Tinjauan Tentang Perusahaan Daerah. a. Pengertian Perusahaan

commit to user d lain-lain PAD yang sah; jasa giro, sumbangan pihak ketiga, askes, bunga pinjamandana bergulir 2 Dana Perimbangan pusat, provinsi; dan 3 Lain-lain Pendapatan daerah yang sah hibah, bantuan provinsi, bagi hasil dengan provinsi pajak bahan bakar, bantuan keuangan dari provinsi.

3. Tinjauan Tentang Perusahaan Daerah. a. Pengertian Perusahaan

Perusahaan menurut Pasal 1 huruf b Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982: Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 bahwa Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan memperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh orang perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Menurut Molengraaff, Perusahaan adalah ”keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus, bertindak keluar, untuk memperoleh penghasilan, dengan cara memperdagangkan atau menyerahkan barang atau mengadakan perjanjian perdagangan Abdulkadir, 2002:7.” Menurut Polak, ”Memandang perusahaan dari sudut komersial, artinya baru dapat dikatakan perusahaan apabila diperlukan perhitungan laba dan rugi yang dapat diperkirakan dan dicatat dalam pembukuan Abdulkadir, 2002:8.” commit to user Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka unsur-unsur perusahaan adalah Abdulkadir, 2002:10-12: 1 badan usaha; 2 kegiatan dalam bidang perekonomian; 3 Terus-menerus; 4 Bersifat tetap; 5 Terang-terangan; 6 Keuntungan dan atau laba; dan 7 Pembukuan;

b. Perusahaan Daerah

Salah satu kewenangan pemerintah daerah adalah dapat memiliki Badan Usaha Milik Daerah BUMD. Menurut Pasal 177 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, danatau pembubarannya ditetapkan dengan perda yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan Perusahaan Daerah ialah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-undang ini yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan Undang-undang. Berdasarkan ketentuan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1962 dan Perturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat Pemerintah Daerah Wonogiri mendirikan Perusahaan Daerah. Salah satu bentuk Perusahaan Daerah milik Pemerintah Daerah adalah Bank Perkreditan Rakyat BPR yang di atur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah Permendagri Nomor 22 Tahun 2006. Menurut Pasal 1 ayat 5 Permendagri Nomor 22 Tahun commit to user 2006, Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut BPR Daerah adalah Bank Perkreditan Rakyat yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimilki oleh daerah melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan. Berdasarkan amanat ketentuan Pasal 177 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang perusahaan daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1984 tentang tata cara pembinaan dan pengawasan perusahaan daerah di lingkungan Pemerintah Daerah, Peraturan Menteri dalam Nageri Nomor 4 Tahun 1993 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 tahun 2006 tentang pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat milik Pemerintah Daearah, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 tahun 1999 tentang kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri Nomor 16 Tahun 1996 Tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri Perda Nomor 6 Tahun 2008 maka Pemerintah Daerah Wonogiri mendirikan Badan Usaha Milik Daerah berupa Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana. Adapun yang dimaksud, Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disingkat PD BPR, adalah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana milik Pemerintah Daerah yang modalnya baik seluruhnya maupun sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan [Pasal 1 ayat 6 Perda Nomor 6 Tahun 2008]. Untuk selanjutnya penulisan Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana akan disingkat BPR Giri Sukadana. commit to user Menurut Yuniarto dalam bukunya yang berjudul pemerintahan di daerah menyebutkan bahwa penggolongan Perusahaan Daerah, adalah sebagai berikut Prabawa Utama, 1991: 62: 1 Perusahaan Daerah yang bersifat menyelenggarakan kepentingan umum, yakni perusahaan yang dibentuk oleh Pemerintah daerah dengan prinsip pokok mencari keun tungan untuk mengisi Kas Daerah akan tetapi perlu juga diperhatikan kesejahteraan dan ketentraman penduduk, dengan menjaga jangan sampai penduduk dengan adanya perusahaan itu malah menjadi tidak tentram. 2 Perusahaan daerah bersifat ekonomi, artinya perusahaan ini tidak melayani kepentingan penduduk secara langsung dan berorientasi untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.

c. Pengaturan Perusahaan Daerah.

