 Grafik SFC Aktual vs Putaran Mesin Beban 4,5 kg Universitas Sumatera Utara Konsumsi bahan bakar spesifik dipengaruhi oleh laju aliran massa bahan bakar dan daya aktual mesin. Seiring bertambahnya putaran mesin, laju aliran massa bahan bakar akan meningkat dan daya aktual yang dihasilkan pun meningkat sehingga berpengaruh terhadap konsumsi spesifik bahan bakar. Semakin tinggi laju aliran massa bahan bakar semakin tinggi pula konsumsi spesifik bahan bakar, namun semakin tinggi daya aktual mesin, semakin rendah konsumsi spesifik bahan bakar

4.2.7 Heat Loss Exhaust

Besarnya heat loss exhaust yang terjadi pada mesin untuk setiap pengujian dapat dihitung menggunakan persamaan berikut ini : Heat loss exhaust = Dimana : = Laju aliran msssa udara kgjam = Laju aliran massa bahan bakar kgjam Te = Temperatur gas buang o C Ta = Temperatur ambien o C LHV = Nilai kalor bahan bakar kJkg Untuk pengujian menggunakan bahan bakar Pertadex dengan pembebanan 3,5 kg dan putaran 1800 rpm maka diperoleh heat loss exhaust sebesar : Heat loss exhaust = Universitas Sumatera Utara = = 7,8293 Dengan cara perhitungan yang sama untuk masing-masing pengujian dapat diketahui besarnya heat loss exhaust yang ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.15 Persentase Heat Loss BEBAN PUTARAN MESIN HEAT LOSS EXHAUST PERTADEX B5 BIJI KARET B10 BIJI KARET B15 BIJI KARET B20 BIJI KARET

3.5 Kg 1800

7,8293 9,0182 7,5498 6,3051 6,3995 2000 9,3131 10,6683 8,6926 6,9415 7,3888 2200 10,3785 13,5676 10,0938 8,8139 7,8132 2400 11,2147 16,5828 13,0744 8,7897 9,9903 2600 13,3661 17,8023 14,2769 10,3277 10,1220 2800 15,4936 19,7643 16,3879 11,4503 12,4915 4.5 Kg 1800 7,7978 9,8523 7,9421 6,4713 6,4553 2000 9,0945 11,6838 9,1496 6,8910 7,3575 2200 12,0683 13,8864 10,2557 7,8446 7,5248 2400 13,9277 16,2557 12,1430 9,0933 9,1295 2600 13,9847 18,4271 13,9713 10,2609 11,6269 2800 16,1097 19,2403 14,0643 11,9321 12,7109  Pada pembebanan statis 3,5 kg, heat loss exhaust tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B5 biji karet dengan putaran 2800 rpm yaitu sebesar 19,7643 , sedangkan heat loss exhaust terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B15 biji karet dengan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 6,3051 . Universitas Sumatera Utara  Pada pembebanan statis 4,5 kg, heat loss exhaust tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B5 biji karet dengan putaran 2800 rpm yaitu sebesar 19,2403 , sedangkan heat loss exhaust terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B20 biji karet dengan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 6,4553 . Heat loss exhaust tertinggi diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B5 biji karet dengan beban statis 3,5 kg dan putaran 2800 rpm yaitu sebesar 19,7643 , sedangkan Heat loss exhaust terendah diperoleh pada pengujian mesin menggunakan B15 biji karet dengan beban statis 3,5 kg dan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 6,3051 . Perbandingan persentase heat loss exhaust untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi pembebanan statis dan putaran mesin dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.14 Grafik Heat Loss vs Putaran Mesin Beban 3,5 kg Universitas Sumatera Utara Gambar 4.15 Grafik Heat Loss vs Putaran Mesin Beban 4,5 kg

4.3 Emisi Gas Buang