14. Pengujian Densitas
Densitas biodiesel dipengaruhi oleh jenis asam lemak penyusun dan kemurniannya. Adapun proses pengujian densitas sebagai berikut:
Ditimbang piknometer kosong yang kering dan dicatat massanya. Diisi piknometer dengan air sebanyak 10 ml.
Ditimbang piknometer yang berisi air dan dicatat massanya. Selisih antara massa piknometer kosong dan piknometer yang berisi air
merupakan massa air yang diisi ke dalam piknometer. Diisi piknometer dengan sampel sebanyak 10 ml.
Ditimbang piknometer yang berisi sampel dan dicatat massanya. Selisih antara piknometer kosong dan piknometer yang berisi sampel
merupakan massa sampel. Dihitung densitas ester dengan persamaan :
3.5 Metode Pengumpulan Data
Data yang dipergunakan dalam pengujian ini meliputi :
1. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari pengukuran
dan pembacaan pada unit instrumentasi dan alat ukur pada masing –
masing pengujian.
Universitas Sumatera Utara
2. Data sekunder, merupakan data tentang karakteristik bahan bakar yang
digunakan dalam pengujian
3.6 Metode Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil pengujian diolah menggunakan rumus yang ada, kemudian hasil dari peritungan disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik.
3.7 Pengamatan dan Tahapan Pengujian
Parameter yang akan ditinjau dalam pengujian ini adalah : 1. Torsi motor T
2. Daya motor N 3. Konsumsi bahan bakar spesifik SFC
4. Efisiensi Thermal Brake Aktual 5. Effesiens volumetric
6. Heat Loss 7. Persentase Heat Loss
8. Emisi gas buang
Prosedur pengujian dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu : Pengujian mesin diesel menggunakan bahan bakar Pertamina dex.
Pengujian mesin diesel menggunakan bahan bakar Pertamina dex 95 + Biodiesel Biji Karet 5 B5 Biji Karet.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian mesin diesel menggunakan bahan bakar Pertamina dex 90 + Biodiesel Biji Karet 10 B10 Biji Karet.
Pengujian mesin diesel menggunakan bahan bakar Pertamina dex 85 + Biodiesel Biji Karet 15 B15 Biji Karet.
Pengujian mesin diesel menggunakan bahan bakar Pertamina dex 80 + Biodiesel Biji Karet 20 B20 Biji Karet.
3.8 Prosedur Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar
Alat yang digunakan dalam pengukuran nilai kalor bahan bakar ini adalah alat uji Bom Kalorimeter.
Peralatan yang digunakan meliputi: 1. Kalorimeter, sebagai tempat air pendingin dan tabung bom.
2. Tabung bom, sebagai tempat pembakaran bahan bakar yang diuji. 3. Tabung gas oksigen.
4. Alat ukur tekanan gas oksigen, untuk mengukur jumlah oksigen yang dimasukkan ke dalam tabung bom.
5. Termometer, dengan akurasi pembacaan skala 0.010C. 6. Elektromotor yang dilengkapi pengaduk untuk mengaduk air
pendingin. 7. Spit, untuk menentukan jumlah volume bahan bakar.
8. Pengatur penyalaan skalar, untuk menghubungkan arus listrik ke tangkai penyala pada tabung bom.
Universitas Sumatera Utara
9. Cawan, untuk tempat bahan bakar di dalam tabung bom. 10. Pinset untuk memasang busur nyala pada tangkai, dan cawan pada
dudukannya. Adapun tahapan pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Mengisi cawan bahan bakar dengan bahan bakar yang akan diuji. Menggulung dan memasang kawat penyala pada tangkai penyala yang
ada pada penutup bom. Menempatkan cawan yang berisi bahan bakar pada ujung tangkai
penyala, serta mengatur posisi kawat penyala agar berada tepat diatas permukaan bahan bakar yang berada didalam cawan dengan
menggunakan pinset. Meletakkan tutup bom yang telah dipasangi kawat penyala dan cawan
berisi bahan bakar pada tabungnya serta dikunci dengan ring “O” sampai rapat.
Mengisi bom dengan oksigen 30 bar. Mengisi tabung kalorimeter dengan air pendingin sebanyak 1250 ml.
Menempatkan bom yang telah terpasang kedalam tabung kalorimeter. Menghubungkan tangkai penyala penutup bom ke kabel sumber arus
listrik. Menutup kalorimeter dengan penutupnya yang telah dilengkapi
dengan pengaduk. Menghubungkan dan mangatur posisi pengaduk pada elektromotor.
Menempatkan termometer melalui lubang pada tutup kalorimeter.
Universitas Sumatera Utara
Menghidupkan elektromotor selama 5 lima menit kemudian membaca dan mencatat temperatur air pendingin pada termometer.
Menyalakan kawat penyala dengan menekan saklar. Memastikan kawat penyala telah menyala dan putus dengan
memperhatikan lampu indikator selama elektromotor terus bekerja. Membaca dan mencatat kembali temperatur air pendingan setelah 5
lima menit dari penyalaan berlangsung. Mematikan elektromotor pengaduk dan mempersiapkan peralatan
untuk pengujian berikutnya. Mengulang pengujian sebanyak 5 lima kali berturut-turut.
3.9 Prosedur Pengujian Performansi Mesin Diesel