Dalam Pasal 4 Undang-Undang Perusahaan Daerah ditentukan, Perusahaan Daerah didirikan dengan peraturan daerah atas kuasa undang- undang ini. Perusahaan Daerah tersebut adalah badan hukum yang kedudukannya sebagai badan hukum diperoleh dengan berlakunya peraturan daerah yang yang bersangkutan. Peraturan Daerah tentang pendirian Perusahaan Daerah itu mulai berlaku setelah mendapat pengesahan instansi atasan. Menurut ketentuan Pasal 1 huruf d Undang-Undang Perusahaan daerah instansi atasan adalah Menteri Dalam Negeri bagi Propinsi dan Gubernur bagi Kabupaten. Menurut Pasal 3 Undang-Undang Perusahaan Daerah, dengan tidak mengurangi ketentuan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya, maka terhadap badan hukum yang dimaksudkan dalam undang-undang ini Undang-Undang Perusahaan Daerah berlaku segala macam hukum Indonesia. commit to user

d. Sifat, Tujuan dan Lapangan Usaha Perusahaan Daerah

Menurut Pasal 5 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Perusahaan Daerah, Perusahaan Dearah merupakan badan usaha pemberi jasa, penyelenggara kemanfaatan umum; dan memupuk pendapatan. Perusahaan Daerah bertujuan untuk turut serta melaksanakan pembangunan Daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya dalam rangka ekonomi terpimpin untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan industrialisasi dan ketenteraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat yang adil dan makmur. Selanjutnya Pasal 5 ayat 3 dan ayat 4 Undang-Undang Perusahaan Daerah menentukan Perusahaan Daerah bergerak dalam lapangan yang sesuai dengan urusan rumah tangganya menurut peraturan- peraturan yang mengatur pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Cabang- cabang produksi yang penting bagi Daerah dan yang menguasai hajat hidup orang banyak di Daerah yang bersangkutan diusahakan oleh Perusahaan Daerah yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan.

e. Eksistensi Perusahaan Daerah di Indonesia

Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 menyebutkan bahwa 1 perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. 2 cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. 3 bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 4 Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan , berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. commit to user 5 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. Berdasarkan pasal 33 UUD 1945 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pelaku perekonomian di Indonesia terdiri dari pemerintah, swasta dan koperasi. Perusahaan merupakan salah satu wujud dari keterlibatan pemerintah, dalam hal ini pemerintah daerah, dalam kegiatan perekonomian. Dalam rangka pemberian isi otonomi yang riil dan luas kepada daerah dengan mengingat kemampuan daerah masing-masing perlu ditetapkan dasar-dasar untuk mendirikan perusahaan daerah. Hasil Perusahaan Daerah adalah salah satu daripada pendapatan pokok dari daerah. Perusahaan yang didirikan oleh daerah dewasa ini pada umumnya merupakan perusahaan yang tidak mengutamakan mencari keuntungan semata-mata melainkan khususnya ditujukan kepada terwujudnya fungsi sosialnya daripada perusahaan itu terhadap penduduk daerah. Perusahaan daerah bergerak dalam lapangan yang sesuai dengan urusan rumah tangganya menurut peraturan perundangan yang mengatur pokok-pokok pemerintahan daerah. Titik berat dari semua kegiatan Perusahaan Daerah harus ditujukan ke arah pembangunan daerah, khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umunya dalam rangka ekonomi terpimpin untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan industrialisasi dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan menuju masyarakat adil dan makmur.

f. Kelebihan dan Kekurangan dari Perusahaan Daerah Dibandingkan dengan Perusahaan Swasta.

