commit to user
4. Tinjauan Tentang Bank a. Pengertian Bank
Apabila berbicara tentang Lembaga Keuangan Bank, ada dua istilah yang perlu dijelaskan terlebih dahulu, yaitu Perbankan dan Bank.
Perbankan diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 juncto Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998. Menurut Ketentuan Pasal 1
angka 1 UU Nomor 20 Tahun 1998, Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Pada angka 2 pasal tersebut ditentukan, bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pengertian
Perbankan itu lebih luas dibandingkan dengan pengertian Bank. Pengertian Perbankan merupakan rumusan umum yang abstrak mencakup
3 tiga aspek utama, yaitu : 1 kelembagaan bank,
2 kegiatan usaha bank, 3 cara dan proses pelaksanaan kegiatan usaha bank.
Sedangkan pengertian Bank merupakan rumusan khusus yang konkret mencakup 2 dua aspek utama, yaitu :
1 badan usaha Bank corporate company 2 kegiatan usaha Bank business activities.
Sebagai lembaga yang menjalankan usaha di bidang jasa keuangan, Bank bukanlah sembarang badan usaha, melainkan yang secara hukum
memiliki status yang kuat dengan kekayaan sendiri yang mampu melayani kebutuhan masyarakat. Berdasarkan rumusan definisi bank, dapat
dipahami pula bahwa kegiatan usaha Bank pada pokoknya meliputi 3 tiga bentuk kegiatan, yaitu :
1 menghimpun dana,
commit to user
2 menyalurkan dana, dan 3 memberikan jasa keuangan.
Bank adalah tulang punggung pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, pengawasan dan pembinaan terhadap Bank oleh Bank Indonesia
sebagai Bank Sentral sangat menentukan. Semuanya ini diatur dalam Undang-Undang Perbankan.
Badan usaha Bank adalah badan hukum. Menurut ketentuan Pasal 21 Undang-Undang Perbankan, bentuk hukm Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rajyat adalah salah satu dari Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, atau Koperasi.
b. Peraturan Pendirian Bank
Pendirian bank pada umumnya diatur dalam undang-undang maupun dalam beberapa peraturan pelaksanaan, antara lain :
1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
2 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia. 3 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Badan Usaha Milik
Negara. 4 Peraturan Bank Indoneia No.227PBI2000 tentang Bank Umum.
5 Peraturan Bank Indonesia No.624PBI2004 tanggal 14 Oktober 2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan
Prinsip Syariah. 6 Peraturan Bank Indonesia No.622PBI2004 tanggal 9 Agustus 2004
tentang Bank Perkreditan Rakyat. 7 Peraturan Bank Indonesia No.617PBI2004 tanggal 1 Juli 2004
tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah. 8 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pencabutab Izin
Usaha, Pembubaran, dan Likuidasi Bank. 9 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 tentang Merger,
Konsolidasi, dan Akuisisi.
commit to user
10 Badan Hukum Bank yang berupa Perseroan Terbatas tunduk pada ketentuan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas. 11 Badan Hukum Bank yang berupa Perusahaan Daerah tunduk pada
ketentuan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962. 12 Badan Hukum Bank yang berupa Koperasi tunduk pada ketentuan
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 13 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
c. Prinsip-Prinsip Perbankan
Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya harus menerapkan prinsip- prinsip yang berlaku dalam perbankan. Undang- undang Nomor
10 Tahun 1998 tentang Perbankan mengatur prinsip dalam perbankan, yaitu prinsip kehati- hatian dan prinsip syariah.
Selain prinsip kehati- hatian dan prinsip syariah, dalam perbankan juga dikenal dengan prinsip mengenal nasabah know your customer.
Prinsip mengenal nasbah adalah prinsip yang diterapkan oleh bank untuk mengetahui sejauh mungkin identitas nasabah serta memantau kegiatan
transaksi nasabah termasuk kegiatan pelaporan terhadap transaksi yang mencurigakan. Penerapan prinsip mengenal nasabah ini meliputi, baik
nasabah bank biasa maupun nasabah bank tanpa berhadapan fisik, seperti nasabah yang melakukan transaksi melalui telepon, surat- menyurat, dan
electronic banking Munir Fuady, 2001 : 207.
commit to user
d. Jenis-Jenis Bank
Jenis Bank menurut Pasal 5 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, adalah :
1 Bank Umum
Berdasarkan Pasal 1 angka 3 tiga Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian Bank Umum adalah Bank
yang melaksanakn kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Pengertian jasa dalam lalu lintas pembayaran menunjukkan
bahwa bank umum menjalankan usaha di bidang jasa yang bersifat umum meliputi seluruh jasa perbankan sebagai lembaga keuangan.
2 Bank Perkreditan Rakyat
Berdasarkan Pasal 1 angka 4 empat Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian Bank Perkreditan Rakyat
adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Pengertian tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
meliputi tidak menerima simpanan berupa giro yang tunduk pada lalu lintas pembayaran, baik secara tunai maupun dengan surat berharga
atau pemindahbukuan. Pembatasan tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan fungsi Bank Perkreditan Rakyat yang ditujukan
hanya untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat ekonomi lemah.
commit to user
5. Tinjauan Tentang Bank Perkreditan Rakyat a. Definisi Bank Perkreditan Rakyat