Berdasarkan ketentuan hukum pada Pasal 4 Undang- undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, Perusahaan Daerah didirikan dengan suatu Peraturan Daerah. Peraturan Daerah tersebut merupakan dasar hukum atas berdirinya suatu Perusahaan Daerah. Selanjutnya Perusahaan Daerah tersebut pada Pasal 5 menyebutkan bahwa Perusahaan commit to user Daerah merupakan badan usaha yang bersifat memberi jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum, dan memupuk pendapatan. Dengan demikian, disamping menyelenggarakan sebagian dari tugas dan kewenangan pemerintah Daerah yakni menyediakan pelayanan dasar dan pelayanan umum, keuntungan dari Perusahaan Daerah yaitu dapat menghasilkan pendapatan atau laba yang dapat dikontribusikan dalam Pendapatan Asli Daerah, menyediakan jasa-jasa bagi masyarakat dalam bentuk pinjaman modal usaha dan tabungan serta merupakan sarana untuk melaksanakan pembangunan. Untuk Perusahaan Daerah, terdapat beberapa kekurangan yang sering dihadapi, antara lain : permodalan, tarif, peralatan, dan sumber daya manusia. Kekurangan- kekurangan ini dijumpai secara bersama- sama dalam satu perusahaan atau hanya salah satu dari beberapa kekurangan tersebut. Perusahaan yang bersifat pelayanan atau jasa biasanya kerap menemui masalah tarif, sedangkan pada perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang perbankan tidak jarang di hadapkan pada masalah perbankan. Masalah permodalan ini akan dapat diatasi antara lain dengan mengubah struktur pemegang saham Perusahaan Daerah. Selain itu kekurangan yang sering dijumpai terkait dengan aturan birokrasi yang sejumlah besar aturan tersebut dapat menghambat pengembangan perusahaan daerah. Pemerintah Daerah lebih memilih mendirikan Perusahaan Daerah daripada Perusahaan Swasta yang lain, karena, Perusahaan Swasta, yang modalnya dimiliki oleh swasta, umumnya berbentuk PT atau salah satu dari bentuk-bentuk usaha yang ada berdasarkan peraturan perundang- undangan, dimana PT berorientasi pada keuntungan dan atau laba yang sebesar-besarnya, sedangkan Perusahaan Daerah, yang modalnya merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, bertujuan untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah di segala bidang pada khususnya dan pembangunan ekonomi nasional pada umumnya.guna memenuhi commit to user kebutuhan rakyat, serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

g. Prosedur Pendirian Perusahaan Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, mengenai pendirian Perusahaan Daerah, disebutkan bahwa : 1 Perusahaan Daerah didirikan dengan Peraturan Daerah atas kuasa Undang-Undang ini, 2 Perusahaan Daerah termaksud pada ayat 1 adalah badan hukum yang kedudukannya sebagai badan hukum diperoleh dengan berlakunya Peraturan Daerah tersebut, 3 Peraturan Daerah termaksud pada ayat 1 mulai berlaku setelah mendapat pengesahan instansi atasan. Dalam UU Perusahaan Daerah ini ditetapkan, bahwa Perusahaan Daerah itu adalah suatu badan hukum berdasarkan Undang-Undang Perusahaan Daerah. Kedudukannya sebagai badan hukum diperoleh dengan berlakunya Peraturan Daerah yang mengatur pendirian Perusahaan Daerah tersebut. Pendirian Perusahaan Daerah menyangkut kepentingan yang lebih luas, yaitu dalam hubungannya dengan pembangunan daerah terhadap pembangunan nasional. Maka sesuai dengan sistem desentralisasi, system Desentralisasi yaitu : penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia Pasal 1 ayat 7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah , berdasarkan Peraturan Perundangan yang berlaku, dalam UU Perusahaan Daerah ditegaskan, bahwa Peraturan Daerah yang mengatur tentang pendirian Perusahaan Daerah itu mulai berlaku setelah mendapat pengesahan instansi atas. commit to user

4. Tinjauan Tentang Bank a. Pengertian Bank

Dokumen yang terkait

Implementasi Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : Per-09/MBU/2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance di Lingkungan Int

3 148 90

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame (Studi Tentang Penerbitan Izin Reklame di Kota Medan)

7 150 212

Implementasi Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 7 Tahun 2011 tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

6 111 114

Peran DPRD Dalam Fungsi Pembentukan Peraturan Daerah (Studi pada DPRD Provinsi Sumatera Utara Priode 2010 – 2011)Kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara

1 40 115

Analisis Penerapan Penuh Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Berbasis Akrual (Kasus Pada Pemerintah Kota Medan)

18 162 123

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Yaahowu Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

6 93 138

Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Izin Optikal

0 0 4

Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Daerah Bojonegoro

0 0 26

Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu

0 0 4

PERDA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

0 0 36